Nestapa Rafah di Mata Pemimpin Dunia
Agama | 2024-05-31 21:08:40Oleh : Elly P.S.Pd.Si.
Rafah, kota di ujung selatan jalur Gaza Palestina yang berbatasan langsung dengan Mesir. Konon Rafah ditetapkan oleh zionis yahudi sebagai zona aman, sehingga menjadi tempat perlindungan terakhir bagi 1,7 juta pengungsi sejak invasi di bumi syam.
Minggu (26/5) dan Selasa (28/5), Zionis Yahudi meluncurkan dua serangan membabi buta ke Kota Rafah. Serangan udara yang diarahkan ke tenda – tenda pengungsi mengakibatkan kebakaran dan kehancuran total. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan 71 orang meninggal termasuk wanita dan anak – anak serta 249 lainnya luka – luka.
Kebiadaban Zionis Yahudi yang semakin brutal menimbulkan kecaman pemimpin dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui akun X pribadinya menuliskan “Marah dengan serangan Israel yang telah menewaskan banyak pengungsi di Rafah”.
Menteri Luar Negeri Irlandia, Micheal Martin mengatakan, “selain kelaparan, penolakan untuk memberikan bantuan dalam jumlah yang cukup, apa yang kita saksikan tadi malam adalah hal yang biadab”. Dan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock berkata “Hukum kemanusiaan Internasional berlaku untuk semua orang, juga untuk perilaku perang Israel”.
Di Inggris, Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer memaparkan “Adegan –adegan itu, laporan – laporan itu mengerikan. Yang lebih parahnya adalah ini adalah zona aman, dengan perempuan dan anak – anak di dalamnya, keluarga – keluarga yang sudah beberapa kali mengungsi.
Zionis Yahudi tidak pernah menggubris kecaman dari negara lain maupun dari pihak terkait hukum Internasional. Sabtu (25/5), International Court of Justice (IJC) memerintahkan Zionis Yahudi mengakhiri invasi ke Rafah, menghentikan Genosida dan menuntut dibukanya kembali perbatasan Rafah agar akses bantuan kemanusiaan bisa terus masuk.
Fenomena ini menunjukkan kekejaman Zionis dan pembangkangan Zionis yang mengundang kecaman dari pemimpin dunia. Bagaimana dengan pemimpin Negeri Muslim?
Palestina, negeri mayoritas muslim yang terletak di semenanjung arab dan memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan negeri-negeri di sepanjang jazirah arab. Mulai dari tempat lahir, menetap hingga tempat berdakwahnya para nabi-nabi umat islam terdahulu. Kemudian sejarah panjang tentang kisah heroik para sahabat yang merebut lalu melindungi bumi syam, bahkan tempat suci dimana perintah shalat diturunkan dalam perjalanan isra miraj Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Sungguh tragedi yang menimpa tanah para nabi ini menjadi musibah besar bagi kita umat islam. Pun layak jika seluruh muslim mempertanyakan keberadaan dan keberpihakan penguasa Muslim, terutama para pemimpin Arab dan Turki.
Para penguasa negeri muslim hanya sibuk mengirim kecaman kosong dibalut dengan pengiriman logistik yang sama saja seperti memaksa warga palestina memperpanjang hari mereka yang merana. Meminta bantuan kepada IJC, ICC, OKI ataupun PBB sama halnya bagai mencencang air. Nyatanya, kebiadaban zionis laknatullah masih saja merajalela dan tak ada satupun negara yang mampu menghentikannya. Semua perundingan di meja pengadilan hanyalah omong kosong.
Genosida di Palestina tidak akan selesai selama para pemimpin Negeri Islam, terutama Arab dan Turki masih bermuka dua demi kepentingan negeri mereka dan juga Barat. Penguasa Mesir menutup rapat perbatasan. Penguasa Arab terus melakukan perdagangan minyak bumi yang digunakan untuk mempersenjatai Zionis dalam tindakan genosida. Dengan kata lain, Negeri muslim sendirilah yang menjaga eksistensi Zionis.
Genosida di Palestina adalah persoalan kaum Muslim sedunia dan solusi untuk untuk melenyapkan eksistensi Zionis adalah dengan jihad fii sabilillah. Mengusir entitas Zionis Yahudi selamanya dari Palestina dengan kekuatan militer Muslim yang luar biasa akan terwujud ketika umat bersatu dalam naungan institusi politik dan pemerintahan Islam Global, yaitu khilafah Islamiyah.
Di bawah naungan Khilafah, hilanglah segala perbedaan yang meyebabkan umat terpenjara atas nama bangsa, warna kulit, dan bahasa. Seluruh kaum muslim sedunia bersatu melebur menjadi satu tubuh. Sepanjang sejarah Khilafah Islamiyah selama berabad – abad, umat Muslim tidak terpecah belah, saling melindungi saudaranya, dan saling membela kemuliaan Islam. Sehingga, tegaknya khilafah menjadi solusi yang harus diperjuangkan.
WalLaahu a’lam bi ash-showaab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.