Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Farihin

Menggandeng Putra-Putri Menjelang Masuk Pesantren

Agama | 2024-07-11 16:34:07

Tak terasa ya, anak-anak kita sudah tumbuh begitu cepat. Rasanya baru kemarin mereka belajar berjalan, dan kini kita sudah mempertimbangkan untuk memasukkan mereka ke pesantren. Tentu saja, keputusan ini tidaklah mudah. Banyak hal yang perlu dipersiapkan, terutama dalam hal mental dan kebiasaan mandiri. Ayah Bunda, mari kita bahas bersama-sama, bagaimana kita bisa membantu putra-putri kita agar siap menjalani kehidupan di pesantren dengan baik.

Menyiapkan Mental yang Kuat

Sumber Foto: nuha.co.id

Ayah Bunda, pesantren bukan hanya tentang belajar agama, tetapi juga tentang hidup mandiri jauh dari rumah. Oleh karena itu, mental yang kuat sangat diperlukan. Bagaimana cara kita menyiapkan mental anak?

  1. Komunikasi Terbuka. Ajak anak berbicara tentang pesantren, apa yang mereka harapkan, dan bagaimana perasaan mereka tentang pergi ke sana. Ceritakan juga tentang pengalaman-pengalaman positif yang bisa mereka dapatkan di pesantren. Ini akan membantu mereka merasa lebih siap dan mengurangi rasa takut atau cemas.
  2. Kenalkan Kehidupan Pesantren. Jika memungkinkan, ajak mereka mengunjungi pesantren yang akan mereka masuki. Biarkan mereka melihat asrama, ruang belajar, dan lingkungan sekitarnya. Bertemu dengan calon teman dan pengajar di sana juga bisa membantu anak merasa lebih nyaman.
  3. Dukung dengan Doa. Ajak anak untuk selalu berdoa memohon kemudahan dan keberkahan dalam belajar di pesantren. Yakinkan mereka bahwa doa Ayah Bunda akan selalu menyertai langkah mereka.

Membangun Kebiasaan Mandiri

Pesantren mengajarkan banyak hal tentang kemandirian. Namun, alangkah baiknya jika anak-anak kita sudah memiliki dasar kemandirian sebelum masuk ke sana. Ayah Bunda, berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan:

  1. Tugas Rumah Tangga. Libatkan anak dalam tugas-tugas rumah tangga seperti membersihkan kamar, mencuci piring, atau menyiapkan makanan sederhana. Ini akan membantu mereka terbiasa dengan tanggung jawab dan kemandirian.
  2. Mengatur Waktu. Ajarkan anak untuk membuat jadwal harian mereka sendiri. Misalnya, kapan waktu untuk belajar, bermain, dan membantu orang tua. Dengan demikian, mereka akan terbiasa mengelola waktu dengan baik.
  3. Belajar Mengelola Uang. Berikan mereka uang saku mingguan dan ajarkan bagaimana cara mengelolanya. Hal ini penting agar mereka bisa belajar menabung dan mengatur keuangan mereka sendiri di pesantren nanti.
  4. Kemampuan Sosial. Dorong anak untuk bergaul dan bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Kemampuan beradaptasi dan bekerja sama dengan orang lain akan sangat berguna di pesantren.

Pendampingan Emosional

Tentu saja, Ayah Bunda, anak-anak kita mungkin akan merasa rindu rumah. Itu hal yang wajar. Berikut beberapa tips untuk mendampingi mereka secara emosional:

  1. Tetap Terhubung. Manfaatkan teknologi untuk tetap berkomunikasi. Jadwalkan waktu rutin untuk menelepon atau video call agar mereka tetap merasa dekat dengan keluarga. Namun tetap dengan porsi durasi yang bijak, tidak terlalu sering dan tidak pula terlalu jarang.
  2. Motivasi dan Apresiasi. Selalu berikan motivasi dan apresiasi atas usaha mereka. Tunjukkan bahwa Ayah Bunda bangga dengan apa yang mereka lakukan dan capai.
  3. Ceritakan Kisah Inspiratif: Ceritakan kisah-kisah inspiratif tentang tokoh-tokoh yang sukses dan memulai perjalanan mereka dari pesantren. Ini bisa menjadi sumber motivasi tambahan bagi anak-anak kita.

Ayah Bunda, menyiapkan anak untuk masuk pesantren memang memerlukan waktu dan kesabaran. Namun, dengan komunikasi yang baik, dukungan emosional, dan penanaman kebiasaan mandiri, insya Allah anak-anak kita akan siap menjalani kehidupan di pesantren dengan baik. Mari kita berikan yang terbaik untuk mereka, karena mereka adalah amanah dan masa depan kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image