Pentingnya Ibadah dan Infak Berdasarkan Surah Al-Quraisy
Agama | 2025-01-15 10:56:38Allah memulai firman-Nya pada Surah Al-Quraisy dengan li ilafi quraisy, yaitu ingin memberikan perhatian kepada kebiasaan Kaum Quraisy. Quraisy adalah salah satu suku yang dominan di Kota Makkah pada zaman jahiliah dan zaman Nabi Muhammad saw., bahkan beberapa zaman sesudah itu. Nabi Muhammad saw. juga berasal dari Suku Quraisy. Bahasa Al-Qur’an yang dibaca hingga sekarang merupakan bahasa kaum Quraisy.
Penghidupan utama orang-orang Quraisy adalah berbisnis, dikarenakan kota Makkah tidak bisa untuk bertani. Hal ini diceritakan pada ayat kedua rihlatasy-syita’i was shaif yang artinya mereka melakukan perjalanan bisnis di musim dingin untuk pergi ke negeri yang panas di daerah selatan seperti Yaman dan pada musim panas mereka pergi berdagang ke negeri-negeri daerah utara seperti Syam (sekarang menjadi Syria, Lebanon, dan Palestina).
Lalu Nabi Muhammad saw. mendapat wahyu dari Allah Swt. dalam bentuk Surah Al-Quraisy dengan pesan utamanya adalah memperjuangkan penegakan akidah tauhid yakni percaya kepada Tuhan dan beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu tema ayat ini adalah falya’budu rabba hazal-bait yang artinya hendaklah mereka beribadah menyembah kepada Allah Swt. pemilik dari rumah suci Baitullah atau Kakbah yang ada di Makkah.
Ibadah juga merupakan salah satu dari dua ajaran sentral, di dalam sejumlah ayat Al-Qur’an dijelaskan Allah berfirman pada Surah Az-Zariyat ayat 56 yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. Ayat ini tidak sekadar menyampaikan pesan beribadah tetapi juga terdapat alasan mengapa ibadah itu harus dilakukan. Alasan pertama adalah sebagai tanda kesyukuran kepada Allah, maka hendaklah manusia beribadah kepada-Nya. Alladzi at’amahum min ju’iw, karena Tuhan telah membebaskan manusia dari kelaparan. Alasan kedua adalah wa amanahum min khauf yang artinya dan membebaskan mereka dari rasa takut. Dua unsur pokok inilah sangat penting dalam kehidupan manusia.
Selain itu, di dalam ajaran Al-Qur’an terdapat fokus penting yang melahirkan doktrin Surah Al-Ma’un, untuk bagaimana seorang hamba bisa berbagi dan berdaya bagi orang lain. Karena itu anjuran infak sangat digalakkan di ajaran Islam, hal itu merupakan salah satu cara untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Masjid juga hendaknya mendekatkan diri kepada masyarakat dan menjalankan pesan dari ayat-ayat yang terdapat dalam Surah Al-Quraisy sehingga dunia akan bebas dari kelaparan dan kemiskinan. Semoga kontribusi umat Islam benar-benar bermanfaat bagi seluruh alam.
Hal ini disampaikan pada Khutbah Jumat 10 Januari 2025 di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan khatib Ust. Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A., selaku Ketua Bidang Organisasi, Ideologi, Kaderisasi, dan Pembinaan AMM Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (Lus)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.