Apa yang Terjadi Bila Pangan Tanpa Petani?
Eduaksi | 2024-09-18 05:58:34Oleh: Antasalam Ajo (Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Buton)
Baubau (18/09/2024). Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat vital bagi kelangsungan hidup. Menurut data dari Badan Pangan Dunia (FAO), sekitar 821 juta orang di seluruh dunia mengalami kelaparan pada tahun 2020, dan angka ini diprediksi akan meningkat akibat dampak pandemi COVID-19 dan perubahan iklim (FAO, 2021). Pangan tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi, tetapi juga berperan penting dalam kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan manusia. Tanpa pangan yang cukup dan bergizi, masyarakat akan menghadapi berbagai masalah kesehatan, termasuk stunting dan malnutrisi.
Sistem pangan global saat ini sangat bergantung pada keberadaan petani. Di Indonesia, petani kecil menyuplai sekitar 70% dari total produksi pangan nasional. Mereka berperan sebagai penghasil beras, sayuran, dan buah-buahan yang merupakan komponen penting dalam pola makan masyarakat. Jika membayangkan dunia tanpa petani, maka produksi pangan akan terhenti, dan dampak negatifnya akan langsung terasa di seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, memahami urgensi pangan dan peran petani adalah langkah awal untuk menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan.
Kenapa Harus Ada Petani?
Keberadaan petani sangat penting dalam memastikan ketahanan pangan suatu negara. Petani adalah garda terdepan dalam produksi pangan, dan mereka memiliki pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk mengelola lahan pertanian. Menurut laporan dari World Bank, sektor pertanian menyerap sekitar 27% dari total tenaga kerja di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa petani tidak hanya berkontribusi pada produksi pangan, tetapi juga pada penciptaan lapangan kerja dan penghidupan masyarakat.
Di samping itu, petani berperan dalam menjaga keberagaman hayati dan ekosistem. Praktik pertanian yang berkelanjutan, seperti pertanian organik dan agroforestri, dapat membantu melestarikan lingkungan. Sebagai contoh, petani di kawasan pegunungan Dieng, Jawa Tengah, menerapkan sistem pertanian terintegrasi yang menggabungkan tanaman padi, sayuran, dan buah-buahan dengan pengelolaan sumber daya air yang efisien. Praktik-praktik ini tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem lokal.
Bagaimana Agar Petani Sejahtera?
Untuk mencapai kesejahteraan petani, diperlukan berbagai kebijakan dan dukungan dari pemerintah serta masyarakat. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah memberikan akses kepada petani terhadap teknologi dan informasi. Penggunaan teknologi pertanian modern dapat meningkatkan produktivitas di berbagai bidang kehidupan khususnya di bidang pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi, petani dapat mengoptimalkan hasil panen dan mengurangi kerugian akibat hama dan penyakit serta berbagai faktor lainnya.
Selain itu, akses ke pasar juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Banyak petani kecil yang kesulitan menjual hasil panennya karena minimnya informasi pasar dan jaringan distribusi. Pemerintah dan lembaga non-pemerintah dapat berperan dalam membangun sistem pemasaran yang efisien, seperti koperasi pertanian yang dapat membantu petani menjual produk mereka dengan harga yang lebih baik.
Mewujudkan Pangan Berkelanjutan Melalui Petani
Mewujudkan pangan berkelanjutan memerlukan kolaborasi antara petani, pemerintah, dan masyarakat. Pertanian berkelanjutan tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan petani. Inisiatif seperti Program Pertanian Berkelanjutan yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia bertujuan untuk meningkatkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Di beberapa daerah, petani telah berhasil menerapkan metode pertanian berkelanjutan yang memberikan hasil positif. Misalnya, di Kabupaten Malang, petani menerapkan teknik pertanian organik dengan memanfaatkan limbah pertanian sebagai pupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, petani dapat berkontribusi pada pencapaian ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Hikmah Adanya Petani Bagi Kehidupan Manusia
Hikmah keberadaan petani sangatlah besar dalam kehidupan manusia. Mereka tidak hanya menyediakan pangan, tetapi juga berkontribusi pada budaya dan tradisi masyarakat. Dalam banyak budaya, pertanian merupakan bagian integral dari identitas dan kehidupan sehari-hari. Di berbagai tempat, banyak upacara adat yang berkaitan dengan musim tanam dan panen, yang menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara manusia dan tanah.
Lebih jauh, petani juga berperan dalam menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi di komunitas. Dengan adanya petani yang sejahtera, masyarakat dapat menikmati akses terhadap pangan yang cukup dan berkualitas. Hal ini berdampak positif pada kesehatan masyarakat dan produktivitas ekonomi secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kesejahteraan petani dapat mengurangi angka kemiskinan di pedesaan hingga 20%. Dengan demikian, keberadaan petani bukan hanya penting untuk produksi pangan, tetapi juga untuk pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
*****
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.