Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image sucahyo adi swasono@PTS_team

Ketika Politik sebagai Panglima

Sastra | 2024-08-28 01:39:39
Ilustrasi: pixabay.com

Silakan saja bila itu digeluti dan terus menerus ditindaklanjuti
Silakan saja, dan sah-sah saja dalam menjawab tantangan kehidupan sepanjang zaman
Namun, apa yang telah diraih dan diperoleh?
Sudahkah tatanan segala aspek kehidupan yang terlingkup di dalamnya Memancarkan sebuah harmoni kehidupan ideal surgawi?
Sudahkah, membangun tatanan kehidupan beralaskan pondasi politik itu mengarah pada tujuannya?
Sudahkah?

Bila tak sampai, sudah berapa lama bahtera negeri ini mengarungi samudra? Melewati usia satu-dua generasikah?
Lantas, sampai kapankah terus begini kami bertanya dan bernyanyi
Dalam buaian senandung harap sabar menanti pelipur lara?
Sampai kapankah?

Ada yang salah!
Celetuk sang pengagung jubah laksana sang aulia
Dengan narasi ilusi magis bahwa tanpa ini kita akan jadi buta
Yang berhadapan dengan sang pengagung jubah laksana sang cendekia Dalam narasi ilusi magis pula bahwa tanpa itu kita akan jadi lumpuh

Ach, keduanya masih dalam cengkeraman dan biusan
Oleh politik adalah panglima dalam menjawab tantangan kehidupan
Hingga saat ini, di zaman ini

Bagaimana seharusnya?
Tanya sang awam kebanyakan
Kembalikan kepada ajaran Tuhan yang penuh dengan keseimbangan dan universal
Bila kita hendak mencapai tujuan hidup dalam tatanan surgawi
Jawab salah seorang di antara para sang awam kebanyakan, dengan lugasnya

Sesederhanakah itukah jawabnya?
Kembali, sang awam kebanyakan bertanya
Kenalilah dirimu dengan seksama, maka engkau akan mengenal Tuhanmu Dengan ajaran-Nya yang tak secuilpun ada yang timpang
Dalam menatap kehidupan menuju tatanan surgawi
Sudahkah itu dijalani?

*****

Kota Malang, Agustus di hari kedua puluh delapan, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image