Genosida Kamboja: Tragedi Mengerikan dalam Sejarah Umat Manusia
Sejarah | 2024-06-28 22:58:07Pada tanggal 17 April 1975, Khmer Merah, atau Partai Komunis Kamboja, berhasil menguasai Kamboja setelah memenangkan perang saudara yang berlangsung bertahun-tahun. Pemimpin militer Khmer Merah, Pol Pot, kemudian diangkat menjadi kepala pemerintahan di negara tersebut. Visi Pol Pot adalah menciptakan negara agraris dengan sistem komunisme "murni," dengan keyakinan bahwa rakyat Kamboja telah terpengaruh budaya luar yang merusak, khususnya dari Vietnam dan negara-negara Barat. Untuk menciptakan ras "murni" Kamboja, Pol Pot berencana memusnahkan orang-orang yang dianggap terpengaruh budaya luar dan mereka yang membangkang terhadap rezimnya.
Setelah berkuasa pada tahun 1975, Pol Pot mendeklarasikan "tahun nol" bagi Kamboja, mengisolasi negara dari pengaruh luar. Mata uang, harta pribadi, bahkan agama dilarang. Penduduk kota dipaksa pindah ke pedesaan untuk menjalankan program pertanian dengan ancaman senjata. Penduduk ibu kota Phnom Penh juga mengalami nasib serupa. Akibatnya, ratusan ribu pekerja meninggal karena beban kerja yang berlebihan, penyakit, kelaparan, dan penganiayaan oleh penjaga kamp. Rezim Khmer Merah juga tidak segan-segan mengeksekusi ratusan ribu rakyatnya yang dianggap sebagai musuh negara.
Musuh negara yang dimaksud adalah loyalis rezim sebelumnya, aktivis, etnis minoritas, hingga kelompok intelektual. Mereka yang terlihat pintar, seperti yang berkacamata atau pandai berbahasa asing, juga menjadi target eksekusi. Ratusan ribu orang terpelajar dan kelas menengah di Kamboja disiksa dan dieksekusi, dengan sekitar 189 penjara didirikan sebagai pusat eksekusi. Jumlah korban genosida ini diperkirakan mencapai 1,7 hingga 3 juta orang. Tingginya angka kematian salah satunya disebabkan oleh pembunuhan terhadap dokter dan staf medis, membuat pekerja yang sakit dan kelaparan tidak mendapat pertolongan. Situasi ini menyebabkan ekonomi Kamboja melemah, produksi menurun karena banyak pekerja yang tidak terselamatkan.
Program pertanian yang tidak sesuai ekspektasi menyebabkan Khmer Merah mengeksekusi anggota partainya sendiri yang dianggap gagal mencapai tujuan yang sebenarnya tidak realistis. Banyak pendukung Khmer Merah juga dianggap mata-mata asing dan dieksekusi.
Pada Desember 1978, Vietnam menginvasi Kamboja, menyebabkan Pol Pot melarikan diri ke daerah terpencil pada 7 Januari 1979, bertepatan dengan jatuhnya Phnom Penh ke tangan Vietnam. Pol Pot tetap bebas hingga tahun 1997, dan meninggal dunia akibat gagal jantung pada 15 April 1998 saat menjadi tahanan rumah.
Genosida Kamboja tetap menjadi salah satu tragedi paling mengerikan dalam sejarah umat manusia, dengan dampak yang masih dirasakan oleh rakyat Kamboja hingga hari ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.