Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asy Syifa Rahma Hijriana

SPF, Pelindung Kulit dari Matahari

Eduaksi | Saturday, 25 May 2024, 11:53 WIB
sumber: Freepik.com/atlascompany

Paparan sinar matahari adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita, memberikan kehangatan yang menyenangkan dan cahaya yang menyegarkan. Namun, di balik pesonanya, sinar matahari menyimpan bahaya tersendiri bagi kesehatan kulit kita. Sinar ultraviolet (UV) dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, dari penuaan dini hingga kanker kulit. Dalam upaya melindungi kulit dari ancaman ini, Sun Protection Factor (SPF) menjadi senjata utama yang tak boleh disepelekan.

SPF bukan hanya sekedar angka yang tertera di label tabir surya, melainkan kunci untuk memahami seberapa baik tabir surya melindungi kulit kita dari sinar UV. Memahami bagaimana SPF bekerja dan bagaimana memilih produk yang tepat sesuai kebutuhan kulit menjadi langkah penting dalam melindungi diri dari risiko paparan sinar matahari. Dari pemilihan SPF yang sesuai dengan jenis kulit hingga frekuensi penggunaan yang tepat, pengetahuan tentang SPF dapat membantu kita menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang SPF, kita perlu mengetahui apa itu sinar UV dan risiko paparan sinar UV terhadap manusia. Karena meskipun sinar UV dapat membantu sintesis Vitamin D, sinar UV dapat memberikan efek langsung maupun tidak langsung terhadap tubuh manusia.
Sinar UV terbagi menjadi tiga yaitu UV A, UV B, dan UV C. Penggolongan ini berdasarkan panjang gelombang ultraviolet yang dipancarkan. UV A merupakan gelombang terpanjang diantara sinar UV lainnya. Karena itu UV A memiliki energi yang rendah dan 95 persen sampai pada permukaan bumi. Sinar ini menyebabkan warna coklat pada kulit tanpa menimbulkan kemerahan. UV B memiliki gelombang yang lebih pendek dan energi yang lebih besar, sinar yang memiliki gelombang mendekati panjang gelombang UV A mampu mencapai permukaan bumi.
Sinar UV B menyebabkan nyeri sengatan surya dan terjadi reaksi pembentukan melanin awal. Sedangkan UV C merupakan gelombang dengan panjang gelombang terpendek tetapi memiliki energi yang paling besar. Namun, sinar UV C tidak sampai ke bumi karena terserap pada lapisan ozon. Semakin tipisnya lapisan ozon maka sinar UV C akan lolos hingga mencapai permukaan bumi dan menimbulkan dampak negatif bagi manusia. Radiasi sinar UV menyebabkan Sunburn (kulit terbakar), eritema (kemerahan), tanning (kulit menjadi gelap), dan kanker kulit (Azyyati et al, 2022).Dikutip dari Antara News, menurut dr Nana, waktu paling tinggi kulit terpapar radiasi UV A dan UV B yaitu pada pukul 11.00 sampai pukul 14.00. Disebutkan, menurut Fitzpatrick, Indonesia termasuk dalam Phototype nomor IV dan V, sehingga kaya akan melanin. Ditambah dengan paparan radiasi sinar UV dapat menyebabkan kulit lebih mudah menggelap atau tanning.

SPF atau Sun Protection Factors merupakan angka yang mengacu pada kemampuan produk dalam menghalangi sinar UV B agar tidak meresap kedalam kulit. Dari Liputan6, SPF 15 dapat menahan radiasi UV B hingga 93 persen. SPF 30 dapat menahan hingga 97 persen, dan SPF 50 dapat menahan hingga 98 persen radiasi UV B. Namun, tidak ada produk yang dapat menahan 100 persen radiasi UV B.

Produk tabir surya tak hanya mengandung SPF namun juga mengandung PA (Protection Grade of UV A) yang mengukur efektivitas produk dalam menghalangi sinar UV A. Menurut Beauty Journal, simbol + yang muncul setelah PA merupakan tingkatan proteksi yang tersedia dalam produk. Semakin banyak simbol + maka proteksi produk tersebut semakin tinggi. PA+ menunjukkan proteksi rendah terhadap UV A, PA++ menunjukkan proteksi cukup terhadap UV A, PA+++ menunjukkan proteksi tinggi terhadap UV A, dan PA++++ menunjukkan proteksi yang sangat tinggi terhadap UV A.

Dalam memilih tabir surya, kita harus memperhatikan kebutuhan dan kegiatan kita. Menurut teori, kulit manusia hanya dapat bertahan selama 10 menit di bawah paparan sinar matahari dalam keadaan normal. Karena itu, jumlah SPF menentukan 10 kali lipat kemampuan kulit menahan paparan sinar matahari.

Jadi, SPF 15 akan melindungi kulit selama 150 menit atau setara dengan 2,5 jam dengan proteksi 93 persen di bawah sinar matahari langsung. SPF 30 dapat melindungi kulit selama 300 menit atau setara dengan 5 jam dengan proteksi 97 persen di bawah paparan sinar matahari. SPF 50 akan mampu melindungi kulit selama 500 menit atau setara dengan 7,5 hingga 8 jam dengan proteksi 98 persen di bawah paparan sinar matahari langsung.

Dengan begitu, kegiatan yang kita lakukan akan mempengaruhi produk yang kita gunakan. Apabila kegiatan kita melibatkan kegiatan outdoor seperti travelling, disarankan agar menggunakan tabir surya dengan SPF 50. Namun apabila kegiatan kita tidak banyak berjumpa dengan matahari maka penggunaan SPF 15 saja sudah cukup.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image