Penelitian Baru Mengungkap Manfaat Tak Terduga dari Rahasia Positif
Gaya Hidup | 2024-06-15 06:31:09Sebuah penelitian berjudul “The bright side of secrecy: The energizing effect of positive secrets” yang ditulis oleh Michael L. Slepian, Katharine H. Greenaway, Nicholas P. Camp, dan Adam D. Galinsky dan diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology mengungkapkan bahwa rahasia yang positif sebenarnya dapat meningkatkan perasaan energi. Kerahasiaan positif adalah niat untuk merahasiakan informasi positif dari orang lain.
Teori-teori klasik menyatakan bahwa segala bentuk kerahasiaan menguras sumber daya kognitif karena upaya terus menerus untuk menyembunyikan informasi. Namun, perspektif yang lebih baru menunjukkan bahwa efek dari kerahasiaan mungkin lebih kepada bagaimana individu merefleksikan informasi yang disembunyikan daripada tindakan penyembunyian itu sendiri.
Menurut laporan yang dilansir dari laman psypost.org, Michael L. Slepian dan rekan-rekannya melakukan 5 eksperimen, merekrut 1800 partisipan berusia antara 18 hingga 78 tahun di seluruh Amerika Serikat melalui platform crowdsourcing online.
Studi 1 melibatkan 200 peserta yang diberikan daftar 38 kategori umum kabar baik (misalnya, menerima promosi jabatan, memenangkan penghargaan) dan diminta untuk menunjukkan kabar baik mana yang saat ini mereka rahasiakan dan mana yang tidak dirahasiakan. Mereka kemudian secara acak ditugaskan untuk merefleksikan kabar baik yang rahasia maupun yang bukan rahasia.
Pengukuran yang dilakukan meliputi perasaan energi menggunakan skala vitalitas subjektif enam item (misalnya, "merasa terjaga dan waspada," dinilai dari 1 = tidak sama sekali hingga 7 = sangat), pengaruh positif menggunakan dua item dari skala kegembiraan PANAS-X (misalnya, "Seberapa baik perasaan Anda?" dan "Seberapa bahagia perasaan Anda?" dinilai dari 1 = tidak sama sekali hingga 7 = sangat), dan niat untuk membagikan berita baik tersebut kepada orang lain ("Saya bermaksud untuk memberi tahu orang lain tentang hal ini," dinilai dari 1 = tidak sama sekali hingga 7 = sangat).
Peserta yang merenungkan kabar baik yang dirahasiakan melaporkan perasaan energi yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan peserta yang merenungkan kabar baik yang tidak dirahasiakan. Efek ini tidak bergantung pada pengaruh positif dan niat untuk berbagi, menunjukkan bahwa merahasiakan kabar baik itu sendiri berkontribusi pada peningkatan tingkat energi. Niat untuk berbagi juga memiliki efek positif yang independen terhadap energi.
Studi 2 melibatkan 600 partisipan dalam hubungan berkomitmen. Para partisipan memilih sebuah kabar baik yang mungkin saja terjadi pada mereka dan akan membuat mereka bahagia, namun belum diketahui oleh pasangan mereka.
Mereka kemudian secara acak ditugaskan ke salah satu dari tiga kondisi: motivasi intrinsik (memilih untuk menyimpan rahasia), motivasi ekstrinsik (tidak dapat berbagi karena kendala eksternal), atau kondisi dasar (tidak ada alasan yang ditentukan). Perasaan energi diukur dengan menggunakan skala energi yang diperluas (10 item, misalnya, lelah, kehabisan tenaga, berenergi, hidup, dinilai dari 1 = tidak sama sekali hingga 7 = sangat banyak).
Peserta yang merahasiakan kabar gembira mereka karena alasan intrinsik (yaitu pilihan pribadi) melaporkan perasaan berenergi yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta yang merahasiakannya karena alasan ekstrinsik (yaitu kendala eksternal) atau tidak ada alasan yang jelas. Kondisi motivasi intrinsik melaporkan perasaan lebih berenergi dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik dan kondisi awal, yang mendukung hipotesis bahwa motivasi intrinsik meningkatkan efek pemberian energi dari rahasia yang positif.
Studi 3 melibatkan 700 peserta untuk membandingkan rahasia positif dengan rahasia negatif dan rahasia dengan valensi yang tidak ditentukan. Para peserta secara acak ditugaskan untuk mengingat sebuah rahasia positif, negatif, atau rahasia yang tidak ditentukan. Mereka melaporkan motivasi intrinsik vs ekstrinsik mereka untuk menjaga rahasia menggunakan ukuran biner (intrinsik = 1, ekstrinsik = 0) dan menilai pengaruh positif mereka dengan skala kegembiraan PANAS-X (yaitu, bahagia, gembira, senang, ceria, dinilai dari 1 = tidak sama sekali hingga 5 = sangat).
Rahasia positif ditemukan lebih termotivasi secara intrinsik daripada rahasia negatif atau rahasia dengan valensi yang tidak ditentukan. Peserta yang mengingat rahasia positif melaporkan tingkat motivasi intrinsik yang lebih tinggi (78%) dibandingkan dengan mereka yang memiliki rahasia yang tidak ditentukan (55%) dan rahasia negatif (61%).
Selain itu, rahasia positif dikaitkan dengan pengaruh positif yang lebih tinggi dan perasaan energi yang lebih besar, menunjukkan bahwa motivasi intrinsik memainkan peran penting dalam efek pemberian energi dari rahasia positif.
Studi 4 yang melibatkan 500 partisipan berfokus pada perbandingan rahasia positif dengan rahasia dengan valensi yang tidak ditentukan. Para peserta mengingat rahasia positif atau rahasia dengan valensi yang tidak ditentukan dan melaporkan motivasi intrinsik vs. ekstrinsik, perasaan energi, dan pengaruh positif mereka. Langkah-langkahnya termasuk ukuran biner motivasi intrinsik vs ekstrinsik yang sama, skala energi 10 item yang digunakan dalam Studi 2, dan skala kegembiraan PANAS-X.
Rahasia positif lebih termotivasi secara intrinsik (69%) daripada rahasia dengan valensi yang tidak ditentukan (52%). Peserta yang mengingat rahasia positif melaporkan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki rahasia yang tidak ditentukan. Motivasi intrinsik di balik rahasia positif menjadi perantara efek pemberian energi, terlepas dari pengaruh positif. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas motivasi dari rahasia positif berkontribusi pada efek energinya.
Penelitian terakhir melibatkan 800 peserta yang direkrut dari Prolific. Para peserta secara acak ditugaskan untuk mengingat informasi valensi positif atau tidak spesifik yang relevan dengan percakapan yang akan datang dengan pasangannya, baik sebagai rahasia maupun tidak. Pengukurannya meliputi skala motivasi intrinsik dan ekstrinsik, perasaan energi, dan niat untuk berbagi informasi.
Rahasia positif ditemukan lebih termotivasi secara intrinsik dan lebih memberi energi daripada rahasia dengan valensi yang tidak ditentukan dan bukan rahasia. Niat untuk berbagi informasi tidak secara signifikan mempengaruhi perasaan energi, menyoroti bahwa efek energi dari rahasia positif terutama didorong oleh motivasi intrinsik. Penelitian ini menegaskan bahwa penyelarasan diri dan motivasi intrinsik adalah mekanisme kunci di balik peningkatan perasaan energi yang terkait dengan rahasia positif.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa rahasia positif dapat menjadi sumber energi dan vitalitas yang signifikan, menantang pandangan tradisional bahwa semua kerahasiaan pada dasarnya membebani. Salah satu keterbatasannya adalah ketergantungan pada ukuran energi dan motivasi yang dilaporkan sendiri, yang dapat menjadi bias. ***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.