Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Geraldo Ariel

Apakah Mahasiswa Aktor yang Penting dalam Aksi Demonstrasi?

Kolom | 2024-06-18 00:48:22
Aksi Demonstrasi, Sumber: " />
Aksi Demonstrasi, Sumber:

https://www.ucf.edu/wp-content/blogs.dir/20/files/2020/06/Protesting-Sign.jpg

Demokrasi adalah pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh rakyat. Indonesia adalah negara yang menganut demokrasi. Penduduk Indonesia yang berpopulasi tinggi (sekitar 279 juta jiwa) adalah salah satu faktor penyebab demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia adalah demokrasi perwakilan. Demokrasi langsung hanya efektif ketika wilayah yang terbatas dengan jumlah penduduk sedikit dan ketentuan spesifik. Pada zaman sekarang, negara memiliki populasi yang lebih tinggi dibandingkan masa ketika demokrasi langsung pertama kali muncul di Yunanu Kuno. Dalam demokrasi perwakilan, kekuasaan tertinggi tetap berada di tangan rakyat, tetapi beberapa orang akan dipilih berdasarkan suara rakyat untuk mewakili rakyat yang lebih banyak dalam memerintah dan menangani urusan perundang-undangan. Lantas, apakah yang akan terjadi ketika perwakilan rakyat yang dipilih oleh rakyat melakukan penyelewengan dan bergerak atas kepentingan sendiri atau golongan tertentu? Apakah semuanya akan berdiam diri dan menerima kondisi apa adanya? Meskipun tidak selalu serentak, rakyat perlu untuk menyampaikan aspirasinya. Salah satu wadah untuk menyampaikan aspirasi bersama yaitu dengan melakukan aksi demonstrasi.

Aksi demonstrasi yang dimaksud adalah suatu peristiwa ketika sekelompok orang berbaris atau berdiri bersama untuk menunjukkan bahwa mereka tidak setuju dengan sesuatu atau mendukung sesuatu. Posisi mahasiswa sangat penting dalam aksi demonstrasi. Sebelum membahas lebih dalam peran mahasiswa dalam aksi demonstrasi, penulis ingin menyoroti sentimen umum yang ada dalam masyarakat: Dengan adanya internet dan dunia digital, mengapa aksi demonstrasi tidak dilaksanakan secara online saja? Mengutip pernyataan dari profesor filsafat di Universitas Emory, Noëlle McAfee: “Perbedaan kualitatif dari pembentukan opini publik dengan penbentukan kehendak publik adalah yang sebelumnya hanya menuntut kita untuk beropini dan menyuarakan preferensi kita. Yang setelahnya menuntut kita untuk memutuskan.” Kehendak politik bukan hanya sekadar membagikan pendapat melalui media sosial, melainkan harus menegakkan dan melaksanakan pandangan tersebut.

Peran mahasiswa sangat penting karena mereka adalah persona dari lingkungan yang melibatkan berbagai orang dengan latar belakang, sudut pandang, dan budaya yang beragam. Kehidupan di kampus mendukung mereka berkumpul untuk bercengkrama, bertukar pikiran, membaca buku dan bermain bersama tanpa tuntutan kehidupan yang terlalu berfokus untuk menjadi sosok produktif dalam roda perekonomian. Bahkan meskipun beberapa mahasiswa harus bekerja sampingan, mereka masih memiliki beberapa kesempatan yang sudah disinggung dan penulis akan menyebutnya sebagai “gelembung kehidupan kampus”. Dengan gelembung kehidupan kampus, mahasiswa memiliki kesempatan untuk menjadi optimis dan berimajinasi. Ketika mahasiswa beranjak lulus dari kampus dan mulai bekerja, keberagaman yang ada dalam kampus tersebut akan lebih sulit ditemukan. Waktu dan ruang untuk memikirkan ide-ide dan kritik terhadap kondisi status quo masyarakat akan tergeser oleh kewajiban pekerjaan dan tekanan ekonomi.

Aksi demonstrasi dapat dinilai baik jika berhasil menarik perhatian masyarakat dengan menciptakan retakan atau gangguan dalam keseharian, untuk menunjukkan sesuatu yang baru. Tujuan aksi demonstrasi yang baik adalah untuk menyoroti kontradiksi dan ketidakadilan dalam sistem kuasa status quo yang berlaku, bukan untuk menciptakan agenda kebijakan baru yang merupakan tugas partai politik dan pemerintah. Menilai benar atau salahnya demonstrasi cenderung sulit dilakukan karena dampak aksi demonstrasi berorientasi terhadap masa depan yang belum terjadi. Aksi demonstrasi yang baik akan menghindari anarkisme yang mengakibatkan kerugian nyawa dan fasilitas publik. Mahasiswa dalam hal ini wajib berpikir kritis dan menjaga semangat yang membara agar tetap fokus pada tujuan dan tidak tersalurkan ke arah anarkisme dalam aksi demonstrasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image