Strategi Green Manufacturing Sebagai Upaya Mewujudkan SDGs
Teknologi | 2024-05-02 17:54:18Berdasarkan data yang diperoleh dari Databooks tahun 2021, Indonesia menghasilkan 60 juta ton limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dengan sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar, mencapai jumlah 2.897 industri. Contohnya, pada tahun 2023, masyarakat di Tangerang mengeluhkan pencemaran limbah yang disebabkan oleh pabrik peleburan besi, yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai SDGs (Sustainable Development Goals) yang ditetapkan PBB untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Strategi Green Manufacturing muncul sebagai alternatif penyelesaian permasalahan ini. Green Manufacturing adalah pendekatan dalam proses manufaktur yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan serta meningkatkan efisiensi sumber daya. Hal tersebut sangat sejalan dengan tujuan SDGs yang mempromosikan praktik produksi berkelanjutan.
Konsep Green Manufacturing
Green Manufacturing adalah pendekatan dalam proses produksi yang berfokus pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan serta peningkatan keberlanjutan ekonomi dan sosial (Jannah et al, 2018). Green manufacturing memiliki beberapa prinsip utama seperti penggunaan sumber daya yang efisien, pemilihan bahan baku yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang baik, dan penggunaan teknologi bersih. Tujuan dari green manufacturing adalah untuk menciptakan sistem produksi yang lebih berkelanjutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca serta limbah industri.
Green Manufacturing menawarkan berbagai manfaat seperti, perlindungan lingkungan dengan mengurangi polusi dan degradasi, peningkatan efisiensi energi dan penggunaan sumber daya. Selain itu, Green Manufacturing juga membuka peluang lapangan kerja baru dalam industri hijau dan mendorong keberlanjutan ekonomi dengan mempromosikan inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dibandingkan dengan manufaktur konvensional, Green Manufacturing menekankan pada praktik produksi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dikarenakan lebih sedikit menghasilkan limbah.
Strategi green manufacturing untuk menghasilkan manufaktur berkelanjutan
Green Manufacturing menerapkan berbagai strategi untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu fokus utama adalah pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti angin dan tenaga surya, meningkatkan efisiensi energi menggunakan yang teknologi modern dan juga mengadopsi teknologi rendah emisi (Pratama & Nurfadila, 2022). Hal ini membantu manufaktur mengurangi jejak karbon dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Strategi Green Manufacturing juga mencakup pengurangan limbah dan penggunaan bahan berbahaya. Praktik daur ulang, reuse, dan reduce menjadi kunci untuk meminimalisir produksi limbah. Selain itu, pengelolaan air yang berkelanjutan juga menjadi prioritas, termasuk penghematan air, pemanfaatan kembali air limbah, dan pencegahan pencemaran air. Dengan strategi-strategi ini, manufaktur dapat menjaga ketersediaan air bersih dan melindungi ekosistem air dari kerusakan akibat aktivitas industri.
Tantangan dan solusi dalam mewujudkan green manufacturing
Meskipun Green Manufacturing menawarkan berbagai manfaat bagi lingkungan dan masyarakat, menerapkannya juga menghadapi tantangan yang signifikan. Biaya awal yang tinggi untuk teknologi dan infrastruktur ramah lingkungan, keterbatasan teknologi hijau yang tersedia, dan minimnya kesadaran serta dukungan menjadi hambatan dalam transisi menuju praktik produksi yang lebih berkelanjutan. Ada beberapa solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi permasalahan ini seperti pemberian insentif oleh pemerintah, kolaborasi antar industri, dan edukasi publik. Pemerintah dapat memberikan insentif dalam bentuk insentif fiskal dan subsidi bagi industri ramah lingkungan, pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar perusahaan dalam mengadopsi teknologi hijau, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya Green Manufacturing. Dengan dukungan kolektif dari pemerintah, industri, dan masyarakat sangat esensial untuk mewujudkan manufaktur yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Green Manufacturing memiliki peran krusial dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dengan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Melalui strategi seperti pengurangan emisi gas rumah kaca, pengelolaan limbah yang lebih baik, penghematan air, penggunaan bahan baku ramah lingkungan, dan implementasi sistem manajemen lingkungan, Green Manufacturing memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan. Namun, untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat. Dengan upaya bersama dan kesadaran akan pentingnya praktik produksi yang lebih hijau, masa depan industri manufaktur yang lebih berkelanjutan tampak cerah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.