Mengoptimalkan Teknik Lobi dan Negosiasi dalam Menghadapi Krisis Reputasi di Era Digital
Eduaksi | 2024-07-17 21:57:45Kemampuan lobi dan negosiasi dalam public relations (PR) menjadi semakin penting di era digital yang serba cepat. Mengatasi masalah ini seringkali memerlukan pendekatan yang lebih modern dan strategis
Seorang Public Relations Profesional perlu memiliki kemampuan melobi dan bernegosiasi karena mereka harus terus berhubungan dengan masyarakat, baik sebagai anggota masyarakat maupun sebagai warga negara. pada umumnya, dan sebagai anggota organisasi yang berhubungan dengan pihak lain. Selain itu, PR harus bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungan dengan pihak luar yang memenuhi kebutuhan perusahaan atau organisasi.
PR juga harus berhubungan dengan berbagai pihak terkait dan bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam proses memperoleh perizinan dan hal-hal lain yang terkait dengan pihak luar. Oleh karena itu, kemampuan lobi dan negosiasi diperlukan untuk mencapai kesepakatan antara pihak yang diwakili oleh seorang PR dan stakeholder. Untuk memediasi dua pihak yang berselisih, kemampuan ini sangat penting di perlukan dalam dunia PR.
Melobi juga memiliki fungsi, Menurut Grunig dan Hunt (1984), kegiatan melobi meliputi:
Mempersiapkan pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi organisasi terhadap legislator.
Memusatkan debat pada isi kunci, fakta, dan bukti-bukti yang mendukung posisi organisasi.
Mempengaruhi keputusan atau kebijakan pihak lain sehingga baik keputusan maupun kebijakan yang diambil akan menguntungkan pelobi, organisasi ataupun pelobi.
Tujuan PR Menguasai Kemampuan Melobi
· Untuk menciptakan hubungan dengan berbagai pihak yang memiliki pengaruh di berbagai bidang kehidupan.
· Mempengaruhi dan meyakinkan pihak-pihak yang terkait, yang sesuai dengan kepentingan organisasi atau perusahaan.
· Menempatkan posisi tawar-menawar organisasi pada tempat yang menguntungkan, namun tidak merugikan pihak-pihak tersebut.
Dalam situasi krisis reputasi di sebuah organisasi atau perusahaan, karyawan PR harus mampu menggunakan strategi lobi dan negosiasi yang kuat untuk memperbaiki kerusakan dan memulihkan reputasi dan menggembalikan kepercayaan publik kepada perusahaan.
Krisis reputasi yang cepat menyebar melalui media sosial adalah salah satu masalah utama dalam public relations saat ini. Sebagai contoh, kesalahan yang menyebar di media sosial seperti Twitter atau Facebook dapat dengan cepat menghilangkan kepercayaan publik, menunjukkan betapa pentingnya lobi untuk segera menenangkan publik dan bernegosiasi dengan pihak yang terdampak.
Tantangan Teknik Lobi di Era Digital
Tantangan Teknik Lobi di Era Digital Misalnya, ketika krisis reputasi menyebar melalui media sosial, diperlukan tindakan cepat dan lobi yang efektif untuk mengurangi efek negatifnya. Teknik lobi tradisional seringkali tidak cukup untuk menangani skala dan kecepatan masalah yang muncul di era digital saat ini. Maka dari itu kita di tuntut untuk lebih kompeten dan responsive dalam menangani isu sebelum menjadi krisis di sebuah perusahaan.
MENURUT TEORI:
Menurut William Ury, pakar negosiasi, keberhasilan negosiasi sangat bergantung pada persiapan yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang pihak lain. Ini penting saat reputasi runtuh, karena tim PR perlu mengetahui bagaimana persepsi publik berubah untuk membuat strategi lobi yang efektif. Menurut sebuah penelitian Harvard Business Review, 80% negosiasi bisnis gagal karena tidak memahami posisi dan kepentingan pihak lain. Ini juga berlaku untuk PR.
Contoh Kasus: Kebocoran Data Facebook
Contoh Kasus: Kebocoran Data Facebook Kebocoran data Facebook adalah kasus nyata di mana negosiasi dan lobi sangat penting. Tim PR Facebook harus bekerja sama dengan berbagai organisasi dan pemerintah untuk mengurangi dampak negatif ini. Untuk memulihkan kepercayaan, mereka juga harus bernegosiasi dengan pemegang saham dan pengguna. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menggunakan metode lobi yang canggih dan terorganisir ketika menghadapi krisis reputasi.
Kesimpulan:
Kurikulum Teknik Lobi dan Negosiasi harus diperbarui untuk memasukkan simulasi dan studi kasus terbaru untuk mengatasi masalah public relations kontemporer. Ini akan meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk menghadapi situasi krisis yang sebenarnya di dunia kerja. Oleh karena itu, lulusan PR akan lebih siap untuk menangani berbagai tantangan dan krisis yang mungkin terjadi, yang akan membuat mereka praktisi yang lebih kuat dan berbakat.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
Penulis : Hanifah Ulfa Tri Hidayah
NPM : 22010400190
untuk memenuhi UJIAN TENGAH SEMESTER TEKNIK LOBI DAN NEGOSIASI
Dosen pengampu : Amin Shabana, S. Sos, M. Si / Hari Eko Purwanto, M. I. Kom
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.