Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dhea Alfa Della

Orang Tua Sudah Meninggal Dunia, Masih Bisa kah Seorang Anak Berbakti? Begini Islam mengaturnya

Agama | 2024-06-20 21:12:12
https://pin.it/3IlGdHb5i
https://pin.it/2ieJZbEUV

Salah satu cara untuk memperoleh ladang pahala adalah dengan berbakti kepada kedua orang tua. Islam telah mengajarkan bagaimana kita harus bersikap kepada orang tua, dan begitu banyak pula ancaman Allah kepada orang yang durhaka serta tidak bersikap baik kepada kedua orang tuanya. Seperti pada Q.S. Al-Isra [17]: 23-24,

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil.

Lalu bagaimana jika orang tua sudah meninggal dunia? Apakah bakti kita sebagai anak sudah berakhir? Tentu saja tidak, bakti anak kepada orang tua yaitu seumur hidupnya, hanya saja ada perbedaan cara berbakti kepada orang tua yang masih hidup dan sudah meninggal dunia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh" H.R. [Muslim no. 1631].

Dari hadis ini dapat kita ketahui bahwa salah satu amal yang tidak putus walaupun orang tersebut sudah meninggal dunia adalah doa anak yang sholeh. Sehingga ini menjadi salah satu jalan bagi anak untuk berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal dunia, yaitu dengan menjadi anak yang sholeh/sholehah dan senantiasa mendoakan orang tuanya.

Selain mendoakan, beberapa cara yang bisa dilakukan seorang anak untuk orang tuanya yang sudah meninggal dunia, diantaranya:

Sedekah harta yang diniatkan untuk orang tuaSedekah seorang anak yang diniatkan untuk orang tuanya akan sampai sebagaimana yang dijelaskan hadis berikut.Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma:أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أُمّـِيْ افْـتُـلِـتَتْ نَـفْسُهَا (وَلَـمْ تُوْصِ) فَـأَظُنَّـهَا لَوْ تَـكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، فَـهَلْ لَـهَا أَجْـرٌ إِنْ تَـصَدَّقْتُ عَنْهَا (وَلِـيْ أَجْـرٌ)؟ قَالَ: «نَعَمْ» (فَـتَـصَدَّقَ عَـنْـهَا)Bahwasanya ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara tiba-tiba (dan tidak memberikan wasiat), dan aku mengira jika ia bisa berbicara maka ia akan bersedekah, maka apakah ia memperoleh pahala jika aku bersedekah atas namanya (dan aku pun mendapatkan pahala)? Beliau menjawab, Ya, (maka bersedekahlah untuknya). H.R. [Bukhari no. 1388, Muslim no. 1004].

Membaca Al-Quran yang diniatkan untuk orang tuaWalaupun terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama mazhab Syafi’iyah tentang sampai tidaknya bacaan Al-Qur’an yang dihadiahkan untuk orang yang sudah meninggal dunia. Mereka yang menolak berlandaskan pemahaman pada Q.S. An-Najm [53]: 39,وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,

Sedangkan ulama mazhab yang membolehkan dan menyatakan bahwa pahala membaca Al-Qur’an tersebut sampai kepada orang yang meninggal dunia yaitu Syamsuddin al-Ramli as-Syafi’i (w 1004 H) yang dijuluki “Imam Syafi’i as-shagir” mengemukakan pendapat:إذَا نَوَى ثَوَابَ قِرَاءَتِهِ لَهُ أَوْ دَعَا لَهُ عَقِبَهَا بِحُصُولِ ثَوَابِهَا لَهُ أَوْ قَرَأَ عِنْدَ قَبْرِهِ حَصَلَ مِثْلُ ثَوَابِ قِرَاءَتِهِ وَحَصَلَ لِلْقَارِئِ أَيْضًا الثَّوَابُ“Jika meniatkan bacaan al-Qur’an bagi orang yang sudah meninggal, atau berdo’a baginya dengan mengiringkan pahala baginya. Atau membaca di kuburnya, sampai pahala bacaannya tersebut, dan sampai pula pahalanya kepada pembacanya.”

Dari perbedaan pendapat tersebut bukan berarti menjadi penghalang kita sebagai anak untuk menghadiahi bacaan Al-Qur’an kepada orang tua yang sudah meninggal dunia. Kita boleh mengambil pendapat yang membolehkan dan kita meyakininya bahwa pahala bacaan Al-Qur’an yang kita baca untuk orang tua yang sudah meninggal dunia itu sampai kepada mereka.

Dengan demikian masih banyak cara seorang anak untuk berbakti kepada orang tua walaupun mereka sudah meninggal dunia, diantaranya yaitu menjadi anak yang sholeh/sholehah yang selalu mendoakan mereka, bersedekah atas nama mereka, dan membaca Al-Qur’an atas nama mereka. Jangan pernah lupakan untuk mendoakan mereka, karena hal tersebutlah yang selalu mereka tunggu dan harapkan di alam kubur. Semoga bermanfaat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image