Perspektif Mahasiswa Pariwisata tentang Tren Wisata Indonesia 2024
Wisata | 2024-06-11 14:44:04Oleh: Kania Intan Putri 422231069 Program Studi Destinasi Pariwisata Universitas Airlangga 2023
Industri pariwisata Indonesia memainkan peran penting dalam perekonomian negara, berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menciptakan lapangan kerja penting. Kepulauan dengan ribuan pulau ini menawarkan pantai yang indah, hutan hujan, keanekaragaman budaya yang kaya, serta warisan sejarah dan spiritual yang luas.
Pariwisata menghasilkan pendapatan dari pengeluaran wisatawan untuk akomodasi, makanan, transportasi, dan hiburan, yang pada gilirannya mempengaruhi sektor lain seperti konstruksi, pertanian, dan jasa. Selain itu, pariwisata juga mendatangkan devisa negara. Hal ini sangat penting bagi negara-negara dengan tujuan wisata populer. Hal ini berkontribusi pada peningkatan PDB negara.
Berdasarkan data dari mediakeuangan.kemenkeu.go.id,
“Seiring antusiasme sektor pariwisata pada triwulan I 2023, pemerintah memutuskan untuk menaikkan target kunjungan wisman menjadi 8,5 juta kunjungan dari semula 3,5 juta hingga 7,4 juta kunjungan. Dengan proyeksi perolehan devisa naik menjadi US$6 miliar dari sebelumnya yang ditargetkan sebesar US$ 2,07-5,95 miliar. Serta target mobilitas wisnus sebesar 1,2-1,4 miliar perjalanan.”
Industri pariwisata Indonesia telah menunjukkan banyak perkembangan dinamis hingga tahun 2024, terutama dalam aspek teknologi, keberlanjutan, dan pergeseran preferensi konsumen. Berikut adalah beberapa tren dan perkembangan terbaru yang mengimplementasikan aspek pariwisata di Indonesia:
1. TEKNOLOGI
Diantaranya hal - hal yang berkaitan dengan implementasi teknologi digital dalam pariwisata adalah digitalisasi layanan. Sudah banyak diketahui oleh orang - orang berbagai aplikasi mobile yang digunakan ketika orang - orang hendak melakukan kegiatan wisata untuk meredakan stress mereka. Aplikasi mobile untuk pemesanan tiket, akomodasi, dan pengalaman lokal menjadi semakin umum. Teknologi ini tidak hanya mempermudah wisatawan untuk merencanakan dan menyesuaikan perjalanan mereka tetapi juga membantu penyedia jasa pariwisata dalam mengelola operasi mereka lebih efisien.
Selain itu, ada promosi media sosial dalam mempromosikan tempat-tempat wisata telah berdampak signifikan terhadap perilaku mahasiswa yang kerap mengalami FOMO, atau
'Fear of Missing Out', yang mendorong mereka untuk berkunjung ke destinasi tersebut. Dengan berkembangnya teknologi editing yang semakin canggih dan branding skill melalui platform sosial media berhasil menciptakan gambaran yang menarik dan seringkali idealis dari suatu tempat. Hal ini membuat orang-orang, terutama mereka yang aktif menggunakan media sosial, menjadi lebih sering terpapar dan tertarik untuk mengunjungi lokasi yang mereka lihat.
Gambar-gambar yang mengesankan tersebut tidak hanya memperkaya konten visual yang mereka konsumsi tetapi juga mempengaruhi keinginan mereka untuk mengalami sendiri dan menjadi bagian dari cerita yang dibagikan. Selain itu, tagar populer dan lokasi yang sering muncul dalam berbagai unggahan berpotensi besar meningkatkan keinginan untuk mengunjungi tempat tersebut, agar tidak ketinggalan dalam percakapan dan tren yang ada.
2. KEBERLANJUTAN
Akhir - akhir ini, pariwisata berkelanjutan di Indonesia telah menjadi fokus penting dalam pengembangan sektor pariwisata, mengingat kekayaan alam dan budaya yang luas serta kerentanan lingkungan di berbagai wilayah. Prinsip utama pariwisata berkelanjutan adalah memastikan bahwa aktivitas wisata membawa manfaat jangka panjang bagi penduduk lokal, ekonomi, dan lingkungan, tanpa mengorbankan kebutuhan generasi masa depan.
Berdasarkan data dari kemenparekraf.go.id , terdapat beberapa upaya untuk mengembangkan sustainable tourism, Kemenparekraf/Baparekraf memiliki empat pilar fokus yang dikembangkan. Di antaranya pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata), ekonomi berkelanjutan (sosio ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga, serta aspek lingkungan (environment sustainability).
Berikut 5 destinasi wisata berbasis sustainable tourism di Indonesia lengkap dengan keindahan alam yang disajikan:
1. Taman Nasional Baluran
2. Taman Nasional Ujung Kulon
3. Sangeh Monkey Forest
4. Punti Kayu Palembang
5. Umbul Ponggok
Prediksi mahasiswa pariwisata tentang masa depan pariwisata terkait Tren saat
ini
Berdasarkan pengamatan terhadap tren terkini, mahasiswa pariwisata memprediksi
bahwa
Pertama, penggunaan teknologi seperti aplikasi digital untuk personalisasi pengalaman wisata, penggunaan media sosial untuk pemasaran destinasi, dan sistem manajemen destinasi berbasis digitalisasi diharapkan akan semakin meningkat.
masa depan industri ini akan sangat dipengaruhi oleh digitalisasi dan keberlanjutan.
Kedua, ada kecenderungan kuat menuju pariwisata yang lebih berkelanjutan yang tidak hanya melindungi lingkungan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal. Akhirnya, dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan, wisatawan masa depan diperkirakan akan lebih memilih pengalaman yang ekologis dan mengurangi jejak karbon mereka.
Saran dan Solusi oleh Mahasiswa Pariwisata untuk Industri Pariwisata yang Lebih Inovatif dan Berkelanjutan
1. Mengembangkan Aplikasi Pariwisata yang informatif dan komunikatif
Aplikasi semacam ini dirancang untuk menyediakan informasi lengkap tentang destinasi, termasuk detail tentang atraksi lokal, rekomendasi tempat makan, rute perjalanan, dan ulasan dari pengguna lain. Selain itu, fitur komunikatif dalam aplikasi memungkinkan pengguna untuk berinteraksi langsung dengan penyedia layanan lokal, seperti panduan tur, hotel, dan restoran, serta dengan wisatawan lain.
2. Edukasi Masyarakat tentang Kesadaran Lingkungan
Mahasiswa dapat mengambil inisiatif dalam mengedukasi masyarakat dan wisatawan mengenai praktik-praktik pariwisata yang berkelanjutan. Hal ini bisa dilakukan melalui kampanye media sosial, workshop, atau kolaborasi dengan sekolah dan universitas lain.
3. Inovasi dan Branding dalam Teknologi Digital
Dalam era digital saat ini, inovasi dan branding tempat wisata melalui media sosial, khususnya TikTok dan Instagram, telah menjadi strategi kunci untuk menarik pengunjung dari seluruh dunia. Platform ini memungkinkan para pengelola destinasi wisata untuk memanfaatkan kekuatan visual dan kreativitas untuk memperkenalkan keunikan tempat wisata. TikTok yang dengan format videonya yang dinamis dan interaktif memberikan kesempatan bagi tempat-tempat wisata untuk menampilkan daya tarik visual dan pengalaman autentik melalui video singkat yang dapat menjadi viral.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.