Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Chevien Dhamhudy

Usaha Perdamaian Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Menempuh Jalur Diplomasi Asean

Politik | Wednesday, 17 Apr 2024, 03:19 WIB

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja terhadap sengketa Kuil Preah Vihear di Kamboja merupakan konflik internasional yang terjadi antara dua negara di Asia Tenggara. Konflik ini terjadi karena perselisihan dalam pendekatan penyelesaian konflik, perselisihan terhadap hak kepemilikan wilayah, dan pengaruh politik domestik masing-masing negara

Usaha perdamaian konflik perbatasan Thailand-Kamboja menempuh jalur diplomasi ASEAN adalah suatu perilaku yang dilakukan oleh ASEAN sebagai pihak ketiga dalam upaya menyelesaikan konflik perbatasan antara dua negara. ASEAN berperan penting dalam proses penyelesaian konflik ini. ASEAN dibawah Kepimpinan Indonesia memperlihatkan sikap proaktif dalam menyikapi perkembangan situasi keamanan yang menyangkut anggotanya.

Pada tahun 2011, Indonesia sebagai Ketua ASEAN memprakarsai Informal ASEAN Foreign Minister's Meeting (pertemuan informal para Menlu ASEAN) yang dilakukan di Jakarta. Pertemuan ini memiliki agenda tunggal pembahasan penyelesaian konflik Thailand-Kamboja, yang merupakan tindak lanjut dari hasil sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB)

Di samping itu, ASEAN juga memfasilitasi pertemuan trilateral antara Indonesia, Thailand, dan Kamboja dalam upaya menyelesaikan konflik Preah Vihear. Hal ini dilakukan melalui jalan diplomasi dan pengurusan internasional.

Pada tahun 2012, militer Kamboja dan Thailand sama-sama menarik pasukan mereka dari wilayah perbatasan darat di dekat situs Warisan Budaya Dunia Candi Preah Vihear. Kedua negara diharapkan menempatkan personel kepolisian dan penjaga keamanan sebagai pengganti tentara.

Konflik perbatasan Thailand-Kamboja telah mengalami berbagai tahap, mulai dari sengketa wilayah yang mencapai kulminasi ketegangan domestik dan bilateral kedua negara. Namun, dengan usaha perdamaian dan penyelesaian yang dilakukan oleh ASEAN, konflik ini telah mencapai kesimpulan yang lebih baik.

seharusnya ASEAN lebih bersikap proaktif untuk menunjukkan kredibilitasnya sebagai organisasi kerja sama regional yang mempunyai mekanisme penyelesaian sengketa sendiri. Oleh karena itu harus berani menggunakan mekanisme tersebut untuk penyelesaian konflik antar Negara anggotanya. Dengan demikian ASEAN dapat menunjukkan perannya di forum global untuk mewujudkan ASEAN Community in a Global Community of Nations.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image