Stop Lakukan Ini Bila tidak Ingin Anak Speech Delay
Parenting | 2024-08-27 09:49:15Definisi
Speech delay merupakan suatu kondisi anak terlambat bicara. Anak mengalami keterlambat berbicara diabandaingkan anak seusianya. Speech delay adalah ketidak berhasilan seorang anak dalam berbicara sesuai dengan usia kronologi (Delia, 2021). Anak yang mengalami speech delay akan gagal mengkomunikasikan keinginananya karena kurang banyak kosaka katanya. Berbeda dengan speech delay, pada anak dengan language delay mereka kesulitan untuk menangkap makna dan sulit mengungkapkan informasi .
Anak dengan language delay biasanya sulit untuk memahami isi pesan, sulit menyampaikan pendapat dan ide. Biasanya anak dengan kondisi ini memiliki bahasa tubuh sepeti mengedipkan mata, atau gerakan mulut yang berebeda. Sedangkan anak speech delay, anak tau dari isi pembicaraan tetapi dia kesulitan memproduksi kata.
Penyebab
Penelitian menyebutkan bahwa anak laki-laki lebih beresiko untuk mengalami speech delay dari pada anak perempuan. Ada juga anak yang mengalami terlabat berbicara karena sejak awal ada kerusakan pada organ pendengaran. Kondisi lain yang menyebabkan anak terlambat bicara adalah anak dengan gangguan autisme dan anak dengan gangguan intelektual. Biasanya kedua anak special ini kesulitan dalam memahami untuk gangguan intelektual dan sulit konsentrasi pada anak autis.
Kondisi lain yang emnyebabkan anak mengalami terlambat bicara dalah kesalahan pola asuh. Orang tua jarang mengajak anak untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan nada cepat. Padahal anak membutuhkan waktu untuk memproses kosa kata baru yang ia teriama. Kondisi lain yang menyebabkan anak terlambat bicara aadalah terlalu banyak screen time. Meskipun anak banyak mendapat kosa kata baru, anak cenderung sulit berbicara karena video yang di lihat hanya satu arah bukan komunikasi. Anak hanya tahu kosa kata tanpa mengetahui kapan penggunaan kosa kata tersebut.
Penanganan
1. Membawa ke terapi wicara. Pada anak dengan speech delay kronis orang tua harus bekerja sama dengan tenaga ahli untuk meberikan terapi wicara.
2. Sering mengajak berkomunikasi. berkomunikasi dua arah dengan melakukan kontak mata langsung diperlukan untuk membantu anak.
3. Berbicara pelahan dan jelas. Hindari berbicara terlalu cepat dan tidak jelas. Tuntun anak secara pelahan untuk mengucapkan kata-kata.
4. Ajak bermain. bermain merupakan sarana belajar yang paling menyenangkan. anak akan belajar dari temanya untuk berbicara dengan cara yang asik. bermain juga bisa menstimulus otaknya untuk jauh lebih berkembang.
5. Pijat Oromotor. Setiap tahapan perekmbangan anak adalahs suatu tapan yang berkesinambungan. Anak yang minum Asi langsung dari ibu akan sedikit berbeda dibanding dengan dot. Gerakan menyusu dianggap mampu memeprsiapakan otot sekitar mulut untuk berbicara. Namun kini terdapat banyak botol dot yang di desain semirip mungkin dengan milik ibu. Tidak ada salahnya emlakukan pijatan lembut di area pipi dan sekitarnya guna menunjang persipan berbicara anak.
6. Menggunakan alat bantu. Orang tua juga bisa mengajari anak berbicara dengan mengenalkan berbagai kosa kata dengan flash card. Sekarang juga banyak permainan yang bersifat edukatif, sehingga anak bisa belajar dengan cara yang menyenangkan.
7. Mendongeng. Bercerita pada anak sebelum tidur memiliki banyak manfaat. Selain memancing daya imajinasi, dongeng juga bisa menstimulus anak untuk merangkai kata. Tentunya dongeng adalah cara terbaik untuk mengenalkan kosa kata sebanyak mungkin pada anak.
Hindari
1. Hindari berbicara dengan banyak bahasa. Hindari untuk mencapur banyak bahasa dalam satu waktu. Sepakati bahasa mana yang akan dikenalkan terlebih dahulu. Jika tidak memungkinkan karena keluarga berasal dari Negara beda, orang tua bisa secara konssiten berbicara satu bahasa
2. Berbicara terlalu cepat. Berikan waktu pada anak untuk memproses kosa kata yang baru ia terima.
3. Terlalu banyak Screen time
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.