Ainun Azka Rohmatillah

    FOLLOW  

Tugas Menumpuk, Mahasiswa Alami Tekanan Batin dan Sosial, Benarkah?

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 11 Jun 2024, 13:22 WIB

Oleh Ainun Azka Rohmatillah, mahasiswi prodi biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Di era sekarang, fenomena tugas menumpuk menjadi hal yang ramai diperbincangkan dikalangan mahasiswa. Deadline yang kunjung tiba secara bersamaan, namun tugas yang belum tuntas dikerjakan membuat mereka sering begadang. Tak jarang kita temui, salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa menunda tugas ialah malas atau mager dengan alasan menunggu mood yang baik. Tanpa kita sadari, secara perlahan kebiasaan menunda-nunda ini lah yang dapat menjadi habbit buruk bagi keseharian mereka.

Tak hanya itu, jiwa sosial yang tinggi dalam berorganisasi tanpa menyeimbangkan dengan akademik juga dapat menyebabkan mereka lalai akan tugas akademiknya. Beberapa tugas yang sering dikeluhkan mahasiswa meliputi presentasi, laporan praktikum, review jurnal, project base learning dan lain lain sebenarnya tak seburuk yang ada dibayangan maupun asumsi mereka.

Faktor kekhawatiran akan penyelesaian tugas secara tepat serta ekspektasi diri yang kurang wajar tak jarang menjadi suatu alasan yang menimbulkan tekanan batin dalam diri mahasiswa. Pola fikir negative thinking akan tugas yang diberikan membuat kecenderungan pola semangat dalam diri. Namun ekspektasi yang kurang wajar kerap pula dialami di dunia perkuliahan. Tak jarang mahasiswa mengeluhkan mereka sudah bekerja keras mengerjakan tugas semaksimal yang mereka bisa, namun realitanya nilai yang didapatkan mereka dapatkan kurang sebanding denegan usaha yang telah dilakukan. Entah karena ekspekstasi mereka yang tinggi akan dirinya sendiri, keluarga, teman sekelas, maupun dosen pengajarnya. Tekanan batin dan sosial secara berlebihan dan tidak terkontrol seperti yang telah sampaikan di atas dapat memicu stress, depresi serta depresi bagi mahasiswa.

Dalam menanggapi hal tersebut, tentunya berbagai perguruan tinggi di Indonesia, selalu mengusahakan pemberian layanan terbaik serta fasilitas yang memadai dalam pencegahannya. Adanya layanan konseling, komunitas yang sejalan dengan bakat & minat yang dimiliki menjadi salah satu hal yang dapat dimanfaatkan mahasiswa dikala mereka tertekan batin maupun sosialnya selama masa perkuliahan. Selain itu time management yang baik, komunikasi terbuka dengan dosen serta memprioritaskan kesehatan mental menjadi hal yang patut diingat dalam kesehariannya.

Dalam dunia perkuliahan tentunya kita tidak akan dapat lepas dari tugas yang ada, namun tidaklah menjadi suatu alasan bagi kita bermalas-malasan serta sering menunda tugas yang telah diberikan. Mulai mempertimbangkan Tindakan, serta membuat strategi yang ingin dicapai dapat menjadi dorongan yang kuat dalam meningkatkan dan menumbuhkan semangat yang membara dalam dada.

Support system terbaik sebenarnya ada dalam diri kita sendiri, jika kita memiliki kemauan dan tekad yang kuat apapaun ujian, cobaan, rintanagan yang datang menerpa takkan pernah menggoyahkan semangat dalam dada, memperbanyak afirmasi positif serta terus berusaha dan berdo’a kepada tuhan yang maha ESA tentunya dapat kita lakukan agar diri kita dipenuhi oleh energi-energi positif sebagai bekal untuk menjalani hari. Kita tidak sendiri, semua orang berjuang akan mimpi-mimpi yang ingin mereka capai. Maka dari itu, ayo bangkit, bersama kita wujudkan impian & suskeskan SDGS poin’t 4 yakni quality education untuk Indonesia emas 2045.