Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bagi Info.com

Kue Apem Bagian Tak Terpisahkan dari Acara Syukuran dan Selametan Kematian di Jawa

Kuliner | Thursday, 25 Apr 2024, 19:11 WIB
Sumber gambar:ilustrasicopyrightsutterstock/tyasindayanti

Kue apem memiliki makna dan simbol yang sangat penting bagi masyarakat Jawa. Kue apem adalah sejenis kue tradisional Indonesia yang populer terutama di daerah Jawa. Biasanya terbuat dari campuran tepung beras, santan, gula, dan ragi, kemudian dipanggang atau dikukus. Kue apem memiliki tekstur yang kenyal dan rasa yang manis, seringkali disajikan sebagai camilan atau hidangan penutup. Ada berbagai variasi dari kue apem, tergantung pada daerahnya, seperti apem selong, apem gula merah, atau apem jawa.

Kue apem sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari acara-acara syukuran dan selametan, termasuk selamatan kematian, di masyarakat Jawa dan beberapa daerah di Indonesia. Kehadiran kue apem dalam acara seperti ini melambangkan kebersamaan, kedamaian, dan harapan atas berkah serta keselamatan bagi yang bersangkutan atau keluarganya. Di samping itu, kue-kue tradisional seperti apem juga dipandang sebagai simbol kemakmuran dan keberkahan dalam acara-acara tersebut.

Oleh karena itu, mereka sering disajikan kepada tamu dan kerabat sebagai tanda rasa syukur dan penghormatan terhadap tradisi dan leluhur. Kue-kue seperti apem mungkin telah berkembang dari tradisi kuno masyarakat Jawa dalam mempersiapkan makanan untuk upacara keagamaan atau kebersamaan. Penggunaan bahan-bahan seperti tepung beras dan santan yang melimpah dalam pembuatan kue apem juga mencerminkan keberlimpahan hasil bumi di Indonesia, terutama di daerah yang subur seperti Pulau Jawa

Kue apem memeng menjadi khas jajanan yang sering terlihat di acara acara syukuran atau acara selametan kematian khusus nya di daerah pedesaan yang masih lekat dengan adat budaya yang menjadikannya sangat menjaga apa yang diturunkan nenek moyang mereka. Rasa kue apem sendiri cenderung manis dan kenyal, empuk.Top of Form

Acara syukuran merupakan salah satu bentuk perayaan atau upacara yang diselenggarakan untuk menyatakan rasa syukur atas berbagai keberkahan yang diterima, seperti kelahiran bayi, kesembuhan dari penyakit, kelulusan ujian, pernikahan, atau pencapaian lainnya yang dianggap penting dalam kehidupan seseorang atau keluarga.

Pada acara syukuran, biasanya dilakukan berbagai kegiatan yang mencerminkan rasa syukur, seperti berdoa, mengadakan upacara adat atau agama tertentu, memberikan hadiah, serta menyajikan makanan dan minuman kepada tamu yang hadir sebagai ungkapan terima kasih atas dukungan dan kehadiran mereka.

Kue-kue tradisional seperti kue apem sering kali menjadi bagian dari hidangan yang disajikan dalam acara syukuran di Indonesia. Mereka tidak hanya menyediakan hidangan yang lezat, tetapi juga membawa makna simbolis dalam upacara tersebut, mengingat kue-kue tersebut sering kali dianggap sebagai simbol kemakmuran, keberkahan, dan kebersamaan dalam budaya lokal.

Selametan kematian adalah upacara tradisional Jawa yang diselenggarakan untuk memberikan penghormatan terakhir dan mengenang orang yang telah meninggal. Upacara ini biasanya dilakukan dalam beberapa waktu setelah kematian seseorang, seringkali dalam rentang waktu 3 hari, 7 hari, 40 hari, dan setahun setelah meninggalnya seseorang, tergantung pada tradisi dan kepercayaan yang berlaku di masyarakat setempat.

Selametan kematian mencakup berbagai kegiatan, termasuk ritual keagamaan, seperti doa bersama, pembacaan ayat suci, dan pemanggilan dukun atau pemuka agama untuk memberikan penghiburan dan mendukung keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, biasanya juga diselenggarakan acara makan bersama yang disebut "selametan" di mana keluarga dan kerabat yang berduka berkumpul untuk mendoakan almarhum/almarhumah dan berbagi hidangan.

Kue-kue tradisional seperti kue apem seringkali menjadi bagian dari hidangan yang disajikan dalam selametan kematian. Penyajiannya bukan hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai simbol keberkahan dan penghormatan terhadap almarhum/almarhumah. Kehadiran kue-kue tersebut juga membawa makna kebersamaan dan dukungan moral bagi keluarga yang berduka.

Penulis :

Adin Nur Hidayat, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIB, Universitas Trunojoyo Madura

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image