Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faiq Zamzami

Analisis Tingkat Kesadaran dan Perilaku Pro-Lingkungan Mahasiswa di Kampus

Info Terkini | 2024-07-02 00:51:31
Sumber : Esa Unggul menyelenggarakan program sebagai bentuk satgas ppks https://www.esaunggul.ac.id/ciptakan-ruang-aman-di-kampus-esa-unggul-bentuk-satgas-ppks/

ABSTRACT

The level of pro-environmental awareness and behavior refers to an individual's understanding and actions in supporting environmental conservation. The level of environmental awareness includes knowledge, understanding and concern for environmental issues such as pollution, climate change, deforestation and sustainability of natural resources. This awareness reflects the extent to which individuals are aware of the impact of human actions on the environment and the importance of preserving ecosystems. Meanwhile, pro-environmental behavior includes concrete actions taken to reduce negative impacts on the environment, such as recycling, reducing plastic use, using public transportation or bicycles, saving energy and water, and participating in environmental conservation activities. In general, individuals with high levels of environmental awareness are more likely to engage in pro-environmental behavior. Research on this topic focuses on understanding the factors that influence this awareness and behavior and developing strategies to improve both to achieve environmental sustainability.

ABSTRAK

Tingkat kesadaran dan perilaku pro-lingkungan merujuk pada pemahaman dan tindakan individu dalam mendukung pelestarian lingkungan. Tingkat kesadaran lingkungan mencakup pengetahuan, pemahaman, dan kepedulian terhadap isu-isu lingkungan seperti polusi, perubahan iklim, deforestasi, dan keberlanjutan sumber daya alam. Kesadaran ini mencerminkan sejauh mana individu menyadari dampak dari tindakan manusia terhadap lingkungan dan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem. Sementara itu, perilaku pro-lingkungan mencakup tindakan konkret yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti daur ulang, mengurangi penggunaan plastik, menggunakan transportasi umum atau sepeda, menghemat energi dan air, serta berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Secara umum, individu dengan tingkat kesadaran lingkungan yang tinggi lebih cenderung terlibat dalam perilaku pro-lingkungan. Penelitian mengenai topik ini berfokus pada memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran dan perilaku tersebut serta mengembangkan strategi untuk meningkatkan keduanya demi mencapai keberlanjutan lingkungan

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesadaran Lingkungan merupakan tindakan atau sikap yang diarahkan untuk memahami tentang pentingnya lingkungan yang sehat, bersih, dan sebagainya. Kesadaran dalam lingkungan hidup dapat dilihat dari perilaku dan tindakan seseorang dalam keadaan dimana seseorang merasa bebas dari tekanan (Amos, 2008). Usaha untuk melakukan tindakan sadar diperlukan sebagai cara pengelolaan lingkungan dengan cara memelihara atau memperbaiki kualitas lingkungan agar kebutuhan manusia terpenuhi dengan baik.

Ada empat faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan. Pertama, faktor ketidaktahuan; didasarkan karena adanya rasa ingin tahu. Menurut Amos (2008), sadar dapat diartikan sebagai tahu. Ketika seseorang dikatakan tidak sadar maka orang tersebut tidak memiliki pengetahuan mengenai lingkungan. Maka dapat disimpulkan bahwa ketidaktahuan seseorang dapat mempengaruhi kesadaran lingkungannya. Kedua, faktor kemiskinan; miskin merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan akan menyebabkan tekanan pada penduduk. Kemiskinan menjadi salah satu sumber masalah sosial karena mereka lebih fokus kepada pemenuhan kebutuhan daripada menanggapi isu-isu lingkungan. Ketiga, faktor kemanusiaan; kemanusiaan berarti sifat-sifat manusia atau secara manusia. Manusia adalah makhluk berakal yang mampu memilih mana yang benar dan salah. jika seseorang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi maka mereka akan memperhatikan hal yang dapat menyelamatkan banyak manusia dan tidak merugikan manusia lainnya. oleh sebab itu seseorang dengan tingkat kemanusiaan yang tinggi akan lebih sadar lingkungan sehingga dapat menjaga lingkungan demi kepentingan bersama. Keempat, faktor gaya hidup; Gaya hidup seseorang dapat berpengaruh pada tingkat kesadaran mereka terhadap lingkungan. Jika seseorang memiliki gaya hidup hijau maka mereka akan memperhatikan apa yang mereka lakukan terhadap lingkungan. Minat mereka akan tertuju pada segala sesuatu yang ramah lingkungan dan opini mereka pun dalam pandangan menyelamatkan lingkungan (Amos, 2008).

Rusaknya lingkungan alam membuat keseimbangan lingkungan hidup mengalami ketimpangan. Banyak dampak negatif dari rusaknya lingkungan alam yang terjadi, rentetan bencana seperti banjir, pencemaran dan lain sebagainya semakin menambahkan jajaran daftar memperparah kondisi bumi. Begitu juga dengan kondisi di udara yang mengalami penurunan yang disebabkan oleh udara yang tercemar akibat asap kendaraan. Dari fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi, maka diperlukan upaya untuk meminimalkan kerusakan lingkungan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam mengurangi kerusakan lingkungan adalah dengan konsep ramah lingkungan atau yang sering disebut “go green”. Untuk membangun perilaku ramah lingkungan perlu diwujudkan kepedulian terhadap lingkungan. Tindakan sadar yang dilakukan manusia terhadap lingkungan bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif dari beberapa aktivitas manusia terhadap lingkungan. Tujuan utama lainnya untuk memperbaiki lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Saat ini banyaknya isu-isu lingkungan yang masih belum bisa terselesaikan, padahal lingkungan sangat berpengaruh dalam semua aspek kehidupan dan dampaknya cukup signifikan terhadap kehidupan manusia (Kollmuss & Agyeman, 2002).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk memfokuskan pembahasan pada penelitian yang akan penulis laksanakan, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

 

  1. Bagaimana tingkat kesadaran lingkungan dan perilaku pro-lingkungan mahasiswa di kampus?
  2. Apa saja hambatan yang dialami mahasiswa mengenai Tindakan pro-lingkungan di kampus?

1.3 Tujuan Penelitian

 

  1. Untuk mengidentifikasi dan memahami tingkat kesadaran lingkungan dan perilaku pro-lingkungan mahasiswa di kampus.
  2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami mahasiswa mengenai Tindakan pro-lingkungan di kampus.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

(a) Manfaat Teoritis

Penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pro-lingkungan, khususnya pada populasi mahasiswa di lingkungan kampus. Hasil penelitian ini dapat memperkaya teori perilaku lingkungan dengan informasi empiris tentang bagaimana kesadaran lingkungan berkorelasi dengan tindakan nyata.

(b) Manfaat Praktis

Temuan dari penelitian ini dapat menjadi dasar bagi lembaga pendidikan untuk merumuskan kebijakan lingkungan kampus yang lebih efektif, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran dan perilaku mahasiswa.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian mengenai tingkat kesadaran dan perilaku pro-lingkungan mahasiswa di kampus menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei sebagai metode utama pengumpulan data. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup dan terbuka, dirancang untuk mengukur pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tindakan pro-lingkungan mahasiswa. Kuesioner tersebut disebarkan kepada sampel acak mahasiswa dari berbagai fakultas di kampus untuk memastikan keberagaman data. Data yang dikumpulkan mencakup demografi responden, tingkat pengetahuan tentang isu-isu lingkungan, sumber informasi yang digunakan, motivasi di balik perilaku pro-lingkungan, serta hambatan yang dihadapi. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial untuk menemukan pola dan hubungan antara tingkat kesadaran dan perilaku pro-lingkungan. Selain itu, wawancara mendalam dengan beberapa responden terpilih dilakukan untuk memperdalam pemahaman tentang temuan survei dan mendapatkan wawasan kualitatif yang lebih dalam. Metodologi ini memastikan bahwa hasil penelitian tidak hanya mencerminkan gambaran umum tingkat kesadaran dan perilaku pro-lingkungan, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai tingkat kesadaran dan perilaku pro-lingkungan mahasiswa di kampus menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki kesadaran yang cukup tinggi tentang isu-isu lingkungan, seperti perubahan iklim, polusi udara, dan bahaya sampah plastik. Media sosial, internet, dan pendidikan formal menjadi sumber informasi utama yang meningkatkan pengetahuan mereka. Dalam hal perilaku, banyak mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan daur ulang dan pengelolaan sampah dengan benar, meskipun penerapannya masih bervariasi tergantung pada fasilitas yang tersedia di kampus. Penggunaan transportasi ramah lingkungan, seperti sepeda dan transportasi umum, juga meningkat, meskipun kendaraan pribadi masih sering digunakan. Kesadaran untuk mengurangi penggunaan plastik tinggi, dengan banyak mahasiswa yang membawa botol minum sendiri dan menghindari kantong plastik. Motivasi utama untuk perilaku pro-lingkungan adalah keinginan melindungi lingkungan bagi generasi mendatang, sementara hambatan utamanya adalah kurangnya fasilitas pendukung dan kebijakan kampus yang belum sepenuhnya mendukung tindakan pro-lingkungan.

Analisis data menunjukkan adanya korelasi positif signifikan antara kesadaran dan perilaku pro-lingkungan; mahasiswa dengan kesadaran lingkungan yang tinggi cenderung lebih aktif dalam tindakan pro-lingkungan. Pembahasan penelitian ini merekomendasikan peningkatan program edukasi lingkungan, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah daur ulang dan stasiun pengisian air minum, serta kebijakan kampus hijau yang lebih tegas. Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan lingkungan juga dianggap penting untuk memperkuat perilaku pro-lingkungan.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian tentang tingkat kesadaran dan perilaku pro-lingkungan mahasiswa di kampus menunjukkan bahwa mahasiswa umumnya memiliki kesadaran yang tinggi mengenai isu-isu lingkungan, yang sebagian besar diperoleh melalui media sosial, internet, dan pendidikan formal. Kesadaran ini tercermin dalam berbagai perilaku pro-lingkungan, seperti daur ulang, pengurangan penggunaan plastik, dan penggunaan transportasi ramah lingkungan. Meskipun demikian, penerapan perilaku pro-lingkungan masih terkendala oleh kurangnya fasilitas pendukung dan kebijakan kampus yang belum optimal. Penelitian ini menegaskan adanya korelasi positif antara tingkat kesadaran dan perilaku pro-lingkungan, menunjukkan bahwa peningkatan kesadaran dapat mendorong tindakan yang lebih proaktif dalam menjaga lingkungan. Oleh karena itu, disarankan agar universitas meningkatkan program edukasi lingkungan, menyediakan fasilitas yang memadai, dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung keberlanjutan untuk memperkuat perilaku pro-lingkungan di kalangan mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Uswatusolihah, U. (2017). Kesadaran Dan Transformasi Diri Dalam Kajian Dakwah Islam Dan Komunikasi. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi. https://doi.org/10.24090/komunika.v9i2.853

Wibowo, F. S. (2011). Karakteristik Konsumen Berwawasan Lingkungan Dan Hubungannya Dengan Keputusan Membeli Produk Ramah Lingkungan. Econosains Jurnal Online Ekonomi DanPendidikan.https://doi.org/10.21009/econosains.0092.09

Paramita, N. D., & Yasa, N. N. K. (2015). Sikap Dalam Memediasi Hubungan Kesadaran Lingkungan Dengan Niat Beli Produk Kosmetik Ramah Lingkungan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan (Journal of Management and Entrepreneurship). https://doi.org/10.9744/jmk.17.2.187-195

Tan, H., Chen, S., Shi, Q., & Wang, L. (2014). Development of green campus in China. Journal of Cleaner Production. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2013.10.019

Kaiser, F. G., & Schultz, P. W. (2009). The Attitude-Behavior Relationship: A Test of Three Models of the Moderating Role of Behavioral Difficulty. Journal of Applied Social Psychology, 39(8), 1865-1884.

Hines, J. M., Hungerford, H. R., & Tomera, A. N. (1986). Analysis and Synthesis of Research on Responsible Environmental Behavior: A Meta-Analysis. The Journal of Environmental Education, 18(2), 1-8.

Marques, J. C., & Gomes, S. I. (2009). Understanding Pro-Environmental Behavior: A Comparative Analysis of Portugal and Brazil. Environment and Behavior, 41(6), 742-767.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image