5 Alasan Mengapa Sulit Bahagia Pasca Ditinggal Meninggal
Eduaksi | 2024-08-20 14:18:08Latar belakang
Faktanya tidak ada individu yang selalu hidup bahagia, dari sekian harinya yang sempurna pasti akan ada kesedihan yang muncul. Kesedihan seseorang itu bersumber dari berbagai macam hal, ada yang karena kegagalan, kekecewaan bahkan kematian. Kematian adalah bagian mutlak dari fase kehidupan. Setiap yang bernyawa pasti akan menghadapi kematian, tidak ada satupun yang bernyawa bisa abadi. Setiap kematian pasti menimbulkan kesedihan, baik keluarga dekat maupun teman sekitarnya. Seperti yang tertuang dalam ayat Q.S Al Ankabut ayat 57 yang berbunyi.
“ Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami kamu dikembalikan”
Kesedihan akibat kematian merupakan level yang berbeda dari kesedihan pada umunya. Kehilangan orang yang di cintai akibat kematian akan berdampak serius pada orang terdekatnya bila tidak mampu mengatasi kesedihan tersebut. Bagi mereka yang sukses mengatasinya maka mereka akan melanjutkan hidup. Tetapi bagi orang yang belum berhasil mengatasi kesedihan karena kematian maka akan berdampak pada kehidupun sehari-hari.
Dampak
Ditinggalkan orang yang kita cintai akan berdampak pada kehidupan kita, salah satunya di awal kita akan merasakan rindu yang amat berat, perasaan menyesal juga akan menyertai, terlebih jika kita tak berhasil menemani atau mewujudkan keinginanya. Dilanjutkan dengan adanya perasaan amarah, kecewa, menyalahkan keadaan. Biasanya individu akan menarik diri, dan mulai melakukan kilas balik perjalanan hidup saat bersama. Pada beberapa individu kehilangan juga menyebabkan kehilangan gairah hidup. Orang akan merasa putus asa, sulit makan, sulit tidur, bahkan mimpi buruk. Biasanya perasaan ini muncul dan akan hilang dengan seiring berjalanya waktu.
Alasan sulit bahagia
Pada beberapa individu akan mengalami beberapa masalah jika dia tidak berhasil menangani kesedihanya. Berikut adalah alasan mengapa sulit untuk kembali bahagia pasca di tinggal mati orang tercinta.
1. Sulit menerima keadaan, individu yang tidak bisa menerima keadaan akan sulit merasa bahagia pasca di tinggal mati. Biasanya individu akan tenggelam dengan kata pengandaian dan seharusnya. “ andai bisa begini pasti tidak terjadi” biasanya mereka akan memenuhi otaknya dengan pemikirna tersebut.
2. Masih menyimpan amarah. Individu yang terus-menerus menyimpan amarah akan merasa sulit bahagia. Dia membiarkan dirinya dipenuhi dengan emosi negative sehingga hal bahagia lainya tidak akan terasa.
3. Ingin bertukar tempat, Pada individu ini biasanya terjadi tukar-menukar tempat. Dia merasa ingin menggantikan posisi orang yang meninggal. Individu ini akan sulit untuk bahagia lagi karena dia menyakini bahwa seharusnya dialah yang lebih baik pergi.
4. Menarik diri, depresi merupakan hal yang umum terjadi pada orang yang mengalami kehilangan. Semakin dia menarik diri maka semakin sulit untuk bangkit dan merasa bahagia kembali.
5. Monolak takdir, semakin dia menyangkal dan menolak maka otaknya akan dipenuhi dengan pemikiran tersebut. Seperti hukum medan magnet semakin banyak emosi positif maka semakin menjauh, medan minus bertemu dengan minus. Tetapi di saat dia bisa menerima keadaan maka akan semakin mudah.
Cara bangkit dari kesedihan
1. Menerima kesedihan, hal sederhana yang perlu dilakukan adalah menerima kesedihan akibat kematian. Dengan menerima kita akan jauh lebih bersikap realistis, jika ingin menangis maka menangislah karena itu wajar. Jangan di pendam, jangan di hambat biarkan keluar apa adanya.
2. Membuka diri, membuka diri bisa bermakna luas, setelah menerima kesedihan maka membuka diri diperlukan. Biarkan dirimu bercerita, menerima bantuan, atau membiarkan orang luar masuk untuk membantu. Tidak perlu terburu-buru semua ada tahapan dan masanya.
3. Menyibukkan diri, selain membuka diri kita perlu mencari kesibukan baru, dan kembali ke aktivitas. Harapanya waktu akan digunakan dengan maksimal, semakin banyak kita sendiri, semakin besar kemungkinan kita akan bersedih.
4. Membantu orang lain, disaat kita memberi dan mebantu orang lain justru sebenarnya kita sedang membantu diri kita sendiri. Terlebih jika kita membantu orang dengan permasalahan sama maka kita akan merasa jauh lebih baik, karena ada perasaan berharga disana.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.