Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yulaichah

Upaya Dalam Pembangunan Berkelanjutan di Pulau-pulau Kecil Berkembang

Riset dan Teknologi | Sunday, 28 Apr 2024, 18:49 WIB
Source : Sumber Pribadi

Dalam menangani permasalahan penting pembangunan lingkungan di wilayah pulau-pulau kecil, terdapat 6 hal solusi atau langkah - langkah yang perlu diperhatikan. Keenam hal tersebut adalah sumber energi alternative, pariwisata berkelanjutan, bencana alam, manajemen kepesisiran, sistem peringatan dini terhadap bencana, dan pengelolaan sampah yang menyebabkan terjadinya polusi air.

Sumber Energi Alternative

Beberapa tahun terakhir mengenai pembangunan berkelanjutan, permasalahan energi telah muncul sebagai masalah besar. Ancaman pemanasan global dan guncangan lingkungan yang ditimbulkannya memicu penggunaan sumber energi alternative sebagai solusi utama. Bahan bakar fosil sebagai sumber energi terbesar adalah tanggung jawab atas sebagian besar emisi karbon dioksida (C02) yang merupakan jumlah terbesar gas rumah kaca. Hal ini juga menyebabkan penumpukan bentuk polusi lainnya. Oleh karena itu, energi menjadi perhatian utama dalam diskusi PBB pada Konferensi Lingkungan dan Pembangunan (UNCED). Perdebatan ini semakin menguat mengenai penggunaan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil yang mulai berkurang setelah penurunan tajam pasokan energi dengan harga yang tinggi pada tahun 1970an. Energi alternative lain yang dapat diperbarui seperti biomasa, panel surya, panel surya dari pemanas air, aplikasi panel surya lain, kincir air, kincir angin, panas bumi, dan energi ombak serta konversi ocean thermal diharapkan mampu menggantikan penggunaan energi dari bahan bakar fosil sebagai energi utama.

Pariwisata Berkelanjutan

Pariwisata dan industri pariwisata merupakan fenomena pada zaman dan generasi kita. Pada paruh kedua abad ini, kita telah menyaksikan pertumbuhan pariwisata yang fenomenal dan perjalanan yang dalam waktu singkat dalam beberapa dekade telah menjadi salah satu hal yang paling banyak dilakukan sebagai kegiatan perekonomian penting di seluruh dunia. Pariwisata massal mulai terjadi pada paruh kedua abad ini dan telah tumbuh secara terus-menerus dan konsisten sejak saat itu dengan laju yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya dalam perekonomian dunia. Dari 25 juta pendatang pada tahun 1950, terdapat hampir 500 juta pendatang di tahun terakhir, sementara pendapatan dari penerimaan pariwisata telah tumbuh dengan kecepatan yang luar biasa, dari sekitar 2 miliar dolar pada tahun 1950 menjadi hampir 300 miliar pada tahun 1993. Bagi negara-negara kepulauan kecil, pertumbuhan pariwisata yang tiba-tiba dan tidak terencana dapat berdampak buruk jika bertahan lama dan dalam beberapa kasus dapat menimbulkan resiko yang signifikan. Oleh karena itu, 'pariwisata berkelanjutan' tidak hanya sebagai sebuah slogan yang modis, namun merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup banyak negara pulau kecil dan mendapat perlindungan lingkungan hidup dunia.

Bencana Alam Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Pulau-pulau kecil yang ditemukan di seluruh dunia seperti di Pasifik, Atlantik, dan Lautan India, serta di laut kecil seperti Karibia dan Mediterania merupakan sebagian kecil dari pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni. Namun ada pula yang berpenduduk dengan kepadatan tinggi dan bersama dengan faktor-faktor lain membuat mereka lebih rentan terhadap bahaya dibandingkan dengan pulau-pulau dan benua yang lebih besar. Ancaman bencana bagi negara kepulauan kecil adalah cukup besar. Meskipun tidak semua negara terkena dampaknya, frekuensi atau jenis bencana yang sama diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan ancaman. Fenomena alam yang dapat menimbulkan bencana yang berdampak pada negara - negara kepulauan kecil diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu yang berasal dari fenomena meteorologi dan fenomena geologi. Bencana yang berasal dari fenomena meteorologi seperti badai gelombang pasang, angin puting beliung, hujan disertai angin kencang, dan banjir. Bencana yang berasal dari fenomena geologi seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan gempa bawah laut.

Manajemen Kepesisiran

Konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu harus dipandang sebagai pendorong pembangunan berkelanjutan sumber daya pesisir. Dalam konteks kecil negara berkembang kepulauan, pengelolaan zona pesisir terpadu yang efektif hanya dapat dilakukan dan dapat dicapai melalui penerapan metodologi dan pendekatan yang 'sesuai pulau'. Artinya, permasalahan pembangunan sumber daya pesisir memerlukan solusi berdasarkan masing - masing karakter wilayah pesisir. Berbagai isu-isu yang perlu dipertimbangkan ketika mengembangkan pengelolaan wilayah pesisir terpadu melalui pendekatan di negara-negara berkembang kepulauan kecil yang cakupannya sama sekali tidak komprehensif, dan isu-isu yang penting akan berbeda-beda di setiap negara bagian. Sejumlah rekomendasi diberikan, baik umum maupun khusus, yang menurut penelitian bermanfaat penting untuk mendorong dan membangun pengelolaan zona pesisir terpadu yang efektif di negara-negara berkembang kepulauan kecil.

Sistem Peringatan Dini Terhadap Bencana

Kemampuan peringatan dini pada Badan Meteorologi Karibia dan Badan Tanggap Darurat Karibia merupakan salah satu contoh sistem peringatan dini yang dapat menjadi model untuk wilayah kepulauan lain di dunia. Seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga tersebut, termasuk infrastruktur teknis dan manusia, diharapkan hal ini akan terus dilakukan. Di Karibia, penguatan kesiapsiagaan dan kapasitas respons konstituen nasionalnya yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan dan keberhasilan terukur dalam kemampuan mencegah, atau memitigasi dampak bencana alam dan lingkungan yang sering terjadi di wilayah dengan keteraturan yang semakin meningkat. Tantangannya berada dalam penerapan teknologi pada manajemen keadaan darurat dan bukan hanya sebuah pertanyaan kesesuaian atau ketersediaan teknologi itu sendiri, namun hal ini juga penting dalam pengembangan hubungan di antara para pengguna teknologi sehingga alat teknologi informasi apapun dapat bekerja secara efektif dan harus beroperasi dalam lingkungan kerjasama interpersonal dan antar lembaga. Dalam menciptakan lingkungan tersebut membutuhkan penanganan permasalahan non-teknis tertentu yang cukup rumit.

Pengelolaan Sampah yang Mengakibatkan Polusi Air

Negara-negara berkembang kepulauan kecil bukan sekadar dikelilingi oleh benua-benua kecil melalui laut tetapi juga berbagai karakteristik dan permasalahan daratan kontinental. Lebih tepatnya, negara-negara ini memiliki sejumlah karakteristik unik dan saling terkait. Termasuk tingginya kepadatan penduduk, ekosistem yang rapuh, luas lahan yang kecil, keterisolasian dari daratan dan tetangga mereka, dan sumber daya alam yang terbatas. Secara keseluruhan, karakteristik ini membuat negara - negara berkembang kepulauan kecil jauh lebih rentan terhadap degradasi lingkungan dan permasalahan kesehatan manusia yang diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang tidak baik. Air tawar, tanah, sumber daya kelautan dan pesisir masih sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan yang rentan terhadap degradasi akibat polusi dari aktivitas di daratan. Hal ini juga termasuk karakteristik pulau tersebut, seperti pola pemanfaatan sumber daya dan aktivitas manusia dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Dapat diasumsikan pula bahwa pengelolaan terpadu kegiatan manusia dan sumber daya alam merupakan inti dari strategi efektif untuk pengelolaan sampah di negara - negara berkembang kepulauan kecil dan wilayah pesisirnya.

Source : World Development Studies 1 (Small Islands, Big Issues - Crucial Issues in the Sustainable Development of Small Developing Islands). 1995

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image