Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Irzammudin

All Eyes on Rafah: Seruan Kemanusiaan untuk Mengamankan Warga Gaza

Agama | Friday, 31 May 2024, 10:07 WIB

Seruan "All Eyes on Rafah" telah menjadi trending topic di media sosial, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap warga Palestina yang terkena dampak konflik di Gaza. Seruan ini berawal dari serangan udara Israel yang dilakukan di Rafah, kota yang terletak di perbatasan Jalur Gaza dan Mesir, pada 26 Mei 2024. Serangan tersebut menewaskan 45 orang dan memicu reaksi keras dari negara-negara dunia.

Rafah, sebagai kota yang paling selatan di Gaza, memiliki peran penting sebagai gerbang utara Sinai, menghubungkan Mesir dengan wilayah Levant. Dengan aktivitas perbatasan yang intens dan keberadaan pengungsi dari wilayah lain di Gaza, Rafah menjadi fokus utama perhatian dunia dalam konteks konflik Israel-Palestina.

Seruan "All Eyes on Rafah" berarti "Semua Mata Tertuju ke Rafah" dan digaungkan sebagai panggilan kemanusiaan untuk memperhatikan dan memberikan dukungan kepada warga Rafah yang terkena dampak serangan militer Israel. Seruan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran global tentang situasi yang terjadi di kota tersebut serta mendorong tindakan nyata untuk membantu dan melindungi warga Rafah yang terkena dampak konflik.

Rafah sendiri merupakan kawasan pengungsian bagi warga Palestina, yang sebelumnya dianggap aman sehingga banyak warga Gaza berlindung di sana. Namun, serangan udara Israel membuat kawasan Rafah tidak lagi aman dijadikan tempat mengungsi. Dengan krisis yang kian masif, jutaan orang dari seluruh dunia menunjukkan dukungan untuk warga Palestina dengan membagikan foto buatan AI bertuliskan 'All Eyes on Rafah'.

Seruan ini juga diduga berasal dari omongan Rick Peeperkorn, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berkantor di teritori Palestina, beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahi memerintahkan rencana evakuasi di Rafah. Seruan ini mengakui masyarakat dunia agar tidak acuh terhadap genosida yang terjadi di Gaza dan memantau perkembangan di Rafah.

Banyak organisasi dan kelompok negosiasi seperti Save the Children, Oxfam, American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace, dan Palestine Solidarity Campaign mengulangi seruan 'All Eyes on Rafah' hingga jadi viral dan memancing gerakan yang lebih besar. Salah satu video yang populer di TikTok datang dari penyanyi pop berdarah Amerika-Palestina, Zach Matari, yang mengunggah slogan tersebut di akun TikTok-nya dan menghimpun jutaan view

Dalam beberapa hari terakhir, slogan 'All Eyes on Rafah' menjadi perbincangan hangat di media sosial. Slogan tersebut secara umum merupakan sebuah dukungan dari para pengguna media sosial untuk Palestina, terutama untuk pengungsi Gaza yang mengungsi di kota Rafah. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan di benak banyak orang tentang sebuah kota yang bernama Rafah. Lalu, Rafah ada di negara apa? Apa artinya 'All Eyes on Rafah'? Rafah adalah sebuah kota yang ada di Palestina, terletak di perbatasan Jalur Gaza dan Mesir, yang merupakan kota paling selatan di Gaza.

Dalam beberapa tahun, Rafah jadi tempat penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza. Rafah jadi tempat paling padat penduduk di dunia, kira-kira terdiri dari 1,5 juta orang Palestina yang pindah dari Khan Younis, Gaza Strip dan Deir Al Balah dan jadi tempat perlindungan terakhir warga Gaza.

Dengan demikian, seruan "All Eyes on Rafah" bukan hanya sekadar semboyan kosong, melainkan pengakuan bersama terhadap semangat dan keteguhan warga Gaza dalam menghadapi ketidakadilan. Seruan ini menjadi bukti ketahanan masyarakat yang menolak untuk didefinisikan oleh kesulitan yang mereka hadapi. Sebaliknya, mereka memilih untuk merangkul harapan, membentuk masa depan yang penuh dengan janji dan kemungkinan. Di tengah puing-puing konflik dan ketidakpastian tentang masa depan, Rafah menyimpan sinar harapan — sebuah harapan yang melampaui politik dan perbedaan, menyatukan orang dalam visi bersama akan perdamaian dan kemakmuran di seluruh dunia. Saya sebagai mahasiswa Airlangga ikut turut memposting 'All Eyes On Rafah' dan memboikot produk yang mendukung israel.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image