Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sirilus Aristo Mbombo_Pengamat Realitas

Menelaah Landasan Ilmu Pengatahuan

Edukasi | Wednesday, 26 Jun 2024, 19:41 WIB
Sumber Gambar: Pexels

Pada hakikatnya semua Ilmu pengetahuan modern, yang mencakup berbagai disiplin ilmu seperti fisika, biologi, kedokteran dan kimia, pada awalnya berkembang dari cabang ilmu yang dikenal sebagai ilmu filsafat. Filsafat dalam hal ini dapat dianggap sebagai induk dari semua bentuk ilmu pengetahuan modern yang kita kenal saat ini. Pada masa lalu, disiplin-disiplin seperti fisika dan biologi digolongkan sebagai bagian dari filsafat alam, sementara ilmu hukum dan politik masuk dalam kategori filsafat sosial. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa akar dari berbagai cabang ilmu pengetahuan modern berasal dari tradisi filsafat, yang memberikan dasar-dasar teoritis dan metodologis yang memungkinkan perkembangan ilmu pengetahuan yang lebih spesifik dan terperinci.

Permulaan filsafat dapat ditelusuri dari rasa kekaguman manusia terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar mereka. Keindahan dan keteraturan yang terlihat dalam alam semesta memicu rasa ingin tahu yang mendalam di kalangan manusia. Terinspirasi oleh kekaguman ini, para filsuf pertama mulai berusaha memahami dunia dengan menggunakan penalaran rasional dan akal sehat. Mereka beralih dari penjelasan-penjelasan yang bersumber dari mitos, tradisi dan agama dengan menggunakan logika serta pemikiran kritis untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang semua eksistensi alam semesta. Dengan cara ini, filsafat muncul sebagai disiplin yang berupaya menjelaskan realitas secara sistematis dan rasional dengan meninggalkan semua pendekatan yang tidak berdasarkan pada penalaran logis.

Seiring dengan perkembangan pengetahuan manusia, filsafat secara bertahap terpecah menjadi berbagai cabang ilmu pengetahuan yang lebih spesifik. Ilmu pengetahuan alam bertujuan untuk memahami dunia alamiah dan mencakup bidang-bidang seperti fisika, biologi, geologi, kimia, serta berbagai cabang turunannya. Sementara itu, ilmu pengetahuan manusia berfokus pada pemahaman dunia sosial yang mencakup bidang-bidang seperti ekonomi, politik, budaya, dan cabang-cabang ilmu lainnya yang saling berkaitan. Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan berkembang menjadi semakin terkotak-kotak, menciptakan disiplin-disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan cenderung tidak saling berhubungan satu sama lain. Ini mencerminkan spesialisasi yang semakin mendalam di setiap bidang ilmu, namun juga dapat menimbulkan tantangan dalam hal integrasi dan kolaborasi antardisiplin ilmu.

Inti dari ilmu pengetahuan modern terletak pada metode berpikir yang sistematis dan terstruktur. Metode ini dikenal luas sebagai metode penelitian ilmiah (scientific method). Dalam pendekatan ini, hanya bukti-bukti nyata yang dapat diterima, yaitu bukti yang bisa ditangkap oleh panca indera manusia. Artinya, segala sesuatu yang dikaji harus dapat diamati, diukur, dan diverifikasi melalui pengamatan empiris. Hukum sebab akibat menjadi prinsip fundamental yang digunakan untuk memahami segala fenomena yang ada di alam semesta. Dengan meneliti hubungan sebab akibat, para ilmuwan berusaha mengungkap mekanisme di balik berbagai kejadian dan proses alamiah, sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan akurat tentang dunia di sekitar kita.

Kesimpulan dalam ilmu pengetahuan tidak dapat ditarik secara sembarangan. Para ilmuwan harus terlebih dahulu mempelajari dan menelaah berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di bidang yang sama. Setelah memahami latar belakang pengetahuan yang ada, mereka kemudian melakukan percobaan dan eksperimen untuk menemukan sesuatu yang baru atau untuk menguji hipotesis yang telah mereka buat. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil penelitian, tetapi kesimpulan tersebut tidak diterima dengan kepercayaan mutlak. Sebaliknya, kesimpulan ini dianggap sebagai dasar sementara yang membuka peluang bagi penelitian selanjutnya. Dengan demikian, setiap temuan ilmiah selalu berada dalam konteks pengetahuan yang berkembang dan dapat diperbarui atau disempurnakan dengan penelitian tambahan di masa depan.

Cara berpikir ilmiah ini telah membawa banyak manfaat signifikan bagi kehidupan manusia. Melalui pendekatan yang sistematis dan berbasis bukti, berbagai bentuk teknologi berhasil ditemukan, yang bertujuan untuk mempermudah dan memperbaiki kualitas hidup manusia. Kemajuan teknologi ini mencakup segala aspek kehidupan, mulai dari alat-alat rumah tangga hingga perangkat komunikasi dan transportasi canggih. Selain itu, dunia kedokteran juga mengalami perkembangan yang pesat, memungkinkan manusia untuk hidup lebih sehat dan lebih lama.

Berkat kemajuan di bidang kedokteran, banyak penyakit yang dahulu mematikan kini dapat diobati atau bahkan dicegah, sehingga manusia bisa menikmati usia yang lebih panjang dalam hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, kemajuan ini juga membawa tantangan-tantangan baru yang lebih kompleks. Masalah-masalah baru muncul, menuntut solusi yang lebih canggih dan pemikiran yang lebih mendalam untuk mengatasinya. Tantangan ini mencakup isu-isu seperti perubahan iklim, resistensi antibiotic dan ketimpangan sosial, yang memerlukan pendekatan multidisipliner dan kolaborasi global untuk dapat diselesaikan semua problem ini.

Tiga tantangan utama di zaman kita meliputi masalah kerusakan lingkungan hidup yang semakin parah, kesenjangan sosial ekonomi global yang mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dan penyebaran radikalisme agama di berbagai belahan dunia. Menghadapi tantangan-tantangan ini, manusia perlu mengadopsi cara berpikir baru yang lebih holistik dan terintegrasi. Model penelitian yang terfragmentasi dalam berbagai disiplin ilmu tidak lagi cukup untuk menangani kompleksitas masalah ini. Diperlukan kerja sama lintas disiplin ilmu pengetahuan dan kolaborasi antarbidang untuk mengembangkan solusi-solusi yang komprehensif dan berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, kita dapat lebih baik memahami interkoneksi antara masalah-masalah yang ada dan merancang strategi yang lebih efektif untuk mengatasi tantangan-tantangan besar ini secara global.

Salah satu bentuk kerja sama pertama yang penting adalah penelitian multikeilmuan atau multidisipliner, di mana berbagai bidang ilmu menyumbangkan perspektif unik mereka terhadap masalah yang rumit ini. Meskipun demikian, terkadang batasan-batasan antarbidang ilmu masih tampak nyata, membatasi integrasi yang lebih dalam dan menyeluruh dari berbagai sudut pandang. Dalam pandangan saya, pendekatan ini mungkin belum sepenuhnya memadai untuk menangani tantangan-tantangan kompleks masa kini yang seringkali melintasi batas-batas tradisional ilmu pengetahuan.

Bentuk kerja sama kedua yang penting adalah penelitian lintas keilmuan atau interdisipliner, di mana berbagai bidang ilmu dihubungkan bersama sebagai suatu kesatuan yang utuh untuk memahami fenomena yang sangat rumit ini. Pendekatan ini memberikan perspektif yang komprehensif dan terintegrasi dalam menjawab tantangan-tantangan yang muncul di dunia saat ini. Di abad ke-21, penting untuk mengembangkan lebih lanjut bentuk penelitian ini, karena memungkinkan untuk mengeksplorasi dan mengatasi masalah-masalah yang rumit dengan cara yang lebih luas dan efektif.

Bentuk ketiga dari kolaborasi ilmiah adalah penelitian transkeilmuan atau transdisipliner, yang mengambil langkah lebih lanjut dari penelitian lintas ilmu. Pendekatan ini difokuskan pada pengembangan pengetahuan yang dapat langsung diterapkan untuk mengatasi tantangan-tantangan kehidupan yang nyata. Penelitian transkeilmuan tidak terbatas pada lingkup akademis saja, tetapi juga melibatkan peran aktif dari dunia bisnis, politik, budaya, dan masyarakat sipil. Ini mencerminkan upaya untuk mengintegrasikan berbagai perspektif dan sumber daya dari berbagai sektor dalam upaya mencari solusi yang luas dan berkelanjutan terhadap masalah-masalah kompleks yang dihadapi oleh masyarakat global saat ini.

Penelitian transkeilmuan berusaha untuk mengembalikan fokus kepada akar dari semua pengetahuan, yaitu filsafat yang memiliki cakupan yang luas dan menyeluruh. Visinya adalah menyatukan ilmu pengetahuan dalam kerangka yang holistik. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan kritis terhadap kondisi dunia saat ini. Dengan pemahaman yang komprehensif ini, diharapkan dapat ditemukan solusi-solusi inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan kompleks yang dihadapi dunia saat ini.

Sikap kritis memainkan peran sentral dalam pola pikir lintas dan transdisipliner. Dengan sikap kritis, seseorang tidak hanya menerima informasi secara pasif dari apa yang terlihat atau didengar, tetapi juga aktif mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari cara berpikirnya. Proses dialog dan diskusi menjadi sarana utama untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan terbuka terhadap pengembangan pengetahuan. Sikap ini mendorong untuk mengeksplorasi berbagai sudut pandang dan mengevaluasi secara kritis setiap informasi atau konsep yang dihadapi, sehingga mendukung upaya untuk mengintegrasikan dan mengembangkan pengetahuan secara lebih holistik dan berkelanjutan.

Sikap kritis tidak hanya membantu individu untuk tidak terjebak dalam kepatuhan buta. Sikap ini juga secara alami meredakan atau mengurangi radikalisme, fundamentalisme, dan fanatisme. Sikap kritis mengajak individu untuk melupakan ilusi dan melihat realitas sesuai dengan fakta yang ada. Dalam konteks kesatuan ilmu pengetahuan, di mana sikap kritis menjadi inti dari eksplorasi intelektual, hal ini mendorong pengembangan pengetahuan melampaui batas-batas tradisionalnya, dan memungkinkan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan bijaksana.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image