"Stigma Sosial: Ketika Status Ekonomi Diukur dari Kepemilikan iPhone"
Gaya Hidup | 2024-06-06 15:15:02
Di era yang semakin maju ini, banyak perubahan teknologi yang memudahkan semua tindak laku yang dilakukan manusia. Mulai dari munculnya komputer atau sekarang dikenal dengan sebutan laptop sampai dengan munculnya smartphone atau gadget telah berkontribusi penting di kehidupan manusia. Smartphone merupakan transformasi dari handphone atau telepon genggam, yang awalnya hanya digunakan untuk melakukan komunikasi saja, namun kini berkembang menjadi perangkat yang hampir dapat melakukan segala hal dalam menunjang aktivitas manusia (Saputra, 2023). Di era dahulu, perusahaan yang memproduksi laptop atau smartphone hanya di monopoli oleh satu perusahaan, namun di era sekarang telah muncul banyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam model atau bentuk smartphone dengan merek yang berbeda-beda. Smartphone menjadi semakin diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari dengan menawarkan berbagai macam aplikasi seluler untuk tujuan sebagai informasi, komunikasi, pendidikan, dan hiburan (Basit et al., 2022). Penggunaan smartphone juga tidak mengenal usia, saat ini banyak anak-anak, remaja, sampai lansia yang sudah mempunyai smartphone untuk kegiatan sehari-harinya. Penggunaan smartphone paling banyak dari segi kelompok usia berada pada rentang usia 20 – 29 tahun sebesar 75,95 persen. Lalu kelompok rentang usia 30 - 49 tahun sebesar 68,34 persen. Hingga penggunaan paling sedikit berada di rentang usia 50 – 79 tahun sebesar 50,79 persen (Kominfo, 2022). Data tersebut mengindikasikan bahwa pengguna smartphone melebihi dari 276,4 juta jumlah penduduk Indonesia tahun 2023 dan penggunaan smartphone tertinggi berada pada kelompok usia remaja(Saputra, 2023). Ini menunjukkan bahwa rata-rata manusia telah menganggap smartphone adalah barang wajib atau barang kebutuhan primer di dalam hidupnya.
Lebih tinggi harga smartphone, lebih tinggi juga status sosialnya
Dari tahun ke tahun, inovasi model smartphone baru dengan fitur yang lebih memuaskan semakin memenuhi pasar barang elektronik. Inovasi ini akan membuat smartphone memiliki harga yang melonjak. Harga yang ditawarkan harus setara dengan fitur yang dimiliki, seperti kamera yang jernih, penyimpanan yang besar, hingga bentuk yang elegan. Harga smartphone yang lebih mahal sering kali menjadi incaran bagi banyak orang. Hal ini dapat terjadi karena smartphone telah menjadi branding dan status sosial. Beberapa orang menganggap bahwa seberapa mahal harga smartphone dapat mengukur tingkat status sosial seseorang. Salah satu smartphone yang sering digunakan menjadi simbol status sosial adalah smartphone yang bermerek iPhone. Iphone adalah jajaran telepon pintar yang dirancang dan dipasarkan oleh Apple inc (Muhamad Fikri Ansorullah & Yopie, 2022). iPhone telah menjadi lebih dari sekadar alat komunikasi, ia menjelma menjadi simbol prestise dan keberhasilan finansial. Meskipun terkenal dengan harga yang mahal, iPhone tetap menjadi incaran hampir semua orang. Fenomena ini menciptakan stigma sosial yang mengukur status ekonomi individu berdasarkan kepemilikan iPhone, memperkuat persepsi bahwa seseorang yang memiliki iPhone dianggap lebih sukses dan berkelas. Tidak jarang kita mendengar ungkapan seperti "Orang kaya pasti punya iPhone" atau "Jika ingin dianggap gaul, harus punya iPhone". Ungkapan-ungkapan tersebut mencerminkan adanya stigma sosial yang mengukur status ekonomi seseorang berdasarkan kepemilikan iPhone.
Peningkatan Konsumsi Masyarakat
Perbedaan dalam status sosial dan ekonomi sering menjadi sumber stigma. Orang cenderung mengkategorikan dan menilai satu sama lain berdasarkan indikator yang dapat diamati, seperti pendapatan, pekerjaan, atau kepemilikan barang-barang mewah. Dalam konteks kepemilikan iPhone, produk ini sering kali diasosiasikan dengan status ekonomi yang tinggi, sehingga pemiliknya dianggap lebih sukses atau berkelas. Penggunaan iPhone dan produk teknologi serupa dapat mempengaruhi konsumsi masyarakat melalui beberapa mekanisme yang saling berkaitan
- Peran media dan pemasaran.
Iklan dan branding memainkan peran kunci dalam persepsi masyarakat. Untuk merek smartphone yang terkenal mahal seperti iPhone, mereka akan mengkampanyekan produk mereka dengan hal-hal yang merujuk dengan simbol status dan kemewahan. Hal ini dapat menarik persepsi masyarakat apabila mereka membeli produk tersebut, maka mereka akan merasa dalam kategori status sosial yang tinggi. Adapun peran media sosial, seperti influencer dan selebriti yang sering memamerkan penggunaan produk tertentu di media sosial memperkuat citra bahwa produk tersebut merupakan simbol status. Influencer dan selebriti juga dikenal dengan sosok yang suka memakai barang mewah dan elegan. Mereka juga sosok yang sering dijadikan panutan oleh masyarakat, oleh karena itu beberapa barang yang dipakai akan mempengaruhi keinginan konsumsi masyarakat.
- Pengaruh gaya hidup sosial dan tekanan sebaya.
Gaya hidup selalu menjadi poin utama dalam kehidupan manusia. Di era sekarang, banyak manusia yang lebih mementingkan gaya hidup daripada kebutuhan. Gaya hidup menjadikan cerminan penggunaan produk ataupun jasa yang digunakan oleh individu dalam menampilkan tren gaya, sehingga menentukan keputusan dalam membeli sebuah produk ataupun jasa (Saputra, 2023). Kebanyakan orang menganggap apabila mereka yang mengikuti tren gaya saat ini mereka dianggap sebagai orang yang mengikuti zaman, begitu pun sebaliknya mereka yang tidak mengikuti tren gaya saat ini dianggap sebagai orang yang ketinggalan zaman. Ketinggalan zaman merupakan opini negatif yang merujuk kepada pem-bully-an. Oleh sebab itu, beberapa orang meningkatkan tingkat konsumsi mereka demi asupan tren gaya yang populer saat ini agar tidak dianggap orang yang ketinggalan zaman. Adapun tekanan teman sebaya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengguna iPhone terbanyak adalah kaum muda. Hal ini dapat terjadi karena adanya tekanan dari teman sebaya yang mempengaruhi mereka untuk membeli smartphone merek tersebut. Mereka juga mungkin merasa perlu memiliki produk tertentu agar diterima dalam pergaulan mereka.
Penggunaan iPhone memang dapat meningkatkan konsumsi masyarakat melalui berbagai mekanisme, termasuk peran media dan pemasaran serta pengaruh gaya hidup sosial dan tekanan sebaya. Fenomena ini menunjukkan bagaimana produk teknologi tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku konsumsi dan tren masyarakat.
References
Basit, A., Purwanto, E., Kristian, A., Pratiwi, D. I., Krismira, Mardiana, I., & Saputri, G. W. (2022). Teknologi Komunikasi Smartphone Pada Interaksi Sosial. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 10(1), 1–12. https://doi.org/10.30656/lontar.v10i1.3254
Muhamad Fikri Ansorullah, F., & Yopie, Y. (2022). Kualitas Produk, Gaya Hidup, Harga dan Keputusan Pembelian Iphone di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Manajemen Dan Perbankan (JUMPA), 9(3), 31–42. https://doi.org/10.55963/jumpa.v9i3.482
Saputra, R. (2023). Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Kesehatan Remaja (Literature Review). Jurnal Kesehatan Lentera ’Aisyiyah, 6(2), 774–779. https://backup.politasumbar.ac.id/index.php/jl/article/view/177
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
