Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Rizqia

5 Alasan Anak Perempuan tidak Dekat dengan Ayah

Parenting | Monday, 12 Aug 2024, 12:25 WIB

Sedang trending di salah satu podcast yang bintang tamunya menangis gara-gara ditanya soal cita-cata oleh hostnya. Mungkin bagi sebagian orang kejadian ini terbilang alay, lebay atau berlebihan, namun ada orang yang menganggap pertanya sederhana ini sangat berarti. Bukan isi pertanyaanya tapi makna yang ditangkap oleh si gadis, pertanyaan yang menunjukkan adanya kepedulian. Yaps benar pertanyaan kita bisa bermakna berbeda bagi penerimanya, ada pertanyaan yang dianggap seperti ejekan, pengahakiman atau perhatian.

Kembali pada kasus gadis menangis diatas, setelah ditanya ternyata alasan dia menangis adalah sudah lama dia tidak ditanya oleh ayahnya terkait hidupnya. Dia merasa pertanyaan tersebut begitu berarti dan bentuk perhatian dari seseorang diala dia sedang berjuang mengahadapi masalah hidupnya.

Fakta

Dari kisah di atas menjelasakan bahwa ada banyak hal yang bisa membuat seseorang mendapat permasalahan salah satunya adalah kurangnya perhatian. Terkadang orang tua sibuk memenuhi kebutuhan fisik anak tapi lupa akan adanya kasih sayang dan perhatian. Pada dasaranya anak tidak membutuhkan mainan bagus, liburan yang mewah, baju bagus. Tetapi waktu yang berharga dari ornag tua, pujian dari orang tua, serta perhatian orang tua .

Alasan Anak Tidak Dekat Dengan Ayah

Kisah lain ada bapak yang bercerita tentang perubahan sikap anaknya yang jadi lebih pendiam dan tidak penurut. Padahal setiap hari dia yang mengantar sekolah, semejak masuk SMA tiba-tiba dia beruabah 100 persen. Anaknya menjadi pendebat yang ulung, dia cenderung nekat, mencari perhatian lewat prilakunya. Mungkin kasus ini banyak dialami oleh orang tua yang anak gadisnya beranjak dewasa. Maka saya membahas beberapa hal berikut dengan bapak, alasan mengapa anak bisa tidak dekat dengan ayahnya.

1. Uneg-uneg yang tak tersampaikan

Pada saat itu saya bertanya sejak kapan mulai berubah, lalu bapak menjawab sejak SMA langsung berubah. Saya tanyakan kembali coba di ingat-ingat lagi sebelumnya ada kejadian-kejadian, tetapi bapak tetap bersikukuh bahwa SMA yang merubah anaknya. Setelah lama berbicang akhirnya bapak bercerita bahwa anak ini paling di sayang, semua kebutuhan diberikan, bahkan saat dia cedera maka orang sekitar yang akan disalahkan. Pada saat si gadis masih SD dan SMP mungkin masih belum berkembang sempurna kepekaanya terhadap sekitar. Sehingga si anak merasa di ratukan dengan prilaku ayahnya. Namun ketika beranjak dewasa, anak sudah mulai berpikir dan mucul perasaan tidak enak dengan orang sekitanya. Coba bayangkan jika terjadi sesuatu pada dia dan teman-temanya yang di salahkan, bagaimana cara dia berhasil di lingkungan social.

2. Kurang waktu bersama

Meskipun si bapak memenuhi seluruh kebutuhan, bahakan cenderung membelikan barang sebelum di minta, tetapi bapak sibuk bekerja. Terkadang untuk beli barang saja harus bersama supir atau asistenya. Pertanyaan saya kepada bapak kira-kira apa sih yang menjadi kegemaran anak anda, bapaknya kebingungan menjawab. Kita boleh sibuk bekerja karena itu untuk anak, namun setidaknya jika tidak bisa meluangkan waktu paling tidak mengetahui perjalana hidup anak. Apa yang menjadi kesukaan , apa yang dia tidak suka. Hampir semua anak gadis yang menjadi klien saya selalu mengungkapakan harapanya bisa bermain bersama ayahnya. Meskipun mereka tau konsekuensinya jika ayah sibuk bermain maka ayah tidak bisa bekerja. Mereka jauh lebih memilih makan seadanya dan mengahabiskan waktu bersama.

3. Sama-sama gengsi

Saya bertanya pada bapak sebelum datang ke ruang konsultasi pernah tidak berbicara dari hati ke hati. Deeptalk hanya berdua membicarakn hal-hal yang ringan? Atau sekedar ungkapan rasa syukur telah hadir di kehidupan ini, si bapak menjawab tidak pernah. Terkadang kerenggangan terjadi saat keduanya saling tidak berkomunikasi. Jangankan mengungkapkan perasaan syukur atau pujian bertanya tentang harinya saja tidak penah.

4. Terburu-buru menilai dan memberi solusi

Penyakit lain dari hampir seluruh pria adalah cepat menilai dan segera memberi solusi baik pada anak maupun istri. Anak gadis memiliki kepekaan yang unik, terkadang kita menganggap bukan masalah tetapi dia menganggap masalah. Apakah anak kita terlalu alay atau berlebihan? tentu tidak, dia hanya belum tau dan belum mengalami masalah yang lebih besar. Bisa jadi masalah yang di hadapi saat itu adalah masalah terberat bagi dia. Perkataan yang cenderung meremehkan seperti “ halah gitu aja” bisa menyakitkan hati. Sesungguhnya yang dibutuhkan semua gadis didunia adalah telinga untuk mendengar, dan kehadiran kita untuk membantunya. Hal itu jauh lebih dibutuhkan oleh anak gadis ketimbang seribu solusi yang ditawarkan.

5. Kurang memahami dunia anak

Salah satu anak cenderung lebih akrab dan mudah menurut pada temanya saat dewasa adalah mereka saling memahami, bahasa kerenya “sefrekuensi”. Terkadang kita lupa menyelami dunia mereka, sehingga tidak ada oborolanyang asik antara ayah dan anak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image