Pengaruh Iklan Taktis terhadap Pembelian Produk Kecantikan
Eduaksi | 2024-07-08 21:12:35https://www.canva.com/design/DAGKWgfaBHA/4AxZ87G7WbG-zXYd2bz41A/edit?utm_content=DAGKWgfaBHA&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
Iklan adalah sebuah pesan yang diproduksi untuk menaikkan banyaknya pembeli, iklan bertujuan untuk membujuk konsumen membeli suatu produk. Ada banyak jenis-jenis iklan menurut Frank Jefkins yaitu iklan konsumen, iklan B to B (Bisnis ke bisnis), iklan perdagangan, iklan eceran, iklan keuangan, iklan professional, iklan lowongan kerja. Sedangkan iklan berdasarkan sifatnya ada commercial advertising, corporate advertising, public service advertising. Commercial advertising dibagi menjadi dua yaitu iklan strategis dan iklan taktis.
Iklan taktis bertujuan untuk mendorong konsumen melakukan pembelian langsung, biasanya iklan taktis memberikan penawaran jangka waktu pendek yang memicu konsumen membeli produk di hari yang sama.
Terdapat 133,54 Juta Perempuan di Indonesia, mulai dari yang muda sampai lanjut usia. Perempuan lebih suka menggunakan logikanya untuk membeli sebuah produk apalagi produk kecantikan. Biasanya Perempuan menghabiskan uang hanya untuk membeli suatu produk yang ia sukai.
Produk kecantikan biasanya menggunakan iklan taktis untuk menarik konsumen terutama kaum Perempuan, pada dasarnya Perempuan lebih sering membeli produk dengan promo menarik dan potongan harga atau yang biasa disebut diskon.
Berikut ini adalah strategi iklan taktis dalam suatu produk kecantikan:
• Penawaran kilat: Biasanya brand kecantikan menawarkan diskon besar untuk produknya dalam waktu yang terbatas. Misalnya ‘Diskon 50% untuk pembelian Blush On merk Wardah. Dari tanggal 7 s/d 30 Juli 2022’.
• Promo musiman: Brand kecantikan menawarkan penawaran khusus produk yang terkait dengan musim atau hari libur tertentu. Misalnya ‘Promo menarik Cushion merk Somethinc kemasan khusus bertema Batik untuk peringatan Hari Batik Nasional. Dari tanggal 1 s/d 5 Oktober 2022’.
• Pembukaan toko baru: Toko kecantikan menawarkan diskon atau hadiah untuk menarik pelanggan ke toko baru. Misalnya Sociolla membuka cabang baru di Jakarta, kemudian menawarkan diskon 50% untuk pembelian Cushion, Blush On, dan Eyeshadow untuk 50 orang pembeli pertama.
• Peluncuran produk baru: Brand kecantikan meningkatkan kesadaran dan minat terhadap produk baru dengan iklan dan promosi. Misalnya brand Barenbliss baru meluncurkan produk lip tint dengan nama Juicy Lips Glow Tint dengan iklan yang menarik menampilkan kandungan produk tersebut.
• Pembersihan stok: Brand kecantikan menawarkan diskon besar untuk produk yang ingin dihapus dari stok. Misalnya produk lip tint merk Koola sudah tidak memproduksi lip tint lagi, kemudian Koola menjual stok terakhir 3 lip tint hanya 120.000.
https://id.shp.ee/uvBk5UC
Kelebihan iklan taktis:
• Meningkatkan penjualan: Iklan taktis, dengan penawaran khusus, diskon, dan promosi menarik, dapat mendorong konsumen untuk membeli produk kecantikan, meningkatkan pendapatan dan keuntungan dalam jangka pendek.
• Fleksibilitas dan ketepatan sasaran: Iklan taktis memungkinkan untuk menyesuaikan pesan dan media dengan target audience yang spesifik.
• Biaya efisien: Dibandingkan dengan strategi pemasaran jangka panjang, iklan taktis umumnya lebih hemat biaya. Dapat mengalokasikan anggaran yang lebih kecil untuk promosi yang terfokus dan terukur.
• Meningkatkan loyalitas pelanggan: Iklan taktis yang menawarkan nilai tambah, seperti program loyalitas atau hadiah, dapat memperkuat hubungan dengan pelanggan yang sudah ada dan mendorong pembelian berulang.
Namun iklan taktis juga mempunyai kekurangan, yaitu:
• Mahal: Iklan taktis bisa mahal, terutama jika menggunakan media seperti televisi atau radio. Mempromosikan iklan taktis di televisi dan radio perlu biaya yang lebih karena kedua media tersebut dapat menarik audience lebih banyak dibandingkan media lain.
• Bersifat jangka pendek: Iklan taktis hanya efektif untuk jangka waktu yang singkat. Meskipun tujuan iklan taktis untuk mendorong agar konsumen membeli produk tersebut, namun jika terlalu singkat konsumen bisa saja tidak tertarik.
• Tidak terarah: Jika tidak menggunakan media serta tidak menargetkan iklan dengan tepat Iklan taktis tidak menjangkau audience secara efektif. Hal ini akan mengakibatkan kampanye iklan yang tidak efektif.
• Membosankan: Jika ilkan taktis terlalu sering digunakan kemungkinan besar konsumen akan bosan jika terus memperhatikan pesan yang disampaikan dalam iklan konsumen.
Media yang digunakan oleh iklan taktis yaitu;
• Media tradisional:
Televisi: Jangkauan luas dan impact tinggi, cocok untuk membangun brand awareness dan meningkatkan penjualan produk kecantikan.
Radio: Menjangkau audience lokal dengan biaya lebih murah dan efisien.
Media cetak: Koran, majalah, dan publikasi lokal menjangkau target audience yang spesifik, membangun kredibilitas dan citra merk kecantikan.
• Media digital:
Website dan banner: Menjangkau audience online yang luas dan tertarget, fleksibel dalam format dan konten.
Media sosial: Menjangkau audience yang terhubung dan aktif, membangun engagement dan komunitas merk.
Email marketing: Menjangkau pelanggan secara langsung, membangun hubungan dan mendorong pembelian ulang produk.
Video marketing: Konten video yang menarik dan informatif meningkatkan engagement dan variasi.
• Media Out-of-Home (OOH):
Billboard: Menjangkau audience di lokasi strategis dengan lalu lintas tinggi, membangun brand awareness dan meningkatkan visibilitas.
Transit advertising: Menjangkau audience saat bepergian, efektif untuk menargetkan komuter dan pengguna transportasi umum.
Poster dan signage: Menjangkau audience di tempat umum, seperti toko, mall, dan area publik.
Nama: Arneta Difa Octaviana Siregar
NIM: 23010400216
Mata Kuliah: Pengantar Advertising
Dosen Pengampu: Velda Murdiana, S.I.Kom, M.Si
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.