Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Drajad Dwi

Memahami Warna Grey dan Penerapannya dalam Dunia Digital Printing

Eduaksi | Tuesday, 18 Jan 2022, 09:58 WIB

Warna grey merupakan salah satu warna terpopuler di dunia ini. Penggemarnya tentu banyak sekali dari mulai kalangan tua hingga kalangan muda. Bahkan saat ini ada banyak fashion anak - anak yang menggunakan abu - abu sebagai warna utamanya.

Tahukah kamu, grey dan abu - abu sebenarnya sama. Hanya saja seringkali terjadi kesalahan dalam penafsiran. Terutama di dalam dunia tekstil. Seringkali grey dibilang abu - abu muda, sedangkan abu - abu tua disebut grey. Padahal keduanya sama saja.

Grey merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, artinya abu - abu. Jenis warna ini merupakan kombinasi antara putih dan hitam dengan persentase yang setara 50 berbanding 50. Apabila hitamnya terlalu banyak, otomatis akan menjadi dark grey atau abu - abu tua.

Peru dipahami, grey ini adalah warna yang sangat netral. Contoh warna netral lainnya adalah putih, hitam, dan cokelat tua. Warna-warna tersebut tentunya selalu menjadi favorit orang-orang. Hanya saja untuk menghilangkan kebosanan, grey bisa menjadi solusi terbaik bagi kamu.

Pengertian dari Warna Grey atau Abu - abu

Sudahkah kamu memahami apa pengertian dari abu - abu ini? Mari kita bahas pengertiannya terlebih dahulu. Seperti kita ketahui, di dalam dunia seni warna merupakan ornamen utama yang sangat penting keberadaannya. Apabila penerapan warnanya salah, secara otomatis objek yang dikenai warna juga tidak akan memiliki jiwa.

Perlu dipahami dengan baik, sebenarnya grey atau abu - abu ini tidak termasuk ke dalam kategori warna. Grey atau abu - abu ini merupakan dot berwarna hitam yang jaraknya terlalu renggang. Bisa terjadi karena disengaja, ataupun karena memang tidak disengaja.

Bisa dibilang juga kalau grey ini adalah kombinasi antara plat hitam pekat yang diberikan titik-titik putih. Karena bersifat ambigu, maka grey ini tidak termasuk ke dalam kategori warna sebenarnya. Meskipun begitu warna satu ini memiliki karakteristik yang cukup kuat.

Grey berada pada posisi tengah jika kita melihatnya dari segi karakteristik. Warna satu ini tidak bisa dibilang kuat, namun juga tidak bisa disebut lemah. Ada sisi kelembutan yang dimiliki oleh warna grey ini meskipun di sisi lain, ada misteri yang tersembunyi juga dibaliknya.

Grey ini memiliki nuansa yang simple, sederhana, modern dan juga stylish. Dari sisi psikologi, orang - orang juga mengatakan kalau karakteristik dari Grey ini adalah dewasa, bertanggung jawab, stabil dan mandiri. Mengenakan grey bisa mendatangkan rasa percaya diri pada orang yang melihatnya.

Warna Abu - abu dalam Dunia Printing Digital

Sebagaimana warna pada umumnya, abu - abu ini juga memiliki variasi tersendiri. Terlebih lagi jika kita bicara dunia printing. Dalam ranah printing digital warna grey terbagi menjadi 10 tingkatan dari mulai level 0 sebagai putih murni dan level 10 sebagai titik pekat. Lebih jelaskan ada pada list berikut ini :

Angka 0 = gainsboro

Angka 1 = Light Grey

Angka 2 = Silver

Angka 3 = Abu - abu Tua

Angka 4 = Abu - abu

Angka 5 = Dim Gray

Angka 6 = Light Slate

Angka 7 = Grey

Angka 8 = Slate Grey

Angka 9 = Dark Slate Grey

Angka 10 = Hitam

Di dalam dunia printing biasanya warna grey ini dijadikan warna latar atau dasar dari sebuah konsep desain. Media penerapannya juga sangat beragam dari mulai kain, kertas, plastik, serta berbagai jenis objek lainnya.

Dalam proses printing digital, biasanya para desainer akan menggunakan metode scantegrity untuk menemukan komposisi abu - abu yang pas sesuai dengan permintaan klien. Contohnya seperti dalam pembuatan jersey printing, spanduk, dan lain sebagainya.

Arti yang Terkandung pada Warna Abu - abu

Warna grey atau abu - abu ini seringkali digunakan sebagai penyeimbang atau penetralisir pada sebuah komposisi warna. Sudah tentu ada makna dalam yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini, abu - abu melambangkan rasa stabil, serius, tanggung jawab dan kemandirian.

Namun jangan terlalu dominan juga dalam menggunakan warna satu ini. Jika grey digunakan terlalu dominan, kemungkinan besar penampilan kamu akan terlihat sangat membosankan dan tidak menarik. Bahkan abu - abu yang dominan cenderung membuat kamu terlihat menyedihkan dan suram.

Energi yang muncul juga tidak positif. Mungkin kamu atau orang yang sering melihat grey akan terkesan tidak komunikatif, kehilangan rasa percaya diri, atau bahkan merasa lemas dan depresi jika sudah mencapai titik yang parah.

Karenanya penggunaan grey harus disesuaikan dengan kondisi. Cari juga komposisi yang tepat dalam penerapannya. Jangan sembarangan karena hal ini bisa berdampak pada sisi kehidupan pribadi kamu. Sangat tidak direkomendasikan untuk memilih abu - abu sebagai warna dominan di tempat tinggal kamu.

Pengaruh Warna Grey dari Sisi Psikologis

Percaya atau tidak, ternyata grey ini juga memiliki dampak atau pengaruh pada sisi psikologis kamu. Seperti sudah kita bahas sebelumnya, abu - abu ini adalah warna kompromi. Karena grey diciptakan dari sebuah keseimbangan komposisi antara hitam dan putih.

Grey adalah transisi yang terjadi antara hitam dan putih yang notabene bukan sebuah warna. Semakin pekat abu - abu atau semakin dominan hitam yang dikombinasikan, nuansa yang muncul akan semakin misterius dan dramatis dari sisi psikologis.

Sebaliknya kalau putih yang jauh lebih dominan, nuansa yang muncul akan jauh lebih terang, semarak dan ceria. Berdasarkan riset yang sudah dilakukan oleh para ahli, secara psikologis abu - abu ini bisa memberikan kesan dan pengaruh yang kuat terhadap kondisi kamu.

Salah satunya yaitu memberikan rasa tenang dan fokus secara pribadi. Namun di sisi lain abu - abu yang terlalu dominan akan membuat kamu terlihat membosankan dan tidak emosional sama sekali. Namun di sisi lain, penggunaan warna grey ini bisa membuat diri kamu menjadi netral dan fleksibel.

Sumber: garudasports.co.id

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image