Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jilanw adhi

Skincare Menjadi Penyumbang Biaya Hidup Terbesar Mahasiswa Jogja

Gaya | 2024-09-23 14:15:12

Yogyakarta, kota pelajar yang dikenal dengan suasana yang tenang dan biaya hidup yang relatif terjangkau, kini mengalami perubahan. Hasil survei terbaru Bank Indonesia dan UPN Veteran Yogyakarta menunjukkan bahwa biaya hidup mahasiswa di kota ini mengalami kenaikan signifikan. Jika pada tahun 2020 rata-rata pengeluaran mahasiswa mencapai Rp2,91 juta per bulan, maka pada tahun 2024 angka tersebut naik menjadi Rp2,96 juta. Kenaikan ini mungkin terlihat kecil, namun jika kita telusuri lebih dalam, terdapat sejumlah faktor yang mendorong peningkatan biaya hidup mahasiswa, terutama terkait dengan perubahan gaya hidup.

Gaya Hidup Mahasiswa Modern

Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan biaya hidup mahasiswa adalah perubahan gaya hidup. Jika dulu mahasiswa lebih mengutamakan kebutuhan dasar seperti makan dan tempat tinggal, kini mereka semakin memperhatikan penampilan dan gaya hidup. Hal ini terlihat dari meningkatnya pengeluaran untuk perawatan diri, terutama produk skincare.

Survei menunjukkan bahwa pengeluaran untuk skincare mengalami lonjakan signifikan dari Rp159.620 pada tahun 2020 menjadi Rp191.495 pada tahun 2024. Tidak hanya perempuan, laki-laki pun semakin sadar akan pentingnya merawat kulit. Tren ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti maraknya influencer kecantikan di media sosial, serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan kulit. Tidak heran klinik kecantikan Jogja pun tumbuh subur.

Selain skincare, mahasiswa juga cenderung memilih tempat tinggal yang lebih nyaman dan dekat dengan kampus, serta menggunakan gadget dengan merek terkenal seperti iPhone. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa saat ini memiliki standar hidup yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.

Dampak terhadap Ekonomi Yogyakarta

Kenaikan biaya hidup mahasiswa memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian Yogyakarta. Di satu sisi, peningkatan pengeluaran mahasiswa untuk konsumsi mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama sektor ritel dan jasa. Namun, di sisi lain, kenaikan biaya hidup juga dapat menjadi beban bagi mahasiswa dari keluarga menengah ke bawah.

Sektor pendidikan sendiri memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY. Dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan pengeluaran mereka, sektor ini semakin berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, perlu diingat bahwa kenaikan biaya hidup juga dapat mengurangi daya beli mahasiswa, sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di sektor lain.

Solusi dan Tantangan

Untuk mengatasi masalah kenaikan biaya hidup mahasiswa, diperlukan berbagai upaya dari berbagai pihak. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Meningkatkan kesadaran akan pengelolaan keuangan: Mahasiswa perlu diberikan edukasi mengenai pentingnya mengatur keuangan sejak dini.
  • Memperbanyak pilihan tempat tinggal yang terjangkau: Pemerintah dan pihak swasta perlu bekerja sama untuk menyediakan lebih banyak pilihan tempat tinggal yang terjangkau bagi mahasiswa.
  • Mengembangkan produk lokal: Pemerintah dapat mendorong pengembangan produk lokal dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau, sehingga dapat menjadi alternatif bagi produk impor.
  • Memberikan bantuan keuangan: Pemerintah dapat memberikan bantuan keuangan kepada mahasiswa yang kurang mampu, seperti beasiswa atau pinjaman lunak.

Kenaikan biaya hidup mahasiswa di Yogyakarta merupakan fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor penyebab. Perubahan gaya hidup, meningkatnya standar hidup, dan pengaruh media sosial adalah beberapa faktor utama yang mendorong kenaikan ini. Meskipun kenaikan biaya hidup memberikan dampak positif terhadap perekonomian, namun perlu diingat bahwa hal ini juga dapat menjadi beban bagi mahasiswa, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, baik pemerintah, perguruan tinggi, maupun mahasiswa sendiri. Dengan demikian, mahasiswa dapat tetap menikmati masa studinya tanpa harus terlalu khawatir dengan masalah keuangan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image