Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sirilus Aristo Mbombo_Pengamat Realitas

Menelaah Ilmu Filsafat di Indonesia

Eduaksi | 2024-07-05 17:46:06
Sumber Gambar: Pexels

Oleh: Sirilus Aristo Mbombo

Indonesia merupakan negara yang menghadapi banyak tantangan serius. Masalah sosial yang ada meliputi maraknya korupsi di berbagai sektor yang menghambat pembangunan dan mengurangi kepercayaan publik. Ruang publik yang dangkal membatasi diskusi dan partisipasi warga dalam proses demokrasi. Ketidakpatuhan terhadap hukum juga menjadi isu besar, di mana pelanggaran hukum sering kali tidak mendapatkan sanksi tegas yang menciptakan ketidakadilan dan rasa frustrasi di masyarakat.

Masyarakat Indonesia juga berhadapan dengan berbagai masalah pribadi yang mendalam. Krisis ekonomi berkepanjangan menambah beban hidup sehari-hari, membuat banyak orang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Krisis identitas juga menjadi tantangan, di mana banyak warga merasa kehilangan jati diri di tengah arus globalisasi. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah ini, hasilnya belum dirasakan oleh masyarakat. Banyak program dan inisiatif yang diimplementasikan, namun efektivitasnya masih dipertanyakan sehingga masalah-masalah tersebut terus berlanjut.

Ada aspek yang sering terabaikan dalam menganalisis masalah, yaitu bagaimana kita mengartikan makna kehidupan secara menyeluruh. Tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini terlalu kompleks untuk diatasi hanya dengan pendekatan yang sederhana atau satu dimensi saja. Sumber utama dari masalah yang kita hadapi tidak semata-mata karena kekurangan dana. Sebagai bangsa Indonesia, kita sebenarnya memiliki banyak potensi dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan secara lebih efektif untuk mengatasi berbagai tantangan yang kita dihadapi.

Akar dari sebagian besar masalah yang dihadapi di Indonesia terletak pada cara individu dan masyarakat secara kolektif memandang dan mengartikan makna hidup mereka. Tantangan-tantangan material seperti kemiskinan yang meluas dan korupsi yang merajalela tidak hanya merupakan masalah eksternal, tetapi juga mencerminkan pola pikir dan nilai-nilai yang mendasari tindakan sehari-hari. Mengubah persepsi dan pemaknaan yang dianut oleh masyarakat terhadap kehidupan dapat menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini secara fundamental. Filsafat dengan menyediakan kerangka pemikiran yang mendalam dan reflektif tentang hakikat kebenaran, keadilan dan tanggung jawab sosial, memiliki potensi besar untuk mempengaruhi perubahan paradigma ini. Dengan mempertanyakan dan merenungkan nilai-nilai fundamental ini, masyarakat dapat membangun kesadaran yang lebih baik akan pentingnya integritas, solidaritas dan partisipasi aktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Oleh karena itu, peran filsafat tidak hanya terbatas pada ranah akademis tetapi juga penting dalam membentuk pandangan moral dan intelektual yang mendukung transformasi positif dalam tata nilai sosial dan politik Indonesia.

Klarifikasi yang penting untuk dipahami adalah bahwa filsafat bukanlah sesuatu yang abstrak atau terpisah dari realitas kehidupan manusia. Sebaliknya, filsafat lahir dari refleksi mendalam terhadap pergulatan manusia dalam dunia ini. Konsep-konsep filosofis seperti kebenaran, keadilan dan kebahagiaan tidak hanya teori kosong, tetapi terkait erat dengan pengalaman sehari-hari manusia dan usaha nyata untuk memahami dan mengatasi dilema moral, sosial dan eksistensial. Dengan demikian, filsafat tidak hanya memberikan pandangan yang mendalam terhadap kehidupan dan tujuan manusia, tetapi juga mempertanyakan dan menganalisis masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Filsafat tidak hanya terkait dengan pandangan ateis atau sekuler semata, tetapi juga memiliki peran yang penting dalam mengajak semua manusia yang beriman untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan tepat tentang keyakinan mereka. Hal ini melibatkan penggalian yang mendalam terhadap dimensi spiritual dan moral dari keyakinan agama. Filsafat mendorong untuk mengatasi kedangkalan dalam praktik keagamaan dengan cara menantang dan merangsang refleksi yang mendalam, sehingga semua manusia dapat memperkuat landasan iman mereka dan memperdalam pemahaman terhadap ajaran agama yang mereka anut. Dengan mempertanyakan asumsi-asumsi yang ada dan mengeksplorasi nilai-nilai fundamental, filsafat dapat berfungsi sebagai alat yang efektif untuk memperkuat dan memperkaya pengalaman keagamaan manusia, membantu semua manusia memahami makna sejati dari keimanan mereka dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Melalui pendekatan filsafat, semua manusia yang menjalankan keyakinan agamanya dapat mengalami pertumbuhan spiritual yang otentik dan mendalam. Filsafat memungkinkan manusia untuk membuka diri terhadap pemahaman yang lebih luas dan bijaksana terhadap nilai-nilai spiritual dalam agamanya. Dengan refleksi filosofis, semua orang beriman dapat mengintegrasikan iman mereka dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang lebih bermakna, melihat Tuhan sebagai simbol universal kasih dan persaudaraan yang menghubungkan seluruh umat manusia. Dalam konteks ini, filsafat menjadikan agama relevan dan hidup memberikan panduan dalam memaknai dan menerapkan prinsip-prinsip keagamaan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sehingga menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi kelangsungan hidup manusia.

Filsafat hadir bukan untuk membingungkan atau menyesatkan, tetapi untuk mengajak manusia untuk melakukan refleksi mendalam terhadap makna hidupnya. Dalam proses ini, filsafat menghasilkan cara berpikir yang lebih dalam dan tepat tentang eksistensi manusia dan perannya dalam dunia ini. Melalui analisis filosofis, seseorang dapat mencapai pemahaman yang lebih komprehensif tentang nilai-nilai, tujuan hidup, dan moralitas. Filsafat tidak hanya memberikan pencerahan intelektual, tetapi juga menginspirasi tindakan yang bijaksana dan bertanggung jawab, tidak peduli apa profesi yang dijalani manusia. Dengan demikian, filsafat menjadi alat yang universal dalam membantu manusia memahami dan mengatasi tantangan kehidupan dengan cara yang lebih bermakna dan berarti.

Filsafat bukanlah milik eksklusif orang Eropa, tetapi filsafat adalah dorongan mendasar yang ada dalam diri setiap manusia untuk mencapai pemahaman yang rasional dan terstruktur tentang dunia. Semua manusia tanpa terkecuali, memiliki kemampuan untuk merenungkan makna eksistensi dan prinsip-prinsip fundamental melalui refleksi filosofis dalam hidupnya. Filsafat hadir dalam batin setiap orang, mendorong semua manusia untuk menjalani sebuah petualangan intelektual yang menginspirasi dan memuaskan yang menggugah untuk mengeksplorasi kompleksitas gagasan dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mendalam tentang arti hidup manusia. Dengan memperdalam pemahaman ini, filsafat tidak hanya memenuhi kebutuhan intelektual tetapi juga membuka jalan bagi perspektif yang lebih bermakna dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan sehari-hari, memberikan kepuasan dan pencerahan dalam menjalani eksistensi manusiawi.

Filsafat tidak terbatas hanya pada aktivitas membaca buku-buku yang kompleks. Tetapi filsafat dapat menjadi panduan yang membawa kebahagiaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Proses filsafat dimulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang arti dan tujuan kehidupan manusia yang kemudian diikuti dengan eksplorasi mendalam dan penuh tantangan terhadap berbagai konsep dan ide. Mengadopsi jalan hidup filsafat berarti menjalani kehidupan dengan sikap terbuka terhadap penemuan diri dan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita. Ini adalah petualangan intelektual yang membangkitkan semangat dan memberikan makna yang mendalam, memungkinkan kita untuk terus berkembang dan menghadapi berbagai aspek kehidupan dengan kebijaksanaan dan keberanian.

Dimulai dengan pertanyaan mendalam tentang hakikat kehidupan dan diikuti dengan penggalian yang terus-menerus, begitulah cara hidup orang yang menjadikan filsafat sebagai landasan. Hal ini berlaku bagi siapa pun, baik mereka adalah tukang sayur, manajer, direktur, guru, atau profesi lainnya. Bagi mereka yang berfilsafat, pikiran rasional menjadi pijakan utama dalam menjelajahi dan memahami dunia. Mereka tidak mudah terpengaruh oleh kepercayaan mistik atau opini umum yang potensial menyesatkan dan membingungkan. Mereka juga tidak terjebak dalam jaringan gosip atau rumor yang tersebar luas, melainkan lebih condong pada analisis mendalam dan penilaian yang objektif terhadap informasi yang mereka terima. Dengan demikian, hidup yang berfilsafat tidak hanya mengarah pada kebijaksanaan intelektual, tetapi juga pada sikap kritis yang membantu mereka menghadapi dunia dengan sikap yang lebih tenang dan bijaksana.

Orang yang mengadopsi filsafat dalam hidupnya cenderung menyampaikan pemikirannya secara sistematis dan terstruktur. Baik dalam tulisan maupun dalam pembicaraannya, mereka mampu mengungkapkan ide-ide dengan jelas dan mudah dimengerti oleh orang lain. Mereka memiliki kemampuan untuk berpikir secara runtut yang membantu mereka dalam membuat keputusan yang berdasarkan pertimbangan yang matang dan logis. Selain itu, mereka cenderung menjadi individu yang komunikatif dan terbuka, mampu membangun hubungan dengan orang lain secara efektif dan mendalam. Orang yang berfilsafat juga sering kali berkembang menjadi pemimpin yang bijaksana, karena mereka mampu mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika dalam mengelola situasi dan memimpin orang lain menuju tujuan bersama yang lebih besar. Dengan demikian, filsafat tidak hanya memberikan pandangan dunia yang mendalam, tetapi juga membentuk karakter dan kualitas kepemimpinan yang positif dan berkelanjutan.

Orang yang menganut filsafat dalam kehidupannya memiliki ciri yang tidak pernah puas dengan kedangkalan. Mereka selalu berusaha untuk menggali lebih dalam dan memahami esensi dari setiap hal, terlepas dari profesi yang mereka geluti, baik itu sebagai manajer, akuntan, guru, tukang sayur, pembantu rumah tangga atau dalam bidang lainnya. Mereka memiliki dorongan untuk mencari makna yang lebih dalam di balik setiap situasi dan pengalaman. Sikap ini sering kali membawa mereka menjadi wirausahawan yang cemerlang, karena mereka mampu melihat peluang dan menghadapi tantangan dengan cara yang kreatif dan inovatif. Selain itu orang yang berfilsafat cenderung menjadi manusia yang berkualitas, karena mereka menerapkan prinsip-prinsip etika dan kebijaksanaan dalam setiap aspek kehidupan mereka. Mereka tidak hanya berfokus pada kesuksesan materi, tetapi juga pada pengembangan diri secara menyeluruh dan memberikan nilai tambah bagi komunitas di sekitar mereka. Dengan demikian, filsafat bukan hanya menjadi landasan intelektual tetapi juga menjadi pendorong untuk mencapai kesuksesan dan kualitas hidup yang berkelanjutan.

Orang yang menganut filsafat dalam hidupnya meyakini pentingnya proses. Mereka tidak terburu-buru mencapai tujuan tetapi lebih memilih untuk bertekun dalam kesunyian dan menghadapi kesulitan untuk mencapai kedewasaan dalam hidup, tanpa memandang profesi yang mereka jalani. Mereka meyakini bahwa kebaikan dan kebijaksanaan bukanlah hal yang instan, melainkan merupakan hasil dari proses yang panjang dan penuh liku-liku. Dalam setiap tahap proses ini, mereka menemukan kebahagiaan dan makna yang mendalam, karena setiap perjuangan dan pencapaian mereka adalah bagian dari perkembangan diri dan penemuan nilai-nilai yang lebih tinggi. Dengan demikian bagi orang yang berfilsafat, hidup bukan hanya tentang hasil akhir tetapi juga tentang perjalanan dan pertumbuhan yang mereka alami sepanjang prosesnya.

Berbagai masalah yang dihadapi Indonesia, mulai dari kemiskinan yang persisten hingga masalah korupsi dan ketimpangan sosial, tidak akan terselesaikan sepenuhnya hanya dengan pendekatan teknis yang bersifat terbatas. Pendekatan seperti ekonomi teknis, politik teknis, teknologi teknis, atau budaya teknis, seringkali hanya menangani gejala secara permukaan tanpa menyentuh akar masalah yang lebih dalam. Untuk mengatasi tantangan ini secara menyeluruh diperlukan pendekatan yang lebih mendalam.

Salah satu pendekatan yang dapat memberikan solusi jangka panjang adalah dengan memasukkan filsafat sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari setiap warga Indonesia, tanpa memandang latar belakang profesi mereka. Filsafat bukan hanya tentang mempertanyakan dan memecahkan masalah intelektual, tetapi juga tentang mengadopsi pandangan hidup yang kritis, reflektif dan berorientasi pada nilai-nilai universal. Jalan hidup filsafat mendorong semua manusia untuk mengembangkan pemikiran yang lebih dalam tentang tujuan hidup dan cara hidup yang bermakna. Ini melibatkan penghormatan terhadap nilai-nilai moral dan etika, serta kesadaran akan dampak sosial dan lingkungan dari setiap tindakan yang diambil.

Dengan demikian, filsafat bukan hanya sebagai alat intelektual tetapi juga sebagai kerangka kerja untuk membangun kesadaran kolektif yang lebih baik. Ketika lebih banyak orang mengadopsi filsafat sebagai jalan hidup, potensi untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan menjadi lebih nyata. Ini bukan sekadar tentang mengubah manusia, tetapi juga tentang menciptakan perubahan sosial yang lebih luas untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image