Sonic Branding, Apa Itu?
Teknologi | 2024-08-07 08:45:22
Sonic Branding? Apa itu? Secara sederhana dapat dikatakan, pemanfaatan semua indera untuk menarik orang mengonsumsi produk makanan yang perusahaan tawarkan. Simak penjelasannya!
Bukan rahasia lagi bahwa makanan yang sangat diproses seperti keripik kentang, biskuit, dan cokelat, mudah sekali membuat kita makan berlebihan. Bukan hanya tampilannya saja yang penting. Perusahaan memanfaatkan semua indera untuk menarik orang ke produk mereka. Kok bisa begitu ya?
Ternyata ini rahasianya! Makanan-makanan tersebut sering kali dirancang secara khusus untuk membuat kita ketagihan, kata seorang ilmuwan yang pernah bekerja di perusahaan UPF kepada Business Insider. com. Dia membagikan 2 cara mengejutkan bagaimana UPF dibuat untuk membuat kita mendambakannya.
Profesor Barry Smith, seorang ahli dalam pengalaman multisensorik saat makan yang berbasis di Centre for the Study of the Senses di University of London, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan seperti Kellogg's, Coca-Cola, dan Ferrero. Awalnya, perusahaan-perusahaan tersebut datang kepadanya untuk menanyakan bagaimana cara mengurangi garam dan gula dalam produk mereka tanpa mengorbankan rasa, katanya.
Namun seiring berjalannya waktu, Smith mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan menjadi lebih tertarik untuk meningkatkan kualitas makanan agar menjadi lebih lezat hingga membuat orang tidak bisa berhenti memakannya.
"Dan saya pikir, tunggu dulu, itu bukan pesan yang sama karena kami ingin membuat makanan yang lebih sehat," katanya.
Smith memutuskan untuk berhenti berkonsultasi tentang UPF karena alasan etis dan menghentikannya dari pola makannya sendiri karena risiko kesehatan yang terkait. Mereka dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan termasuk diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, kanker tertentu, dan depresi.
UPF adalah makanan yang mengandung bahan-bahan yang tidak akan Anda temukan di dapur biasa dan dibuat dengan menggunakan proses industri. Makanan ini cenderung sangat lezat, stabil di rak, dan sangat laku di pasaran. Bahkan sebelum Anda menggigit UPF, Anda sudah mendapatkan suntikan dopamin, hormon kenikmatan, kata Smith.
"Jika Anda berjalan menyusuri lorong supermarket dan Anda melihat semua kemasan yang menarik ini, saat itulah dopamin Anda melonjak. Bukan saat Anda benar-benar memakan makanan tersebut," ujarnya.
Bukan hanya tampilannya saja yang penting. Perusahaan UPF memanfaatkan semua indera untuk menarik orang ke produk mereka.
"Ada tampilan, bau, dan terkadang suaranya," ujarnya.
Perusahaan menggunakan apa yang disebut dengan sonic branding. Anda mungkin akan terkejut mendengar bahwa bunyi klik yang dihasilkan oleh sekaleng soda saat dibuka, suara jepretan yang Anda dengar saat sebatang cokelat dipatahkan menjadi dua bagian, atau suara gemerisik sekantong keripik, biasanya memang disengaja. Hal ini dikarenakan sonic branding, atau mengasosiasikan sebuah suara dengan sebuah produk, dapat membuat kita ingin mengkonsumsinya, ujar Smith.
"Itu semua mempersiapkan Anda untuk apa yang akan terjadi selanjutnya, dan mendorong Anda untuk mengharapkan dan menginginkannya," katanya.
Dia merujuk pada suara hisapan yang dihasilkan sebotol Snapple saat Anda membukanya, atau bunyi klik dan sobekan sekaleng Coca-Cola.
"Jika Anda mendengarkan orang lain membuka kaleng Coke, Anda mungkin berpikir, 'Ooh, ya, saya ingin sekaleng Coke,'" katanya.
Sebagian besar dari apa yang kita cicipi berasal dari indera penciuman Banyak dari apa yang kita anggap sebagai rasa sebenarnya berasal dari indera penciuman. Para ilmuwan memperkirakan bahwa penciuman mungkin bertanggung jawab atas 75 hingga 95% dari apa yang kita cicipi. Jadi, mirip dengan suara, perusahaan menggunakan indera penciuman kita untuk menarik perhatian kita dan membuat kita mendambakan produk mereka.
Sebuah toko kelontong, misalnya, mungkin mengeluarkan aroma kue untuk mendorong pelanggan membeli makanan yang dipanggang, meskipun mereka hanya datang untuk membeli sayuran, kata Smith. Dia menceritakan sebuah langkah pemasaran yang "sangat inovatif" yang digunakan Mars untuk produk es krimnya. Perusahaan memutuskan untuk membubuhi rusuk di bagian akhir kemasan dengan aroma cokelat dan karamel karena makanan beku tidak berbau, katanya.
"Anda merobeknya untuk membukanya dan Anda akan merasakan sedikit rasa karamel dan bau cokelat sehingga baunya seperti memakan sebatang Mars. Menurut saya itu sangat cerdas dan keren," katanya.
Smith membuat perbedaan antara mengarahkan konsumen pada suatu produk, yang menurutnya dapat diterima, dan menyesatkan mereka, yang tidak ia setujui.
"Jika Anda mengarahkan seseorang pada suatu produk dengan mengingatkan mereka akan apa yang ada di dalamnya dan bahan-bahan tersebut memang ada di dalam produk tersebut, maka Anda mengarahkan mereka dengan memberikan isyarat indrawi atau harapan akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, jika Anda memberi mereka isyarat untuk sesuatu yang tidak ada di sana, maka Anda menyesatkan mereka," katanya. ***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
