Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

10 Sumber Hikmah yang Mungkin Perlu Kita Pahami

Humaniora | Sunday, 24 Mar 2024, 22:47 WIB
Sumber gambar: Freepik

Pikiran Orang Bijak

Kebijaksanaan adalah kekuatan manusia yang mengarah pada kesejahteraan dan pertumbuhan. Kebijaksanaan dapat didefinisikan sebagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan masyarakat. Orang-orang yang berada pada jalur pembangunan menuju kebijaksanaan termotivasi untuk mencapai kebaikan bersama, dibandingkan mengoptimalkan keuntungan pribadi.

1. Keterbukaan pikiran. Keterbukaan dianggap sebagai ciri khas kepribadian individu yang bijaksana. Keterbukaan adalah berpikir secara hati-hati dan menyeluruh ketika kita menghadapi informasi yang mungkin menantang pengetahuan atau keyakinan kita sebelumnya. Keterbukaan terhadap pengalaman menyiratkan rasa ingin tahu, imajinasi, wawasan, dan minat dalam berbagai perspektif. Berfokus hanya pada apa yang telah kita ketahui dapat membatasi kemampuan kita untuk berpikir lebih luas.

2. Empati. Orang bijak mempunyai kemampuan untuk melihat sudut pandang orang lain. Mereka mempunyai kepedulian yang mendalam terhadap kesejahteraan orang lain dan kebaikan umat manusia.

3. Refleksi diri. Refleksi diri adalah aspek penting dari kebijaksanaan dan pertumbuhan pribadi. Individu yang sangat reflektif bersedia dan mampu mempertanyakan pandangan dan perilaku mereka sendiri, tanpa bersikap defensif, karena mereka bertujuan untuk belajar dari pengalaman. Refleksi membantu individu lebih memahami apa yang mereka ketahui dan tidak ketahui seiring mereka mengembangkan pengetahuannya.

4. Pendekatan yang seimbang. Individu yang bijaksana akan dengan terampil menyeimbangkan kepentingannya sendiri dan kepentingan orang lain untuk mencapai kebaikan bersama. Agar suatu keputusan menjadi bijaksana, keputusan tersebut harus mempertimbangkan beragam kepentingan dan berupaya mencapai kebaikan bersama.

5. Mengelola ketidakpastian. Orang-orang yang sangat bijaksana telah belajar dari pengalaman betapa kehidupan bisa jadi tidak menentu dan tidak dapat dikendalikan. Mereka telah belajar untuk memercayai kekuatan mereka sendiri untuk menghadapi apa pun yang terjadi.

6. Hikmah dalam menua. Seiring bertambahnya usia, mereka menjadi kurang fokus pada ego dan lebih terhubung dengan orang lain dan dunia pada umumnya. Menjadi lebih sadar akan kematian membuat kita mengevaluasi kembali apa yang sebenarnya penting dalam hidup dan menemukan sumber harga diri eksternal, seperti ketenaran dan uang, yang kurang bermanfaat dibandingkan pencarian intrinsik.

7. Kebijaksanaan berkembang melalui penguasaan krisis. Orang bijak mampu menerapkan pelajaran hidup berharga yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dalam menghadapi kesulitan ketika dihadapkan pada krisis dan hambatan dalam hidup mereka.

8. Melihat gambaran yang lebih besar. Orang bijak tidak dipandu oleh tujuan-tujuan langsung dari tindakannya, melainkan tujuan akhir dari keseluruhan hidupnya. Perspektif yang lebih luas memudahkan kita mengesampingkan detail yang rumit dan fokus pada hal yang tampaknya paling penting.

9. Tujuan. Memiliki kesadaran akan arah atau tujuan (tujuan yang bermakna bagi diri sendiri dan orang lain) merupakan kontributor penting bagi pengembangan kebijaksanaan. Tujuan hidup dikaitkan dengan stabilitas emosional dan ketahanan selama peristiwa kehidupan yang rentan dan penuh tekanan.

10. Regulasi emosi. Stabilitas emosional adalah komponen penting dari kebijaksanaan. Regulasi emosi adalah kemampuan untuk mengatur emosi (misalnya ketika dihadapkan pada peristiwa yang bermuatan emosi) dengan cara yang membantu kita mencapai kemajuan dalam mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya, humor dapat digunakan untuk memperkuat ikatan emosional dengan orang lain atau menurunkan emosi negatif.

Singkatnya, kebijaksanaan menyediakan sumber daya batin untuk menghadapi kesulitan dan permasalahan. Kebijaksanaan memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan hidup dengan memahami dan menerima diri sendiri, orang lain, dan dunia secara menyeluruh.

***

Solo, Minggu, 24 Maret 2024. 10:35 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image