Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zahro Ainun Nisa

Strategi Meningkatkan Minat Generasi Muda pada Bidang Pertanian

Kultura | Wednesday, 26 Jun 2024, 20:46 WIB
Sumber Gambar : https://pin.it/4TMpHXbLI

Indonesia merupakan negara yang banyak dianugerahi Tuhan akan kekayaan alam. Bahkan beberapa kekayaan alam Indonesia tak dimiliki oleh negara lain, seperti emas, minyak bumi, gas alam, batubara, rempah, hingga hasil bumi dan lautan yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Kekayaan hasil bumi Indonesia sangatlah beragam. Dengan iklim yang tropis dapat memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik di Indonesia. Berbicara tentang kekayaan alam Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor utama penyedia tenaga kerja penduduk Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani di Indonesia tahun 2013 mencapai 31, 70 juta orang yang terbagi ke dalam sektor tanaman pangan, holtikultural, perkebunan, peternakan, budidaya ikan, penangkapan ikan dan kehutanan.

Indonesia sebagai negara agraris, yang sebagaian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian maka petani memiliki peranan penting dalam perkembangan suatu bangsa. Oleh karena setiap manusia hidup memerlukan berbagai kebutuhan hidupnya, petani berperan penting bagi penyedia berbagai keperluan tersebut. Di dalam suatu negara, petani membantu memenuhi kebutuhan pangan bagi kebutuhan negaranya. Indonesia juga terkenal sebagai negara yang kaya, bukan hanya kaya Bahasa tapi kaya akan sumber daya alam baik dilaut maupun didarat. Namun kenapa negara kaya ini masih belum mandiri bahkan masih mengandalkan, bahkan kebergantungan impor dari negara lain.

Hal ini tidak sesuai dengan julukan yang kita tuai sebagai negara yang kaya. Sebenarnya hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor seperti : Pertama, kurangnya minat petani pada generasi muda (terancam punah karena saat ini petani tua lebih dominan dibandingkan petani muda). Kedua, kurangnya peran pemerintah dalam mengatasi persoalan pertanian yang semakin kompleks. Ketiga, masyarakat yang belum sadar untuk mencintai brand lokal kebanding brand luar negeri. Sering kita lihat profesi petani yang kurang meyakinkan, bahkan masyarakat kita cenderung berfikir bahwa petani adalah profesi yang merugikan dan melelahkan.

Karena dalam beberapa kasus, jika seorang ayah yang berkerja sebagai petani memiliki anak maka, harapannya nya adalah agar si anak menjadi dokter, guru, tentara dan lainnya yang preferansi nya kearah pekerjaan yang bergaji tinggi seakan menjadi petani itu amat sangat tidak menguntungkan, sehingga kebanyakan anak petani memiliki ambisi untuk besarnya akan menjadi dokter, guru, atau bahkan tentara karena sedari kecil sudah didoktrin seperti itu oleh orang tuanya.

Seorang anak petani pun kebanyakan tidak ingin menjadi petani kerena melihat secara langsung bagaimana sang ayah dan ibunya bekerja diladang atau sawah namun untuk makan nasi saja susah dan selalu hidup dengan serba kekurangan, hal ini juga dapat membentuk opini anak-anak petani untuk menjadi lebih sukses dan kaya kebanding orang tua mereka yang menjadi petani. Yang harus digaris bawahi disini bukanlah untuk mengatakan bahwa profesi lain itu membawa dampak buruk atau terdengar kurang baik, namun yang harus digaris bawahi adalah pentingnya petani untuk kehidupan negara bahkan masyarakat, namun profesi penting ini terancam punah ditangan generasi muda.

Seharusnya kita bisa banyak belajar dari negara yang maju dalam bidang pertaniannya seperti Jepang, Thailand, Vietnam, dan India. Tidak dapat dipungkiri bahwa keempat negara tersebut maju dalam bidang pertaniannya dengan petani yang sejahtera. Mari kita contoh salah satu negara, Thailand. Pertanian Thailand dapat dikatakan sebagai pertanian terbesar di ASEAN. Padahal Thailand awalnya belajar dari Indonesia tepatnya pada zaman Soeharto menjadi presiden. Buktinya menurut Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) nilai sector petanian Indonesia sudah tertinggal jauh dari Thailand. Padahal luas lahan Thailand lebih sempit dibandingkan lahan di Indonesia. Bukti lainnya menurut World Stock Export dari 15 negara eksportir pangan, Thailand berada di posisi ke 2 setelah Vietnam.

Menurut INDEF ekspor Thailand terbilang tinggi, ini dikarenakan produksinya banyak sedangkan penduduknya sedikit, sedangkan di Indonesia memiliki hasil pertanian yang melimpah namun belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, untuk itu diperlukannya optimalisasi pada sektor pertanian kita sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, meminimalisir impor dan memaksimalkan ekspor. Untuk itu apa saja hal yang membuat pertanian Thailand lebih maju dibandingkan pertanian Indonesia, yaitu : Pertama, penelitian lebih lanjut tentang bibit atau benih entah itu padi atau komoditas lainnya sehingga menghasilkan hasil yang berkualitas, berbuah banyak dan tidak kalah saing dari begara eksportir lainnya.

Kedua, teknologi canggih untuk mendukung pertanian lebih optimal serta membantu para petani agar terbantu dan dengan pekerjaan yang cepat terselesaikan (efisiensi). Ketiga, peran dan andil pemerintah dalam membeli hasil pertanian petani mulai dari pasca panen dengan sistem subsidi dengan harga beli yang tinggi. Keempat, dibangunnya bank pertanian sebagai bentuk perhatian dan keseriusan pemerintah dalam sektor pertanian yang vital serta sebagai tempat untuk para petani meminjam uang untuk menjalankan usaha taninya dengan suku bunga yang kecil. Kelima, menerapkan sistem Zonasi Tanaman, menempatkan jenis tanaman yang bersifat strategis pada lahan tertentu dengan harapan dapat produktifitas tanam dapat maksimal. Untuk itu kita perlu menentukan jenis tanaman apa saja yang strategis untuk di ekspor sehingga kita dapat memaksimalkannya. Sementara itu strategi serta solusi kita untuk meningkatkan minat menjadi petani pada generasi muda dapat dimulai dengan : Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Modern :

Pendidikan dan pelatihan pertanian modern adalah kunci untuk menarik minat generasi muda ke dalam sektor pertanian. Dengan perkembangan teknologi dan metode pertanian yang semakin maju, penting bagi generasi muda untuk memiliki akses ke pengetahuan dan keterampilan terkini. Mengadakan program pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada teknologi pertanian terbaru, praktik pertanian organik, dan metode pertanian berkelanjutan untuk menarik minat generasi muda. Pemberian Insentif dan Dukungan Finansial : Pemberian insentif dan dukungan finansial dengan membantu mereka memulai serta mengembangkan usaha pertanian. Dengan adanya dukungan ini, para petani muda akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk berinovasi. Pemerintah dapat memberikan insentif berupa subsidi, akses kredit dengan bunga rendah, dan bantuan modal bagi para petani muda untuk memulai usaha pertanian mereka.

Akses ke Pasar dan Jaminan Harga : Akses yang mudah ke pasar dan jaminan harga yang stabil adalah hal yang juga penting, dengan jaminan ini, petani muda akan merasa lebih aman dan termotivasi untuk mengembangkan usaha pertanian mereka. Menciptakan kebijakan yang memastikan akses pasar yang jelas dan harga jual yang stabil untuk produk pertanian, sehingga petani muda merasa lebih aman dan percaya diri dalam mengembangkan usaha mereka. Kampanye Kesadaran dan Promosi Profesi Petani : Kampanye kesadaran dan promosi profesi petani bertujuan untuk menyajikan pertanian sebagai sektor yang modern, menguntungkan, dan penting bagi ketahanan pangan nasional, kampanye ini dapat menginspirasi dan memotivasi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

Mengadakan kampanye yang menonjolkan keuntungan dan potensi pertanian sebagai profesi yang menjanjikan, serta menampilkan kisah sukses petani muda yang telah berhasil. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Penelitian : Mendorong kerjasama antara institusi pendidikan tinggi, lembaga penelitian, dan komunitas petani untuk melakukan riset dan pengembangan inovasi pertanian yang dapat diterapkan oleh generasi muda. Diharapkan petani muda yang tergabung sebagai petani peneliti dapat meningkatkan kapistasnya sebagai petani dan mampu beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim melalui teknologi-teknologi tepat guna. Selain itu petani-petani peneliti diharapkan bisa menularkan ilmu dan teknologi yang mereka peroleh kepada petani lain di sekitar. Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi Pertanian : Meningkatkan akses terhadap infrastruktur pertanian seperti irigasi, jalan, dan fasilitas penyimpanan, serta mendukung adopsi teknologi modern seperti pertanian presisi dan penggunaan drone. Dalam era digitalisasi, pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi juga penting dalam mendukung pertanian. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi,

seperti aplikasi pertanian, sistem pemantauan cuaca, dan platform perdagangan online, dapat membantu petani dalam mengakses informasi pertanian yang relevan, memperoleh harga yang adil untuk produk mereka, dan memperluas jangkauan pasar. Teknologi ini juga dapat mempermudah pengelolaan pertanian, pemantauan tanaman, dan perencanaan produksi. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan minat generasi muda terhadap profesi petani akan meningkat secara signifikan.

Hal ini tidak hanya akan membuka peluang baru bagi generasi muda untuk mencapai kesuksesan finansial, tetapi juga akan memberikan dorongan yang kuat bagi sektor pertanian di Indonesia untuk berkembang lebih maju dan berkelanjutan. Dengan generasi muda yang lebih terlibat dan berinovasi dalam bidang pertanian, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alamnya secara optimal, meningkatkan ketahanan pangan nasional, dan menciptakan ekosistem pertanian yang lebih ramah lingkungan. Secara keseluruhan, langkah-langkah ini akan menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan, memastikan masa depan yang lebih cerah bagi sektor pertanian dan generasi penerus bangsa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image