Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Universitas Ahmad Dahlan

Proses Pembuatan Batik Tulis

Eduaksi | 2024-09-06 11:25:12
KKN MAs Kelompok 122 pelajari proses pembuatan batik tulis pewarna alami di Desa Gerdu, Karanganyar (Dok. Istimewa)

Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, merupakan salah satu wilayah yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin batik. Setiap hari mereka melakukan aktivitas membatik, dimulai dari pembuatan pola dasar, pencantingan dengan malam, pewarnaan, penglorotan malam, hingga tahap akhir dan kain batik pun siap diperjualbelikan.

Inilah yang melatarbelakangi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Muhammadiyah ‘Aisyiyah (MAs) Kelompok 122 untuk ikut melakukan kegiatan membatik. Mereka melakukannya di rumah Ibu Lurah, dan belajar proses membuat pola batik, mendesain, membatik atau mencanting, pewarnaan dan pelorotan, kemudian menunggu hasil jadi.

“Pembuatan pola batik biasanya diselesaikan kurun waktu dua minggu, tergantung dari kesulitan polanya,” ujar Sriyani Veri Kurnianto selaku lurah.

Ia melanjutkan, “Kelompok membatik kami bernama Batikalam Gerdu dan dibentuk sejak tahun 2020. Ciri khas dari batik ini adalah pewarnaannya menggunakan pewarna alami yang berasal dari pohon mahoni dan tumbuhan lainnya sehingga ramah lingkungan,” ujar Bu Sriyani.

Proses pemberian warna pada kain batik yang ada di Desa Gerdu, biasanya dilakukan hingga 10–15 kali. Selain belajar dan mengenal batik tulis, mahasiswa KKN juga membantu pemasaran produk-produk yang dibuat oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti tas, baju, kopiah, tote bag, dan lain-lain melalui digital marketing.

Sundari Yupita Sari, salah satu mahasiswa KKN MAs dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), mengungkapkan bahwa ada kebanggaan tersendiri bisa ikut serta belajar membatik karena ini merupakan pengalaman pertama baginya.

“Saya sangat menghargai kesempatan untuk keikutsertaan sebagai peserta membatik karena dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa agar tetap menjaga warisan budaya Indonesia terhadap batik. Apalagi ini pewarna batiknya dari pewarna alami yang ramah lingkungan jadi patut didukung. Saya berharap sekali UMKM Batikalam di Desa Gerdu dapat memperluas jangkauan pemasaran produknya.” (Sundari)Top of Form

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image