Hijab Bukti Keimanan
Agama | 2024-09-15 18:09:50Sebagai muslimah, sudahkah kita mempertahankan keyakinan bahwa membuka kerudung di tempat umum dan dilihat laki-laki yang bukan mahromnya adalah perbuatan maksiat?.
Masih segar di ingatan ini peristiwa lepasnya hijab para pengibar bendera pusaka muslimah. Walau pada akhirnya penutup aurat di kepala kembali dikenakan, namun siapa yang menjamin peristiw serupa kembali kejadian?.
Jangankan para peserta pengibar bendera yang berdedikasi untuk negara, bahkan tak sedikit para wanita muslimah rela melepas hijab demi mencari nafkah di negeri gemah ripah. Tak sedikit perusahaan, industri bahkan instansi yang menolak perempuan berkhimar. Dengan dalih beraneka ragam, muslimah hari ini dipaksa tak beriman demi harta ataupun demi gelar semata.
Negara punya peran penting terhadap pelaksanaan Syariat agar tidak berbenturan dengan aturan negara. Dan sejatinya, aturan Islam saat diterapkan pasti sesuai fitrah manusia dan akan menghadirkan kebaikan.
"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."
(QS. An-Nur 24: Ayat 31)
Karena berhijab adalah kewajiban dari Pencipta, maka tidak ada ketaatan kepada manusia yang justru menghantarkan pada maksiat. Berbagai kebijakan "nyleneh" saat ini seolah menguji umat Islam, apakah kondisinya tidur atau bangun. Jika dalam kondisi bangun, maka akan segera merespon serta menolak peraturan-peraturan yang melanggengkan kemaksiatan. Namun jika dalam kondisi tidur, maka para pembenci Islam akan terus menyuarakan dan membuat aturan yang membelenggu umat Islam. Sudah saatnya setiap muslim senantiasa menyuarakan kebaikan yang berasal dari Sang Pencipta. Wallahu a'lam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.