Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Fauzi Basruddin

Benarkah Bahasa Indonesia Miskin Kosa Kata? Sebuah Analisis Sosiolinguistik

Eduaksi | 2024-07-02 16:07:02

Belakangan ini sedang ramai diperbincangkan mengenai pendapat seorang influncer yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia dinilai miskin kosa kata, apakah benar demikian. Pada dasarnya bahasa Indonesia sendiri tergolong bahasa yang masih baru jika dibandingkan dengan bahasa Inggris telah diresmikan jauh sebelum bahasa Indonesia. Namun demikian hal ini tidak serta merta menjadikan bahasa Indonesia itu sendiri bisa dibilang miskin kosa kata.

Ilustrasi tangan memegang smartphone. Sumber Pixabay.

Definisi sebuah bahasa menurut Ronald Wardhaugh, bahasa sebagai “a system of arbitrary vocal symbols used for human communication”. Ronald Wardhaug mendefinisikan bahasa itu bersifat arbitrer yang menekankan bahwa pada intinya bahasa adalah ucapan, bukan tulisan, yang menggabungkan antara bunyi dan makna. Definisi tersebut yang dimaksud dengan arbitrer, sebagai salah satu sifat bahasa. Karena sifat arbitrernya, maka setiap kelompok masyarakat bisa membuat kata atau simbol sendiri sesuai kesepatakan mereka masing-masing. Itu pula sebabnya setiap kelompok masyarakat, suku atau bangsa memiliki bahasa mereka sendiri sehingga kehidupan ini menjadi indah demikian.Dalam potongan video yang diunggah pada 4 April 2024 oleh akun tiktok bernama netrainews, seorang influncer bernama Indah G yang sedang berada dalam siniarnya bersama Cinta Laura, pada awal video dia mengatakan “bahasa Indonesia itu sebenarnya bahasa yang miskin kosa kata and that’s very true”, Indah G membandingkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris dan bahasa Arab, yang memiliki kosa kata lebih banyak dari bahasa Indonesia. Massuk pada alih kode eksternal, untuk bisa melakukan perpindahan bahasa dari bahasa asing ke bahasa Indonesia maka kita harus mengetahui makna dari bahasa asing itu sendiri, lantas bagaimana jika suatu ucapan tidak memiliki kosa kata?, maka ada beberapa cara mendefinisikan suatu ujaran. 1. Peminjaman Kata (Loanword) Kata dari bahasa asing diadopsi langsung ke dalam bahasa Indonesia. Contohnya, "computer" menjadi "komputer" penjelasan atau Deskripsi 2. Menggunakan frasa atau kalimat untuk menjelaskan konsep menggunakan yang tidak memiliki padanan kata. Misalnya, istilah "software" bisa dijelaskan dengan kosa kata "perangkat lunak". 3. Penciptaan Kata Baru 4. Membuat kata baru yang menggambarkan konsep tersebut dengan menggunakan elemen-elemen bahasa Indonesia. Misalnya, "gawai" untuk "gadget". Contoh pemaknaan alih kode eksternal bahasa terjadi pada media sosial TikTok yang tayang pada tanggal 4 April 2024 Oleh akun netralnews, Pada Detik ke 7 Indah G mengatakan “We have a culture convenience how relay something as convenience quickest possible convenience as possible”. Dalam bahasa Indonesia ucapan ini bisa dimaknai “kita mempunyai budaya kemudahan bagaimana menyampaikan sesuatu secepat mungkin dan senyaman mungkin”. Ucapan ini memiliki konteks dimana bahasa Indonesia cenderung mempermudah suatu ucapan dalam bahasa Inggris karena sedikitnya kosa kata dalam bahasa Indonesia, pada detik selanjutnya Cinta Laura berkata “lazy” yang dalam bahasa Indonesia artinya “malas” dan dilanjutkan dengan perkataan Indah G “that’s true we have lazy culture”. Lantas apakah benar budaya bahasa Indonesia itu malas? Mengatakan bahwa budaya bahasa Indonesia "malas" adalah penyederhanaan yang tidak tepat. Bahasa Indonesia selalu berkembang dan beradaptasi dengan pengaruh eksternal, termasuk peminjaman kata dari bahasa asing, yang merupakan bagian alami dari evolusi bahasa. Fenomena ini lebih mencerminkan adaptasi dan efektivitas komunikasi daripada kemalasan. Selain itu menggunakan kosa kata “miskin” untuk memaknai bahasa Indonesia yang memiliki kosa kata lebih sedikit dibandingkan bahasa asing adalah hal yang kurang bijak, mengapa demikian. Bahasa sendiri memiliki sistemnya masing-masing dalam penggunaanya sehingga bahasa sendiri memiliki keindahan serta keunikannya masing-masing, jika suatu bahasa memiliki kekurangan kosa kata dengan membandingkannya dengan bahasa lain hal ini tidak menjadikan bahasa itu miskin kosa kata, justru sebaliknya bahasa meiliki keunikannya masing-masing dalam menyikapi bahasa yang lainnya.

Pada pembahasan kali ini kita akan mengulik lebih dalam lagi tentang konsep bahsa Indonesia yang dibilang miskin kosa kata. Melalui alih kode eksternal kita bisa mengetahui tentang keunikan bahasa sebagai alat komunikasi. Alih kode eksternal adalah fenomena linguistik ketika seseorang berganti dari satu bahasa ke bahasa lain dalam konteks komunikasi yang berbeda atau dengan lawan bicara yang berbeda. Biasanya terjadi ketika individu berada dalam lingkungan bilingual atau multilingual dan beralih bahasa sesuai dengan situasi atau orang yang diajak bicara, misalnya saat beralih dari berbicara bahasa Indonesia di rumah ke bahasa Inggris di tempat kerja.

Sementara pada definisi lain tentang, bahasa adalah sistem simbol bunyi yang berkembang berdasarkan aturan yang disepakati oleh para penggunanya. Setiap simbol bahasa memiliki makna atau konsep tertentu. Karena setiap simbol bunyi mengandung konsep atau makna, maka setiap ujaran bahasa memiliki makna. Misalnya, simbol bahasa yang berbunyi "buku" mengandung konsep atau makna 'sebuah benda yang digunakan untuk membaca atau menulis'.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image