Pengembangan Bahasa Komunikasi Retorika
Lentera | 2024-04-06 16:43:28Retorika adalah seni bicara yang dapat membantu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang menggambarkan jiwa dan kepribadian penulis. Gaya bahasa merupakan ciri khas seseorang ketika menyampaikan pesan kepada para pendengar. Retorika berbasis data dan riset menggunakan teori retorika Aristoteles dalam pengumpulan dan analisis data, yang dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber dan menggunakan teknik analisis interaktif. Retorika juga menggunakan teknologi digital, seperti social media dan jaringan sosial, untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
Retorika seringkali dikaitkan dengan Public Speaking, namun ia merupakan seni berbicara atau berpidato yang dapat meyakinkan banyak orang. Seringkali retorika juga disebut juga sebagai seni mengarang dengan dasar atau keilmuan yang kuat. Berhasil atau tidaknya penyampaian sebuah pesan tergantung retorika dari seorang da‟i.
Orang-orang yang mendalami retorika mempunyai keterampilan teknis dalam berbicara di depan umum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas keseharian manusia. Hubungan manusia dengan manusia, utamanya dalam bidang komunikasi baik itu pengacara, jaksa, hakim dan pedagang, semua menggunakan retorika. Mempelajari ilmu retorika sangat penting, terkhusus bagi generasi milenial pada saat ini, karena manfaatnya bukan hanya pada keterampilan public speaking saja, melainkan dapat memudahkan kita dalam mencari jaringan atau lapangan pekerjaan.
Dalam sebuah retorika terdapat kegiatan yang ada di dalamnya yaitu kegiatan dakwah. Dakwah sangat penting bagi kehidupan manusia, karena menyangkut tentang kehidupan di dunia dan di akhirat. Banyak metode yang digunakan dalam melaksanakan dakwah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan dakwah sendiri tidak bisa terlepas dengan yang namanya retorika.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan ciri khas seseorang ketika menyampaikan pesan kepada para pendengar. Sebab gaya yang baik perlu mendapatkan perhatian khusus dari pendengar. Gaya atau style disebut dengan retorika, dalam bahasa Yunani retorika diartikan sebagai seseorang yang terampil dan tangkas dalam berbicara. Gaya bahasa yang baik mempunyai tiga unsur kejujuran sopan, santun, dan menarik. Jenis-jenis gaya bahasa yaitu:
a. Gaya bahasa resmi dengan indikator (menggunakan bahasa baku, menggunakan kaidah bahasa, dan nada bicara cenderung datar),
b. Gaya bahasa tak resmi dengan indikator (menggunakan bahasa tidak baku, tidak menggunakan kaidah bahasa, kalimat sederhana dan singkat, tidak menggunakan kata penghubung),
c. Gaya bahasa percakapan dengan indikator (menggunakan bahasa tidak baku, banyak menggunakan istilah asing, bahasanya singkat, banyak menggunakan kata seru, menggunakan kalimat langsung).
Retorika Berbasis Data dan Riset
Retorika berbasis data dan riset menggunakan teori retorika Aristoteles dalam pengumpulan dan analisis data. Ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti rekaman audio visual, dokumentasi ceramah atau pidato, dan data dari wawancara mendalam. Selanjutnya, data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif, seperti Model Analisis Interaktif. Untuk meningkatkan pengujian data, digunakan teknik trianggulasi data/sumber, yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda, dan trianggulasi peneliti, yaitu mendiskusikan data yang di peroleh dengan beberapa orang yang cukup memahami penelitian. Dalam pengumpulan data, peneliti juga menggunakan teknik observasi lazim, yang menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis interaktif, yang memiliki tiga komponen pokok analisis (reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan) yang dapat dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Penelitian retorika berbasis data dan riset juga menggunakan teori retor.
Mahessa Kholiviar, Mahasiswa Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Semester dua
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.