Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lituhayu Azarine Zachra

Melangkah Bersama: Mencapai Nilai Pancasila bersama Nasionalisme di Tengah Gelombang Modernisasi

Edukasi | 2024-05-10 20:43:25
Sumber : https://nasional.sindonews.com/read/552200/12/dasar-negara-indonesia-adalah-pancasila-begini-sejarah-perumusannya-1632722985

Gelombang modernitas pada saat ini tidak hanya membawa perubahan di dalam segi teknologi maupun ekonomi, akan tetapi terdapat juga pada budaya, nilai-nilai sosial dan pola pikir masyarakat. Masyarakat Indonesia terutama generasi muda, sering kali terpapar oleh arus informasi global yang sangat beragam melalui media sosial, internet dan budaya budaya yang populer.

Ditengah dinamika gelombang modernitas ini, penting untuk kita membangun kesadaran akan pentingnya jiwa kebangsaan yang kuat sebagai pondasi persatuan dan kesatuan banga. Karena dari arus modernisasi global yang terus berkembang ini, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitas dan nilai-nilai kebangsaannya. Dengan menanamkan ilmu sosialisasi tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai landasan ideologis negara, dan memeliharanya menjadi tantangan juga yang harus dihadapi dalam menghadapi gelombang modernisasi.

 

  • Mengapa Nilai-nilai Pancasila Penting?

Banyak dari kalangan generasi muda sekarang kurang memahami bagaimana pentingnya nilai Pancasila dari Indonesia sebagai dasar negara. Sehingga hal ini perlu dilakukan sosialisasi penanamanan makna dari pncasila itu sendiri. Diluar dari pelajaran atau mata kuliah wajib di dalam sekolah maupun perkuliahan.

Pancasila sebagai pandangan hidup yaitu Basic Belief System, dimana sistem kepercayaan dasar dari sekumpulan nilai yang kemudian dirangkai secara sistematis sebagai acuan dasar dalam berpikir, bertingkah, dan bersikap.

Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari penyusunan hukum dasar, yang dimana Pancasila sendiri memuat gagasan tentang cita negara (staatsidee) dan cita hukum (rechtsidee).

Beberapa konsep yang terkandung di dalam Pancasila seperti

1. Konsep Religiositas, yang dimana menegaskan pengakuan akan Tuhan sebagai bentuk kekuatan yang menjadikan alam semesta termasuk manusia sehingga manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME sebagai ciptaan-Nya.

2. Konsep Humanitas, yaitu kebebasan bagi bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai pribadi yang unik dengan ciri dan wataknya masing-masing. Yang dimana paham humanisme ini melahirkan pernyataan bangsa di dunia yaitu the Universal Declaration of Human Rights, yang ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 10 Desember 1948.

3. Konsep Nasionalitas, "satu bangsa lahir dari persamaan nasib" Otto V., yang kemudian ditegaskan kembali oleh Ir.Soekarno bahwa bangsa terbentuk karena kehendak untuk bersatu yang tumbuh atas dasar keyakinan pada geopolitiknya.

4. Konsep Kedaulatan (Soverinitas), kedaulatan rakyat diartikan kepada kekuasaan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan peta sejarah perkembangan manusia Indonesia pelaut-pelaut Indonesia yang telah pergi menyusuri lautan hingga Haiti membuktikan bahwa kedaulatan rakyat ini telah berkembang sejak lama. Namun, perkembangan dan kemajuan kehidupan manusia pada saat ini mendorong timbulnya kekuasaan bukan hasil kebersamaan namun hasil kerja politis yang kemudian seringkali mengabaikan dan bahkan mengkhianati masyarakat. Yang dikemukakan oleh Lord Acton yaitu "the power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely".

5. Konsep Keadilan Sosial, kemerdekaan bangsa Indonesia diabdikan bagi terwujudnya cita-cita rakyat yang luhur yaitu terwujudnya negara bangsa merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur. keadilan bukan berarti sama rata, namun menempatkan dan memperlakukan rakyat Indonesia sebanding dengan perbedaan dan keunikannya masing-masing sesuai kebutuhannya. Karena Indonesia yang didasarkan oleh keberagamannya.

Penanaman nilai-nilai Pancasila ini seperti, identitas dan keberlangsungan bangsa. Yang dimana Pancasila sebagai ideologi dasar negara indonesia yang akan merepresentasikan langsung bagaimana kaitannya norma kehidupan sosial di Indonesia berlangsung dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai nilai Pancasila yang menjadi fondasi bagi keberlangsungan bangsa Indonesia ini tidak bisa diganti atau diubah. Karena nilai-nilai Pancasila ini yang dapat mempersatukan, membangun keadilan, kebersamaan kedamaian di dalam tatanan negara Indonesia ini.

 

  • Tantangan di Era Modernitas

Pengaruh media dan teknologi baik dari sosial media, internet dan media massa membawa banyak konsumsi baru bagi masyarakat indonesia. Sehingga banyak mempengaruhi cara pandang dan perilaku dari masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional yang kita punya.

Mengapa generasi muda cenderung kelompok yang paling rentang terhadap pengaruh modernitas? Karena generasi muda cenderung mudah menerima hal hal yang menarik dan baru. Generasi muda sebagai masa transisi sehingga mereka juga cenderung bereksplorasi akan identitas diri maupun apapun itu. Sehingga rentan terhadap pengaruh eksternal yang dapat membentuk cara pandang dan perilaku akan nilai-nilai tradisional.

Sehingga pendidikan dan masyarakat sekitar cukup penting untuk memberikan fasilitas pendampingan dan pemahaman tentang kuatnya nilai-nilai tradisional dan mendorong generasi muda untuk menjadi agen penggerak terdepan pengaruh sosialisasi nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat

 

  • Peran Mahasiswa dalam Mempertahankan Kebangsaan

Peran mahasiswa begitu vital karena dalam memperjuangkan dan memelihara nilai-nilai kebangsaan mahasiswa merupakan agen perubahan yang potensial dalam membentuk arah masa depan. Dimana, mahasiswa sendiri adalah bagian dari generasi muda yang masih memiliki energi, semangat dan pemikiran kritis untuk membawa perubahan di dalam masyarakat. Mahasiswa juga memiliki potensi yang cukup untuk menjadi pemimpin masa depan, yang akan memperjuangkan kesatuan persatuan dan keberagaman bangsa Indonesia.

Dengan partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan advokasi, mahasiswa dapat menginspirasi dan memberikan contoh kepada teman-teman sebaya maupun masyarakat untuk lebih peduli akan pentingnya nilai-nilai kebangsaan.

Di era globalisasi ini juga tidak menutup kemungkinan untuk dapat memanfaatkan platform komunikasi serta media sosial, yang dapat menjangkau daerah yang lebih luas. Sehingga mahasiswa maupun generasi muda sekarang dapat membentuk budaya yang menghargai pendapat persatuan kesatuan serta keberagaman yang ada.

Keberadaan mahasiswa sebagai agen perubahan merupakan cara penanaman nilai-nilai akar Pancasila ke dalam kegiatan sosial yang langsung tertanam di dalam kegiatan sehari-hari.

 

  • Strategi Sosialisasi di Era Digital.

Dimulai dari pemanfaatan teknologi dan media sosial. Penyebaran pesan pesan dapat secara luas dan sangat cepat. Melalui platform seperti, facebook, instagram twitter youtube, generasi muda dapat membuat konten edukatif seperti video infografis maupun tulisan singkat. Yang dimana, akan mendorong refleksi, diskusi dan tindakan positif dalam memperkuat kesadaran kebangsaan. Namun, tidak jarang juga. Pesan pesan ini disalah artikan atau disalah gunakan untuk beberapa kelompok oknum untuk melakukan kampanye dan garis-garis positif untuk kelompoknya. Sehingga beberapa hal tetap masih ada sisi negatifnya. Namun diluar dari sisi negatif ini, sisi positifnya jauh lebih luas.

Selain pemanfaatan teknologi yang mungkin dapat disalah gunakan oleh oknum oknum tidak bertanggung jawab. Sosialisasi nilai-nilai Pancasila dilingkungan sekitar juga dapat dimulai dari mengorganisir acara pendidikan seperti seminar, lokakarya maupun forum diskusi terbuka. Yang dapat membahas topik terkait Pancasila demokrasi toleransi dan keadilan sosial. Serta kita sebagai generasi muda juga dapat menjadi fasilitator dalam kegiatan tersebut, yang mewadahi pengembangan kepribadian dan kepemimpinan. Yang dimana niali-niali kebangsaan dapat diintegrasikan langsung di dalam proses pemberalajaran dan pengalamnan yang lebih praktis. Selain itu guna kegiatan kegiatan seperti pengabdian masyarakat, serta memperkuat hubungan antara masyarakat dan generasi muda sebagai contoh nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan sehari hari. Sehingga generasi muda cukup dapat menjadi agen perubahan yang efektif untuk menyebarkan pesan pesan kebangsaan dan pembangunan dikalangan sebaya maupun masyarakat luas.

 

  • Studi Kasus Inspiratif
Sumber : https://fp.ub.ac.id/33-mahasiswa-volunteer-dilepas-dalam-program-kampus-mengajar-fpub/

Mahasiswa Universitas Brawijaya yang memiliki program "Mahasiswa Mengajar" ini juga melakukan penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak di Sekolah Dasar. Dengan beberapa materi seperti sejarah Pancasila, nilai-nilai Pancasila, dan penerapan nilai-nilai Pancasila didalam kehidupan sehari-hari. Yang dimana, program ini dianggap efektif untuk mengenalkan nilai-nilai Pancasila dengan anak-anak dini dengan metode diskusi dan interaktif kepada anak-anak.

Pada saat ini juga banyak komunitas generasi Pancasila yang selalu menggerakan pengenalan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila melalui media sosial, yang diharapkan bisa mengurangi banyaknya pemikiran bahwa "Pancasila dapat diubah".

Berdasarkan inti poin dari nilai-nilai dapat diambil kesimpulan bahwa, Pancasila tidak dapat diubah sementar maupun sementara, karena akan berdampak kepada kehidupan di Indonesia, bahkan menghilangkan jati diri dari bangsa Indonesia ini sendiri. Dari pemaparan diatas diharapkan kepada generasi muda untuk selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila ke diri sendiri maupun kepada masyarakat. dengan meningkatkan toleransi, saling menghargai, memperkuat peran keluarga dan masyarakat terhadap generasi generasi baru yang menuju masa penataan identitas, serta memanfaatkan teknologi untuk komunikasi dan informasi yang selektif. Agar nilai-nilai Pancasila tidak terkikis oleh zaman dan perkembangan teknologi yang pesat, dan diharapkan agar anak cucu kita bisa menikmati contoh-contoh nilai Pancasila yang masih terjaga dengan baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image