Tantangan dan Solusi: Menangani Populasi Kucing Jalanan di Kota
Lainnnya | 2024-06-20 11:13:34Peningkatan pemeliharaan kucing ini, tentu saja berhubungan dengan penyakit-penyakit yang dapat menginfeksi kucing dan manusia. Penyakit pada kucing dapat menular ke manusia (zoonosis). Penyakit zoonosis pada berhubungan dengan manusia dan kucing banyak dilaporkan. (Wiwanitkit, 2015) melaporkan tentang penyakit kucing yang menajdi trend penularan penyakit zoonosis pada manusia di Thailand. (Taetzsch et al., 2018), melaporkan tentang transmisi penyakit zoonosis dari kucing liar. (Putri et al., 2023) melaporkan kasus infeksi cacing Dipylidium caninum sebagai penyakit zoonosis pada kucing dan manusia.
Pemilik hewan kesayangan pada umumnya kurang mengetahui mengenai penyakit zoonosis ini. Hasil survey di Kota Malang melaporkan hanya 23, 1% pemilik hewan kesayangan yang sudah mengetahui dan mendengar penyakit zoonosis pada hewan kesayangan. Penyakit zoonosis pada kucing ini dapat diminimalisir dengan melakukan tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan oleh pemilik kucing.
Banyak komunitas yang peduli terhadap keberadaan kucing liar, namun masih banyak masyarakat yang memusuhi hewan liar tersebut. Edukasi bagi masyarakat diperlukan dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu bentuk edukasi melalui kampanye. Kampanye merupakan serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, kampanye komunikatif melalui media digital diharapkan menjadi salah satu strategi dalam mengatasi overpopulasi kucing.
Permasalahan overpopulasi kucing yang terjadi yaitu terlantarnya kucing-kucing liar yang berkeliaran di kota, jika kucing tersebut tidak disterilisasi, pada saat kucing tersebut dalam masa birahi, mereka akan berkembang biak dengan kucing lain di sekitarnya. Peristiwa ini akan terus terjadi secara berulang jika kucing tersebut tidak disterilisasi, dan akan menimbulkan overpopulasi kucing (Shaquila et al., 2021).
Oleh karena itu, dalam perancangan kampanye ini, perlu adanya sosialisasi melalui media digital untuk pengenalan lebih dalam tentang pentingnya sterilisasi kucing dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat overpopulasi kucing. Dengan memberikan pemahaman mengenai sterilisasi kucing terhadap target audiens dengan mengedukasi target audiens melalui webinar dan mengajak mereka melalui media digital dengan memberikan keuntungan yang akan mereka dapatkan dari kegiatan sterilisasi kucing secara gratis. Dengan dibuatnya perancangan kampanye ini, diharapkan target audiens mau berpartisipasi dalam upaya mengatasi overpopulasi kucing.
Peningkatan pemeliharaan kucing ini, tentu saja berhubungan dengan penyakit-penyakit yang dapat menginfeksi kucing dan manusia. Penyakit pada kucing dapat menular ke manusia (zoonosis). Penyakit zoonosis pada berhubungan dengan manusia dan kucing banyak dilaporkan. (Wiwanitkit, 2015) melaporkan tentang penyakit kucing yang menajdi trend penularan penyakit zoonosis pada manusia di Thailand. (Taetzsch et al., 2018), melaporkan tentang transmisi penyakit zoonosis dari kucing liar. (Putri et al., 2023) melaporkan kasus infeksi cacing Dipylidium caninum sebagai penyakit zoonosis pada kucing dan manusia.
Pemilik hewan kesayangan pada umumnya kurang mengetahui mengenai penyakit zoonosis ini. Hasil survey di Kota Malang melaporkan hanya 23, 1% pemilik hewan kesayangan yang sudah mengetahui dan mendengar penyakit zoonosis pada hewan kesayangan. Penyakit zoonosis pada kucing ini dapat diminimalisir dengan melakukan tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan oleh pemilik kucing.
Banyak komunitas yang peduli terhadap keberadaan kucing liar, namun masih banyak masyarakat yang memusuhi hewan liar tersebut. Edukasi bagi masyarakat diperlukan dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu bentuk edukasi melalui kampanye. Kampanye merupakan serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu.
Oleh karena itu, kampanye komunikatif melalui media digital diharapkan menjadi salah satu strategi dalam mengatasi overpopulasi kucing. Permasalahan overpopulasi kucing yang terjadi yaitu terlantarnya kucing-kucing liar yang berkeliaran di kota, jika kucing tersebut tidak disterilisasi, pada saat kucing tersebut dalam masa birahi, mereka akan berkembang biak dengan kucing lain di sekitarnya. Peristiwa ini akan terus terjadi secara berulang jika kucing tersebut tidak disterilisasi, dan akan menimbulkan overpopulasi kucing (Shaquila et al., 2021).
Oleh karena itu, dalam perancangan kampanye ini, perlu adanya sosialisasi melalui media digital untuk pengenalan lebih dalam tentang pentingnya sterilisasi kucing dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat overpopulasi kucing. Dengan memberikan pemahaman mengenai sterilisasi kucing terhadap target audiens dengan mengedukasi target audiens melalui webinar dan mengajak mereka melalui media digital dengan memberikan keuntungan yang akan mereka dapatkan dari kegiatan sterilisasi kucing secara gratis. Dengan dibuatnya perancangan kampanye ini, diharapkan target audiens mau berpartisipasi dalam upaya mengatasi overpopulasi kucing.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.