Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vanya Kalriska

Profil Haruna Soemitro : Anggota Exco PSSI yang Kontroversial

Olahraga | 2022-01-18 07:41:22

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Haruna Soemitro menjadi perbincangan hangat saat ini. Bukan hanya karena ucapannya kepada Shin Tae-yong, tetapi juga karena topik pengaturan pertandingan.

Perbincangan tentang Haruna Soemitro juga memicu tagar #HarunaOut yang dipicu oleh beberapa klaim dalam podcast JPNN yang tayang di kanal Youtube.

Link Video Haruna Soemitro >> Di Sini

Salah satunya penilaian Haruna tentang kebermaknaan sepak bola tanpa hasil, merujuk pada prestasi timnas Indonesia yang dipimpin Shin Tae-yong di Piala AFC 2020, di mana tim Eagle Air yang diisi pemain muda itu berhasil meraih juara. pemenang kedua.

Rapat penilaian yang disebut Haruna itu mengacu pada rapat internal yang digelar PSSI. Rapat internal juga dihadiri Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Deputy General Manager Iwan Budianto, Yunus Nusi, Wakil Sekretaris Jenderal Maaike Ira Puspita, Exco Endri Erawan, Vivin Sungkono dan Direktur Teknik Indra Sjafri.

Kerusuhan tersebut ditanggapi PSSI melalui Sekjen Yunus Nus. Dia bersikeras bahwa masa depan Shin Tae-yong aman.

Selain Shin Tae-yong, pernyataan kontroversial lainnya dari Haruna Soemitro adalah soal pengaturan skor alias match fixing. "Memperbaiki bukanlah sesuatu untuk diberantas," katanya.

Menariknya, menurut lansiran detik.com, Haruna Soemitro juga dituding terlibat dalam pengaturan skor pertandingan sepak bola Indonesia.

Dalam podcast yang sama, Haruna mengungkapkan apa yang dia ketahui tentang pasar taruhan sepak bola Indonesia. Termasuk "manipulasi pertandingan bukanlah sesuatu yang harus diberantas".

Menurut Haruna, karir manajer sepakbolanya dimulai di Persebaya Surabaya sekitar tahun 2003, dan tuduhan money game dan pengaturan pertandingan juga menimpanya.

Misalnya, pada 2019, saat namanya disebut-sebut, manajer Perseba Bangkalan Imron Abdul Fattah. Saat itu, Imren mengaku diminta menyediakan dana 140 juta rupiah untuk menjadi tuan rumah perempat final Piala Suratin 2009, dan satgas antimafia bola saat itu juga mengaku telah menerima bukti transfer dana yang disebut-sebut telah terjadi. mengalir ke Haruna dan Iwan Budianto.

Kemudian ada dugaan bahwa skor itu tercipta saat kalah 4-0 dari Persebaya Surabaya oleh Madura United di La Liga tahun 2018. Saat itu, Haruna dengan tegas membantahnya.

Saat mantan pelari Bambang Surio menyebut inisial 'H', namanya semakin dikaitkan dengan apa yang disebut pengaturan pertandingan. Saat itu, BS diketahui diminta mengidentifikasi manipulator skor federasi.

Tidak jelas siapa yang dimaksud dengan "H" Bambang Suryo. Yang pasti, pemegang status "H" di PSSI bukan hanya Haruna. Ada lagi "H". Belum bisa dibuktikan apakah Bambang Suryo hanya membual atau memang ingin mengurai maag pria PSSI itu dengan apa yang disebut pengaturan skor.

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image