Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Polusi Cahaya dan Polusi Udara Tingkatkan Risiko Stroke

Info Sehat | Wednesday, 27 Mar 2024, 04:44 WIB
Stroke terjadi saat pembuluh darah di otak pecah atau ketika terjadi penyumbatan pada suplai darah ke otak. Gambar ilustrasi: Bailey Mariner via healthline.com.

CAHAYA terang di kota-kota besar mungkin tampak menarik, namun hal ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke. Hal tersebut diungkap sebuah hasil penelitian terbaru.

Menurut para peneliti, cahaya buatan yang terang dan menerangi malam hari tampaknya memengaruhi aliran darah ke otak sehingga membuat kemungkinan terkena stroke lebih besar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan tingkat paparan cahaya luar ruangan tertinggi pada malam hari memiliki peningkatan risiko penyakit sebesar 43% yang mempengaruhi pembuluh darah otak.

Ini termasuk penyumbatan arteri yang menghalangi suplai darah ke otak dan pendarahan ke otak, dua penyebab utama stroke.

“Kami menyarankan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah perkotaan, untuk mempertimbangkan mengurangi paparan tersebut untuk melindungi diri mereka dari potensi dampak berbahaya,” kata peneliti Jian-Bing Wang dari Fakultas Kedokteran Universitas Zhejiang di Hangzhou, Tiongkok.

Penggunaan cahaya buatan yang berlebihan telah mengakibatkan empat perlima populasi dunia hidup di lingkungan yang tercemar cahaya, kata para peneliti dalam catatan latar belakangnya.

Untuk penelitian ini, Wang dan timnya menganalisis data lebih dari 28.300 orang dewasa yang tinggal di Tiongkok, dan mengukur paparan cahaya malam di luar ruangan terhadap mereka menggunakan citra satelit yang memetakan polusi cahaya.

Selama enam tahun masa tindak lanjut dari tahun 2015 hingga 2021, para peneliti menemukan hampir 1.300 kasus penyakit pembuluh darah otak, termasuk 777 stroke yang disebabkan oleh penyumbatan arteri dan 133 stroke yang disebabkan oleh pendarahan di otak.

Para peneliti mencatat bahwa paparan cahaya terang secara terus menerus di malam hari dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mendorong tidur.

Oleh karena itu, cahaya mungkin berkontribusi terhadap risiko stroke dengan mengganggu kualitas tidur, kata para peneliti.

“Kita perlu mengembangkan kebijakan dan strategi pencegahan yang lebih efektif untuk mengurangi beban penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti polusi cahaya dan udara, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpadat dan paling tercemar di seluruh dunia,” kata Wang.

Selain polusi cahaya, para peneliti juga menemukan bahwa polusi udara meningkatkan risiko stroke.

Orang yang terpapar polusi partikulat tertinggi di udara – yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar, debu, atau asap – memiliki peningkatan risiko stroke sebesar 41% hingga 50% dibandingkan dengan mereka yang paling sedikit terpapar.

Emisi nitrogen oksida dari lalu lintas dan pembangkit listrik industri meningkatkan risiko stroke sebesar 31% pada mereka yang paling banyak terpapar, tambah para peneliti.***

Sumber: United Press International

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image