Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AchSin

Amil Bekerja untuk Masa Depan Umat

Filantropi | 2024-07-08 10:10:46

Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)

Para amil yang bekerja siang malam, bahkan kadang jadi orang-orang yang terdepan saat musibah menerpa, bukanlah sosok-sosok yang nekad dan tanpa tujuan, apalagi kurang kerjaan. Mereka berdiri di tepian masalah umat agar para dhuafa atau wong cilik ini punya masa depan. Agar anak- anak orang miskin dapat merenda masa depannya lewat berbagai kemudahan hidup untuk bersekolah dan mengokohkan cita-citanya.

Para amil bekerja tak mengenal pamrih, walau pekerjaan mereka begitu berat dan tak mudah. Mereka sadar, kalau tak ada mereka, lalu siapa yang akan membersamai anak-anak dhuafa meraih mimpi mimpinya?

Setiap orang boleh berdebat bagaimana yang dimaksud efektif dan efisien ketika menolong sesama. Justru para amil inilah yang tanpa teori berbusa-busa tiba-tiba sudah memasuki jantung persoalan umat, dan berhasil menemukan formulasi untuk berubah menjadi lebih baik.

Dunia amil cukup dinamis, tak bisa dipandang hanya oleh perspektif tunggal, misalnya sudut pandang akademis. Dunia ini memiliki kekhasan tersendiri dan butuh cara pandang holistik dalam memaknainya.

Dunia amil adalah bagian sebuah gerakan. Di dalam gerakan ini semua elemen yang ada di dalamnya senantiasa dinamis, bergerak ritmis, dan tak landai. Dari tahun ke tahun gerakan zakat ini terus berderap, bergerak dan maju di tengah perubahan demi perubahan situasi yang terjadi di negeri ini. Perubahan demi perubahan yang ada, bukan hanya pada para aktor atau para pelakunya, namun juga suasana, latar belakang, hingga pada dinamika relasi antar elemen yang ada di dalam gerakan zakat Indonesia.

Dengan banyaknya tantangan, hambatan, serta ancaman terhadap kemajuan gerakan zakat, faktanya gerakan ini terus tumbuh dan melaju. Seiring waktu, generasi demi generasi baru amil Indonesia lahir dan mengisi setiap sudut gerakan.

Dalam rentang waktu yang panjang dan masalah yang ternyata juga terus berubah, para amil yang ada tetap tegar mengayunkan langkah menembus setiap persoalan yang ada. Gerakan zakat sendiri memang selamanya bersatu, bulat dan sama dalam setiap persoalan yang ada, namun setidaknya di balik perbedaan-perbedaan yang ada, spirit kolaborasi dan komitmen untuk senantiasa berada dalam lingkaran aktivitas bersama tetaplah menjadi mimpi bersama. Sejumlah fitnah datang dan kadang menekan keutuhan gerakan, namun atas izin Allah gerakan zakat mampu menghindari jebakan tadi dan terbebas dari perpecahan yang nyata.

Menjadi amil zakat di era 4.0 memang tak mudah, apalagi tantangan yang ada juga semakin tak sedikit. Fitnah, godaan, dan ancaman amil pun semakin luar biasa. Amil zakat bukan hanya berada dalam bayang-bayang sanksi berupa denda uang dan atau hukuman penjara, ia juga berpeluang ditutup lembaganya. Kalau sudah begini, siapa kira-kira yang rugi? Tentu saja mustahik yang paling rugi karena hak mereka untuk mendapatkan bantuan terhenti. muzaki tak banyak kendala, mereka hanya perlu mencari sebentar dan mengalihkan bantuan zakatnya.

Harus diakui, amil memang banyak di negeri ini. Tapi, sosok amil yang aktivis gerakan zakat ternyata jumlahnya sedikit. Ke depan diperlukan kaderisasi amil profesional, yang siap bekerja sungguh- sungguh dan amanah sekaligus bersedia bergerak memajukan gerakan zakat. Bila gerakan zakatnya baik, semoga imbasnya akan memperkokoh dan mempermudah penciptaan kemakmuran yang nyata bagi para dhuafa.

Ke depan sangat diharapkan amil-amil aktivis gerakan zakat ini bisa mengambil peran lebih besar dalam kepemimpinan gerakan zakat, termasuk menjadi lingkaran inti para pengambil kebijakan penting soal perzakatan di negeri ini. Mengapa hal tadi diperlukan? Jawabannya tak lain bahwa untuk memperbaiki dan memajukan gerakan zakat diperlukan partisipasi aktif para amil yang mengerti betul soal-soal perzakatan sehingga setiap langkah yang akan dilakukannya jelas arahnya dan akan juga mudah proses komunikasinya dengan pemangku kepentingan (stakeholder) zakat yang ada. Kemudahan dalam komunikasi penting fungsinya untuk melakukan kolaborasi kolaborasi bagi solusi atas masalah-masalah yang kemungkinan nantinya timbul, baik karena soal-soal teknis maupun non-teknis.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image