Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aiz Zulfa

Mengatasi Fear of Missing Out (FOMO): Tips dan Teknik untuk Menjaga Keseimbangan Hidup

Eduaksi | 2024-07-07 23:20:52
sumber : dokumen pribadi

Fear of Missing Out (FOMO) adalah fenomena psikologis yang semakin umum terjadi di era digital ini. FOMO didefinisikan sebagai perasaan cemas yang timbul akibat takut ketinggalan pengalaman atau informasi penting yang mungkin dialami atau diketahui oleh orang lain. Perkembangan teknologi, khususnya media sosial, telah mempercepat dan memperluas fenomena ini, menjadikan FOMO lebih dari sekedar kekhawatiran sosial, melainkan sebuah tantangan kesejahteraan mental yang signifikan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi cara mengatasi FOMO, serta tips dan teknik untuk menjaga keseimbangan hidup di tengah tekanan sosial yang intens ini.

Penyebab FOMO

FOMO sering kali dipicu oleh beberapa faktor utama, di antaranya:

1. Media sosial memungkinkan orang untuk berbagi momen kehidupan mereka secara real-time. Melihat teman atau orang lain menjalani pengalaman menarik yang tidak kita alami dapat menimbulkan perasaan ketinggalan.

2. Kehidupan modern sering kali menuntut kita untuk selalu mengikuti tren terkini dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas sosial. Tekanan ini bisa menyebabkan FOMO ketika kita merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut.

3. Selalu terhubung dengan teknologi dan informasi dapat membuat kita merasa perlu untuk selalu mengetahui apa yang terjadi di sekitar kita, menambah beban mental dan emosional.

Dampak FOMO

FOMO dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang, antara lain:

1. Perasaan selalu ketinggalan dapat memicu stres dan kecemasan kronis, yang pada akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mental.

2. Kecemasan tentang apa yang mungkin kita lewatkan dapat mengganggu pola tidur dan mengurangi kualitas tidur.

3. FOMO seringkali membuat seseorang merasa tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri, selalu merasa bahwa hidup orang lain lebih menarik atau bermakna.

Teknik Mengatasi FOMO

Mengatasi Fear of Missing Out (FOMO) adalah tantangan yang banyak dihadapi di era digital saat ini. Menurut Dr. Guy Winch, seorang psikolog terkenal dan penulis buku "Emotional First Aid: Healing Rejection, Guilt, Failure, and Other Everyday Hurts," ada beberapa tips dan teknik yang bisa diterapkan untuk menjaga keseimbangan hidup dari FOMO. Berikut adalah beberapa saran dari Dr. Winch:

1. Dr. Winch menyarankan untuk menetapkan batasan waktu yang jelas untuk penggunaan media sosial. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi pengaturan waktu atau secara sadar menjauh dari ponsel selama beberapa waktu dalam sehari.

2. Mengarahkan perhatian pada hubungan dan kegiatan di dunia nyata dapat membantu mengurangi perasaan tertinggal. Menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman secara langsung lebih bermanfaat daripada hanya melihat aktivitas mereka di media sosial.

3. Latihan kesadaran dapat membantu seseorang tetap hadir dan menghargai momen saat ini, alih-alih khawatir tentang apa yang mungkin mereka lewatkan.

4. Mengembangkan rasa syukur terhadap apa yang dimiliki dan pengalaman yang sudah didapatkan dapat mengurangi perasaan bahwa hidup orang lain lebih menarik atau lebih baik.

5. Mengingatkan diri sendiri bahwa apa yang dilihat di media sosial sering kali hanya tampilan yang sudah dipoles dari kehidupan orang lain dapat membantu mengurangi kecenderungan untuk membandingkan diri secara negatif.

Peran Pendidikan dalam Mengatasi FOMO

Pendidikan juga memainkan peran penting dalam mengatasi FOMO. Pendidikan yang baik dapat membekali individu dengan keterampilan dan pengetahuan untuk mengelola perasaan cemas dan stres. Beberapa pendekatan yang dapat diambil termasuk:

1. Mengajarkan literasi digital dan etika penggunaan media sosial kepada siswa dapat membantu mereka mengembangkan kebiasaan sehat dalam berinteraksi dengan teknologi.

2. Integrasi pendidikan kesehatan mental dalam kurikulum sekolah dapat membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik.

3. Melibatkan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermakna dapat membantu mereka menemukan minat dan hobi yang dapat mengurangi ketergantungan pada media sosial.

Sumber :

https://search.app/4ruPvBHGtJnCd4R48

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Muhammad+Arindo+Martin%2C+dkk.+Hubungan+Keterbukaan+Diri+dalam+Bermedia+Sosial+terhadap+Fenomena+Fear+of+Missing+Out+dalam+Diri+Mahasiswa+Baru+Psikologi+Universitas+Negeri+Semarang.+Jurnal+Kultur+3+%281%29%2C+28-42%2C+2024.&btnG=#d=gs_qabs&t=1720355321714&u=%23p%3DsePz2fQBTiIJ

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Winch%2C+G.+%282014%29.+Emotional+First+Aid%3A+Healing+Rejection%2C+Guilt%2C+Failure%2C+and+Other+Everyday+Hurts.+New+York%3A+Plume.&btnG=#d=gs_qabs&t=1720355354936&u=%23p%3DeyoXBpX3P5EJ

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image