Masalah Pendidikan di Sekolah Berbasis Pesantren
Pendidikan dan Literasi | 2024-07-14 00:13:28Peranan pendidikan sangat besar dalam mempersiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal yang mampu bersaing secara sehat tetapi juga memiliki rasa kebersamaan dengan sesama manusia meningkat. Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan pesantren merupakan sebagai wadah dalam melakukan proses pendidikan masyarakat sekaligus sebagai modal sosial yang terus diberikan penguatan dan penghargaan untuk melakukan transformasi dalam membentuk manusia seutuhnya.
Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak peduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Pemecahan masalah merupakan proses mental dan intelektual dalam memahami dan memecahkan persoalan berdasarkan data dan informasi yang akurat untuk kemudian dilakukan solusi-solusi yang tepat dan cermat.
Pengelolaan sarana sebagai kontribusi dalam mendukung prestasi anak pesantren Tentunya untuk mewujudkan ekopesantren harus memiliki sarana dan prasarana pendukung yang mumpuni.pengembangan kegiatan sekolah berbasis partisipatif.
Dalam hal ini sekolah harus berpartisipasi langsung dalam meberikan pendidikan kepada santri dan juga masyarakat sekitar pondok pesantren tersebut.Penggabungan kurikulum disekolah dengan pesantren, materi yang diberikan disekolah kepada para santri dapat digabung dari materi kitab salafi dengan materi pelajaran formal penggabungan tersebut dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi dan terpadu.kebijakan pesantren peduli dan berkontribusi dengan kebijakan sekolah, di sini pesantren dianjurkan untuk mengeluarkan kebijakan dan memfasilitasi santri nya dalam meneyelenggarakan ketertiban sekolah secara administratif
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.