Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Thoriq Ahmad Taqiyuddin

Kekecewaan Penonton Konser yang Berujung Amukan Massa di Lentera Festival

Info Terkini | 2024-06-25 21:37:27

Pada tanggal 23 Juni lalu, seharusnya menjadi malam yang penuh keceriaan dan musik di Area Lapangan Sepak Bola Pasar Kemis, Tangerang. Penonton yang antusias telah membeli tiket seharga Rp115 ribu, baik secara online maupun offline, untuk menyaksikan Lentera Festival. Namun, harapan mereka pupus, berujung pada insiden pembakaran panggung dan sound system.

Guyon waton, salah satu band yang seharusnya tampil pada Lentera Festival tapi batal karena belum mendapat bayaran dari panitia (image source: Harian Jogja)

Konser yang dijadwalkan mulai pukul 20.00 WIB itu sudah ditunggu-tunggu oleh para penggemar musik, terutama yang ingin melihat penampilan band Guyon Waton dan NDX AKA. Sejak pukul 19.00 WIB, penonton mulai berdatangan dan menempati area panggung. Sayangnya, suasana di sekitar panggung tidak menunjukkan tanda-tanda dimulainya konser. Panggung masih gelap, dan tidak ada tanda-tanda kehadiran panitia. Ketidakjelasan ini mulai memicu kegelisahan di kalangan penonton.

Teriakan demi teriakan meminta kejelasan mulai terdengar dari para penonton. Namun, tidak ada respon dari pihak panitia. Kegelisahan penonton berubah menjadi kemarahan saat waktu terus berjalan, tetapi tidak ada tanda-tanda persiapan konser. Ketidakpastian dan kekecewaan mendalam ini akhirnya meledak menjadi aksi anarkis. Beberapa penonton mulai merangsek ke area panggung, merusak properti musik, dan membakar panggung serta sound system.

Situasi semakin tidak terkendali. Amukan massa tidak hanya berhenti pada pembakaran, tetapi juga terjadi dugaan penjarahan pagar pembatas penonton. Peristiwa ini semakin memperparah kerusakan yang terjadi di lokasi konser. Kebakaran di area panggung pun membuat situasi semakin mencekam.

Salah satu pemicu utama amukan massa adalah batalnya penampilan band Guyon Waton dan NDX AKA. Kedua band ini sangat dinanti oleh para penonton. Ketika diketahui bahwa band-band tersebut batal tampil, rasa kecewa dan marah penonton yang sudah membayar tiket dan hadir di lokasi mencapai puncaknya. Mereka merasa dikecewakan dan dirugikan, yang akhirnya memicu aksi perusakan dan pembakaran.

Polisi yang menerima laporan segera datang ke lokasi untuk mengendalikan situasi dan menyelidiki kejadian tersebut. Mereka mulai mengumpulkan bukti-bukti dan meminta keterangan dari saksi-saksi untuk mengetahui kronologi lengkap insiden ini. Penyebab pasti batalnya penampilan band Guyon Waton dan NDX AKA juga sedang diselidiki.

Kapolres Tangerang, dalam keterangannya, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan mendalam terhadap kejadian ini. "Kami akan memeriksa panitia penyelenggara dan pihak-pihak terkait untuk mengetahui penyebab pasti pembatalan konser serta mengidentifikasi pelaku perusakan dan pembakaran," ujarnya. Polisi juga akan memeriksa keamanan dan kesiapan panitia dalam mengelola acara sebesar ini untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggara acara untuk lebih memperhatikan manajemen waktu, komunikasi dengan penonton, dan kesiapan teknis. Transparansi dan komunikasi yang baik antara penyelenggara dan penonton sangat penting untuk mencegah ketidakpuasan yang bisa berujung pada tindakan anarkis. Penyelenggara juga perlu memastikan semua persiapan teknis berjalan lancar dan sesuai jadwal, serta memiliki rencana cadangan jika terjadi masalah tak terduga.

Pihak penyelenggara Lentera Festival belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden ini. Namun, banyak pihak yang mendesak agar mereka segera memberikan penjelasan dan bertanggung jawab atas kerusakan dan kekecewaan yang dialami oleh penonton. Penyelenggara juga diharapkan untuk memberikan kompensasi kepada penonton yang sudah membeli tiket, sebagai bentuk tanggung jawab atas batalnya konser tersebut.

Peristiwa di Lentera Festival ini menjadi pengingat bahwa manajemen acara yang buruk bisa berujung pada kekacauan. Untuk menghindari kejadian serupa, penyelenggara harus lebih profesional dalam mengatur waktu, memastikan kelancaran teknis, dan berkomunikasi dengan baik kepada penonton. Penonton juga diharapkan bisa lebih sabar dan menghindari tindakan anarkis, meskipun kecewa dengan situasi yang ada.

Pada akhirnya, kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam industri hiburan. Baik penyelenggara, artis, maupun penonton harus sama-sama belajar untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam setiap acara. Hanya dengan kerja sama yang baik, industri hiburan bisa berkembang dan memberikan pengalaman yang positif bagi semua pihak. Semoga kejadian di Lentera Festival menjadi yang terakhir, dan industri hiburan Indonesia bisa terus maju dan memberikan hiburan yang berkualitas bagi masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image