Studi: Pasien Kanker Payudara dengan TILs Tinggi Kemungkinan Bisa Hindari Kemoterapi
Info Sehat | 2024-04-04 06:51:03UJI-coba baru memungkinkan beberapa wanita dengan kanker payudara agresif untuk melewatkan kemoterapi tanpa membahayakan kesehatan dan keselamatannya. Demikian ditegaskan sekelompok para peneliti, baru-baru ini.
Wanita dengan kanker payudara jenis triple-negative stadium awal tampaknya memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik dan risiko kekambuhan yang lebih rendah jika mereka memiliki tingkat sel kekebalan yang tinggi dalam membunuh kanker.
Menurut tim peneliti, tingkat kelangsungan hidup mereka tetap tinggi bahkan ketika mereka tidak menerima kemoterapi lanjutan setelah menjalani radiasi atau operasi untuk menghilangkan tumor payudara merek.
Sel-sel kekebalan, yang disebut limfosit infiltrasi tumor (TILs), secara alami mampu menarget dan menyerang sel kanker, kata para peneliti.
"Temuan ini mungkin akan menginspirasi uji klinis di masa depan untuk mengeksplorasi apakah pasien dengan prognosis yang baik [TILs tinggi] dapat menghindari regimen kemoterapi yang intens," kata peneliti utama, Dr. Roberto Leon-Ferre, seorang dokter kanker payudara di Pusat Kanker Komprehensif Mayo Clinic, Amerika Serikat.
Sekitar 15% wanita terserang kanker payudara jenis triple-negative, yang tidak merespons obat-obatan yang menarget hormon wanita atau HER2, sebuah protein yang menunjang pertumbuhan kanker.
Kanker payudara triple-negative lebih mungkin tumbuh dengan cepat dan menyebar ke bagian lain tubuh, dan juga lebih mungkin kambuh kembali setelah pengobatan, ungkap tim peneliti dalam catatan latar belakang.
Tim peneliti menyebutkan bahwa tingkat TILs yang tinggi telah lama dikaitkan dengan hasil yang lebih baik pada pasien kanker payudara.
Namun, sampai saat ini belum ada yang berpikir untuk meneliti apakah TILs dapat digunakan untuk membantu dokter merencanakan perawatan kanker pasien dengan lebih baik.
"TILs saat ini tidak diukur atau dilaporkan dalam pemeriksaan rutin sampel jaringan kanker payudara," sebut salah seroang penulis penelitian, Dr. Matthew Goetz, seorang ahli onkologi di Pusat Kanker Komprehensif Mayo Clinic.
Untuk penelitian ini, tim peneliti mengumpulkan data hampir 2.000 pasien dengan kanker payudara triple-negative stadium awal yang menjalani operasi dengan atau tanpa terapi radiasi tetapi tidak mendapatkan kemoterapi. Pasien-pasien ini dipantau selama rata-rata 18 tahun.
Lima tahun setelah operasi, 95% pasien dengan tingkat TILs tinggi masih hidup, dibandingkan dengan 82% pasien di mana tumor mereka memiliki tingkat TILs rendah. Demikian temuan para peneliti menunjukkan.
Lebih lanjut, tingkat kambuh kanker payudara jauh lebih rendah di antara mereka dengan tingkat TILs tinggi.
"Hasil penelitian ini dapat mengarah pada rekomendasi untuk menyertakan TILs dalam laporan patologi kanker payudara stadium awal [triple-negative] di seluruh dunia, karena memiliki potensi untuk memberi informasi kepada dokter dan pasien ketika mereka perlu memastikan opsi perawatan," kata, Dr. Roberto Salgado, yang juga co-chair dari International Immuno-Oncology Biomarker Working Group.
Lebih lanjut, para peneliti menambahkan bahwa mencari TILs mudah dan murah. Seorang patolog dapat memeriksa tingkat TILs seseorang dengan hanya memeriksa biopsi tumor payudara di bawah mikroskop.
Karena kanker payudara triple-negative lebih sulit untuk diobati, sebagian besar orang dengan tumor stadium awal menjalani kemoterapi sebelum atau setelah operasi. Banyak yang menerima beberapa obat kemoterapi, yang dapat menyebabkan efek samping serius.
Saat ini, para dokter mempertimbangkan ukuran tumor dan apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketika mereka memutuskan apakah seorang pasien memerlukan kemoterapi, simpul tim peneliti.
Para peneliti berencana untuk melakukan uji klinis apakah TILs nantinya dapat digunakan sebagai penanda untuk menilai perlu tidaknya dilakukan kemoterapi pada pasien kanker.***
Sumber: United Press International
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.