Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tarisa Naurah Salsabila

Investasi Risiko Rendah: Deposito atau Emas?

Edukasi | 2024-06-13 19:26:08
Sumber : dokumen pribadi

Ketika memiliki uang lebih dari penghasilan, beberapa orang dihadapkan dengan beberapa pilihan yaitu akankah uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersier atau digunakan untuk investasi? Tentu saja pilihan yang lebih baik adalah menggunakan uang tersebut untuk investasi, karena dengan investasi kita bisa menambah penghasilan kita tanpa menambah pekerjaan. Investasi juga bisa meringankan kita dalam mencapai tujuan seperti membeli rumah, mobil, dan lain-lain.

Investasi memiliki berbagai macam instrumen. Instrumen investasi yang populer di Indonesia yaitu deposito, emas, properti, saham, reksadana. Setiap instrumen investasi memiliki kelebihan, kekurangan, dan risiko masing-masing, tergantung tujuan kita dalam berinvestasi. Semakin tinggi imbal hasil yang ingin kita dapat, maka semakin tinggi pula risiko instrumen tersebut.

Investasi yang cocok untuk pemula dan orang yang tidak suka mengambil risiko tinggi adalah deposito dan emas. Kedua instrumen ini memiliki risiko yang rendah dan imbal hasil yang cenderung stabil tiap tahunnya. Namun, deposito dan emas adalah dua hal yang berbeda, berikut penjelasannya.

Deposito adalah instrumen investasi berisiko rendah yang hanya bisa dicairkan saat jatuh tempo. Sistem dari deposito sendiri hampir sama dengan menabung di bank, namun deposito memiliki minimal setoran awal yang lebih tinggi daripada menabung biasa di bank. Investor akan mendapatkan keuntungan dari suku bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati sejak awal. Umumnya deposito memiliki jangka waktu mulai 1 - 24 bulan.

Deposito merupakan instrumen investasi yang cukup aman, karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu, imbal hasilnya cukup tinggi. Bunga deposito bisa mencapai 5% hingga 7% tiap tahunnya.

Kekurangan dari deposito ini adalah tidak dapat dicairkan kapan saja, jika deposito dicairkan sebelum jatuh tempo maka investor akan dikenai biaya penalti. Deposito juga bisa terdampak oleh inflasi. Jika inflasi terjadi, maka money value atau nilai uang pada deposito juga akan berkurang. Selain itu, deposito dengan nilai mulai dari Rp.7.500.000 akan dikenai pajak sebesar 20%.

Bagaimana dengan emas? Emas adalah salah satu instrumen investasi berisiko rendah yang memiliki bentuk fisik. Emas merupakan logam mulia yang memiliki nilai cenderung meningkat tiap tahunnya dan jarang mengalami penurunan. Investasi emas dapat dimulai dengan membeli emas, lalu disimpan dalam jangka waktu tertentu yaitu sekitar 5-10 tahun untuk memberikan imbal hasil yang tinggi ketika dijual kembali.

Investasi emas memiliki banyak kelebihan yaitu bisa terhindar dari inflasi, karena semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin tinggi pula harga emas. Emas juga mudah dicairkan kapan saja. Investasi emas cukup mudah dilakukan, karena modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Selain itu, investasi emas terhindar dari bunga.

Kekurangan dari investasi emas ini adalah berisiko untuk dicuri karena ia memiliki bentuk fisik, sehingga emas harus disimpan dengan baik dan aman. Namun dengan kemajuan teknologi saat ini, emas sudah bisa dibeli dan dijual secara online tanpa menerima bentuk fisiknya, sehingga bisa mengurangi risiko pencurian emas. Investasi emas juga bisa rugi jika kita menjual emas disaat harga jual lebih rendah dibandingkan harga beli. Selisih harga beli dan harga jual ini biasa disebut dengan spread emas. Selain itu, buyback emas dengan nilai diatas Rp.10.000.000 akan dikenai pajak sebesar 1,5%.

Setelah mengetahui pengertian, kelebihan, dan kekurangan dari deposito dan emas, manakah yang lebih baik dipilih? deposito atau emas? Pilihan ini harus disesuaikan juga dengan tujuan investasi. Apakah ingin investasi jangka panjang atau pendek?

Deposito adalah pilihan yang cocok untuk investor dengan tujuan berinvestasi jangka pendek, karena bisa mendapatkan keuntungan dalam waktu yang telah ditentukan. Selain itu, deposito juga memiliki keuntungan dari bunga yang tetap sehingga dapat meminimalisir kerugian. Namun, deposito memiliki pajak yang cukup tinggi yaitu sebesar 20% jika jumlah uang yang diinvestasikan mulai dari Rp.7.500.000. Selain itu, deposito juga rentan terdampak inflasi.

Emas sendiri cocok untuk investor yang ingin berinvestasi jangka panjang, karena dalam jangka waktu 5-10 tahun nilai emas yang cenderung meningkat dapat memberikan imbal hasil yang cukup tinggi. Menurut data dari Antam, harga emas pada tahun 2017 sekitar Rp.600.000. Harga emas pada tahun 2024 berada pada kisaran harga Rp. 1.300.000. Hal ini menunjukkan bahwa harga emas telah mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Selain itu, dengan adanya teknologi jual beli emas tanpa perlu menerima bentuk fisiknya membuat investor tidak perlu khawatir dengan risiko pencurian. Pajak yang dibebankan saat buyback emas juga lebih rendah dibandingkan deposito yaitu sebesar 1,5% untuk penjualan emas dengan nilai diatas Rp.10.000.000. Selain itu, emas adalah instrumen investasi yang tahan terhadap inflasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image