Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deassy Destiani

SERIAL CINTA (2) : Merasa Kesepian Meski Sudah Punya Pasangan

Curhat | Sunday, 16 Jan 2022, 18:11 WIB
Sofia Alejandra dari Pexels" />
Foto oleh Sofia Alejandra dari Pexels

Salam Bunda Deassy...

Aku mau cerita nih. Aku ibu dari dua anak balita. Pernikahan kami sudah berjalan 7 tahun. Sejak awal pernikahan sebetulnya aku sudah merasa kesepian. Apalagi kami waktu itu baru dikaruniai anak setelah 3 tahun menikah. Sempat terjadi krisis sebelum anak pertama kami lahir, bahkan kami berdua sudah memutuskan akan bercerai. Namun si sulung menyelamatkan pernikahan, karena ketika kami akan bercerai aku positif hamil.

Tiga bulan setelah anak pertama lahir, aku hamil lagi anak kedua. Tidak direncanakan, meski sempat kaget tetapi disyukuri mengingat awal pernikahan aku susah hamil. Sekarang anak anak sudah mulai besar. Si sulung aku masukkan play grup.

Nah mulailah rasa kesepian yang dulu aku rasakan muncul kembali. Aku merasa bosan dengan pernikahan ini. Suami seringkali tidak ada saat aku butuhkan. Waktu lahiran anak kedua pun aku hanya ditemani Mama, sementara suami kerja di luar kota.

Sebetulnya sebelum menikah aku bekerja di sebuah bank syariah. Namun saat memutuskan menikah suami keberatan aku bekerja. Hingga akhirnya aku mengalah dan hanya menjadi ibu rumah tangga. Mungkin hal ini yang membuat aku merasa menjadi tidak berharga. Aku terkadang iri dengan teman-temanku yang sekarang sudah sukses. Beberapa diantaranya malah sudah menjadi kepala cabang.

Saat ini aku sering uring-uringan sama suami. Terkadang anak juga jadi tempat pelampiasan. Aku merasa tidak bahagia. Padahal suami udah mencukupi segalanya. Rumah, mobil dan uang bulanan lebih dari cukup. Tetapi aku tetap merasa ada yang salah dalam hidupku. Aku seperti orang linglung. Jika malam tiba, rasanya aku ingin pulang ke pelukan Ibunda saja. Berharap menjadi aku yang dulu sebelum menikah. Ada apa dengan aku yah Bunda?

Diandra

*******

Sahabat, biasanya orang merasa bahagia saat sudah menemukan belahan jiwa. Namun ternyata ada juga yang merasa kesepian meski sudah terikat dalam pernikahan.

Rasa kesepian sebetulnya adalah alarm dari otak untuk memberitahu Anda bahwa ada sebuah masalah yang bisa menjadi parah bila tidak diatasi. Ada kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi. Kebutuhan untuk memiliki hubungan emosional dengan orang lain.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kesepian akan mengalami depresi, penurunan kekebalan tubuh, peningkatan tekanan darah dan penebalan pembuluh darah, yang bisa berlanjut menjadi sakit jantung. Wah serem juga yah.

Apa sih penyebab rasa kesepian meski kita sudah punya pasangan seperti cerita Diandra diatas ? Simak ulasannya berikut ini.

1. Tidak bisa menjadi diri sendiri saat bersama pasangan.

Pasangan terlalu mengatur hingga kehilangan jati diri. Salah satunya misalnya masalah karir. Seperti kasus Diandra, dia sebetulnya masih ingin bekerja. Namun karena suami melarang ditambah tidak ada kesibukan lain, akhirnya Diandra merasa tidak menjadi dirinya sendiri. Dia seperti hidup dalam kepura-puraan padahal ada keinginan menggebu dalam hatinya dan tidak bisa diungkapkan kepada pasangannya.

2. Ada sifat pasangan yang tidak disukai.

Jika ada sifat pasangan yang tidak disukai. jangan hanya memendamnya sendiri, Anda akan merasa dirugikan dan lebih sering merasa kesepian. Saat menjalin hubungan, kita memang harus saling memahami pasangan, tapi jika ada sifat yang merugikan sebaiknya segera bicarakan bersama.

3. Tidak punya sahabat dekat

Sahabat dekat itu sangat penting agar jiwa kita tetap positif. Sahabat biasanya selalu ada saat kita butuhkan. Ketika ada masalah dengan pasangan kita bisa bercerita pada sahabat untuk sekadar menjadi tempat curhat. Dukungan sahabat bisa membuat hati tenang dan tak kesepian.

4. Kurangnya komunikasi

Kebanyakan pasangan ketika ada sesuatu yang tak cocok bukannya bicara tapi malah meminimalisir komunikasi. Maksdunya daripada berantem lebih baik saling mendiamkan saja. Ini merupakan keputusan yang salah. Tanpa komunikasi, masalah Anda tak akan pernah selesai. Pada akhirnya, egolah yang membuat Anda merasa kesepian.

5. Punya hobi yang berbeda

Beberapa pasangan seringkali punya hobi yang berbeda. JIka salah satu sedang mengerjakan hobinya biasanya sampai lupa waktu. Hal ini membuat pasangan lainnya kerap merasa diacuhkan hingga merasa kesepian. Apabila ini yang terjadi maka Anda dapat mengerjakan kegiatan lain yang membuat Anda lebih produktif. Ini lebih baik daripada Anda berdiam diri di rumah dan mengutuk pasangan dengan hobinya.

6. Terlalu bergantung pada pasangan

Apa-apa harus ditemani dan diantar pasangan. Sadarilah bahwa pasangan Anda bukanlah sopir, tukang ojek, bodyguard atau asisten yang selalu harus menemani Anda setiap saat. Saat si dia tak bisa bersama Anda, jangan biarkan kegiatan yang Anda lakukan terhenti. Tetap miliki kegiatan yang bisa dilakukan sendiri. Dan pastinya pasangan akan bangga dengan Anda loh.

Lalu bagaimana agar tidak terkena virus kesepian ?

1. Cari dua atau tiga orang sahabat dekat yang memiliki hubungan emosional dengan Anda. Apabila Anda tidak memiliki orang-orang tersebut, saatnya bagi Anda untuk mulai aktif mencarinya. Buka hati Anda dan mulai belajar untuk percaya pada orang lain. Tinggalkan semua luka dan perasaan takut disakiti, yang membuat Anda memasang tembok tebal dibalik senyuman dan tawa Anda.

2. Buat aktivitas yang bisa membangkitkan kembali hubungan dengan orang lain. Aktivitas itu sederhana saja sih. Misalnya ikut kelas senam atau olahraga. Menulis surat untuk orang tercinta, bermain dengan hewan peliharaan. Terlibat dalam kegiatan sukarelawan, ikut komunitas atau organisasi sesuai minat dll

Selamat mencoba yah sahabat....

Salam manis...

Deassy M Destiani..

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image