Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Lahan Sawah Beralih Menjadi Tambak Akibat Banjir Rob Demak - Artikel Opini

Info Terkini | 2024-05-13 15:34:00
Proses Evakuasi Warga Sayung Menggunakan Perahu KecilSource : Warga setempat

Pada tahun 2024, banjir rob Demak dinobatkan sebagai banjir terparah selama 30 tahun terakhir yang menggenang beberapa kecamatan dengan permukaan daratan rendah di Kabupaten Demak yaitu Kecamatan Sayung, Karang Tengah, Bonang, dan Wedung.
Rob adalah banjir akibat meluapnya air laut yang menggenangi lahan/kawasan pesisir yang lebih rendah dari permukaan air laut rata-rata (mean sea level). Banjir rob berasal dari luapan air laut yang merupakan air asin sehingga dapat merusak bangunan maupun mesin kendaraan lebih cepat dari air banjir akibat hujan, banjir rob ini dapat dikatakan sebagai bencana yang mengancam keberlangsungan hidup masyarakat Demak.
Selain berdampak pada fasilitas dan bangunan warga, banjir rob juga berdampak fatal pada perubahan sosial dan lingkungan Kabupaten Demak. Khususnya pada Kecamatan Sayung, wilayah terparah yang terdampak banjir rob. Kecamatan ini merupakan asal daerah saya, tepatnya di Desa Loireng, sejak tahun 2013 air laut mulai menggenangi beberapa wilayah hingga pada tahun ini air laut menggenangi seluruh permukaan daratan. Padahal, Kabupaten Demak merupakan daerah agraris, mayoritas warga Demak memiliki mata pencaharian sebagai petani. Namun, banjir rob menyelimuti seluruh lahan pertanian dan menyebabkan lahan pertanian beralih fungsi menjadi pertambakan dan warga terpaksa beralih profesi dari petani menjadi buruh tambak ataupun bekerja serabutan dan bahkan tidak memiliki pekerjaan pengganti.

Lahan Sawah Tidak Lagi Subur

Lahan Sawah yang Beralih Menjadi Lahan Tambak (Source: Warga Setempat)

Sebagai warga asal Desa Loireng, saya melihat jelas sekali perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun. Sebelum banjir, desa ini sangat asri dipenuhi sawah dan perkebunan, saluran air lancar sehingga pertanian subur dan menghasilkan panen yang bermutu, udara pun masih terasa bersih dan polusi tidak mendominasi. Saat ini, pertanian dan perkebunan gagal panen, lahan sudah tidak dapat ditanami benih, udara didominasi polusi sebab pembangunan jalan tol Semarang-Demak yang dibangun tepat di atas Desa Loireng saat puncaknya banjir rob menggenang.
“Jadi, Loireng (Salah satu desa di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak) dulu merupakan desa pertanian, sejak tahun 2013 air asin mulai masuk, perlahan-lahan tanah pertanian tidak bisa ditanami, dan sekarang lahan yang mulanya pertanian berubah menjadi pertambakan karena memang dipaksa oleh kondisi alam untuk berubah fungsi dari pertanian menjadi pertambakan, lahan yang mulanya pertanian sekarang 100% sudah ahli fungsi menjadi tambak” jelas Wati, Kaur Tata Usaha dan Umum Desa Loireng (02/05/2024).
Menurut Wati, banjir rob ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, saluran air/sungai kurang lancar sebab terjadi pendangkalan dan sedimentasi di gorong-gorong. Kedua, pengerjaan jalan tol yang mengganggu proses keluarnya air. Ketiga, curah hujan tinggi dan jebolnya sungai. Presiden Jokowi menanggapi fenomena banjir rob Demak dengan meninjau faktor penyebab banjir, kemudian memberikan instruksi kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, untuk memperbaiki sejumlah tanggul jebol yang menjadi penyebab banjir. Namun, setelah perbaikan, tanggul sungai masih jebol untuk kedua kalinya. Bencana alam ini semakin memperparah kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat, pasalnya banjir yang awal nya merupakan banjir air asin kemudian disusul dengan banjir akibat curah hujan yang tinggi dan jebolnya tanggul sungai. Meskipun tanggul sungai sudah diperbaiki, beberapa kecamatan di Kabupaten Demak masih saja terendam banjir rob, sebab sumber banjir tersebut berasal dari luapan air laut.
Sejak tahun 2023, ketika banjir rob mulai memperburuk kondisi, pemerintah desa sudah mengusulkan beberapa solusi untuk mengatasi banjir rob Demak. Salah satunya dengan membuat sabuk di tepi pantai untuk mencegah luapan air laut yang lebih parah, pemerintah desa menyatakan bahwa dalam mengatasi bencana ini perlu bantuan dan koordinasi dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sebab anggaran yang dibutuhkan tentu sangat banyak.

Tahap Penanganan Banjir Rob Demak

Penanganan banjir rob Demak tentu membutuhkan proses panjang dan waktu yang lama. Masyarakat harus menunggu pemerintah menyelesaikan permasalahan hingga kondisi sosial, lingkungan, dan ekonomi masyarakat bisa kembali seperti semula. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah juga memberikan solusi untuk warga terdampak saat ini, tidak hanya melakukan pembangunan sebagai penanggulangan dan pencegahan banjir di masa yang akan datang. Air asin mengikis bangunan rumah warga sehingga beberapa rumah warga ambruk dan warga kehilangan tempat tinggal, maka pemerintah seharusnya membuat relokasi pemukiman warga dengan mempertimbangkan wilayah yang aman untuk dijadikan lokasi pembangunan pemukiman sementara, seperti halnya proyek rusun di Jakarta. Selain fokus pada pembangunan di daerah paling terdampak, pemerintah juga harus melakukan pembangunan di daerah terdampak lainnya agar penanggulangan dapat dilakukan secara optimal untuk meminimalisir dampak dan mencegah terjadinya bencana kembali.
Proses penanggulangan memerlukan kerja sama antara pemerintah desa dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sekaligus dengan warga Demak. Untuk membantu para warga Usaha Pertanian Perorangan (UTP) dan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) yang kehilangan lahan produktif, pemerintah dan warga harus bekerjasama memanfaatkan kondisi alam, warga harus adaptif dengan berinovasi. Salah satunya dengan mengganti waring-waring menjadi tanggul untuk membatasi tambak sehingga tambak dapat dimanfaatkan untuk budi daya ikan. Warga juga harus bekerjasama dengan pemerintah untuk memaksimalkan budi daya, yaitu melakukan vegetasi alam berupa penanaman mangrove, penanaman tanaman bakau ini bertujuan agar wilayah Demak dapat tersedimentasi kembali, sekaligus untuk mengembangkan perikanan budi daya. Beberapa solusi ini dapat terlaksana secara maksimal apabila pemerintah mampu menampung serta menerapkan ide dan inovasi juga melakukan koordinasi kepada warga dengan memberikan penyuluhan, sosialisasi, dan edukasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image