Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Indera Penciuman Kita Mungkin Turut Mengendalikan Tekanan Darah

Iptek | Sunday, 24 Mar 2024, 12:18 WIB
Tekanan darah perlu rutin diperiksa. Foto: Shutterstock via nbcnews.com.

TIM peneliti di Johns Hopkins Medicine, Baltimore, Amerika Serikat, telah membuat penemuan luar biasa yang dapat mengubah cara kita berpikir tentang bau sebagai metrik kesehatan yang penting untuk tekanan darah.

Dalam konteks ini, penciuman Anda mungkin diam-diam berfungsi ganda sebagai pemain kunci dalam mengatur tekanan darah Anda.

Seperti kita ketahui, hidung kita dipenuhi dengan sensor khusus yang dikenal sebagai reseptor penciuman. Begitulah cara kita menangkap bau yang tak terhitung jumlahnya di sekitar kita. Tapi apakah reseptornya hanya terletak di hidung kita?

Reseptor spesifik, yang disebut Olfr558, ditemukan di tempat yang tidak terduga -- terletak di dalam pembuluh darah dan sel pembuat hormon khusus di ginjal. Ginjal memainkan peran sentral dalam mengendalikan tekanan darah, jadi penempatan yang tidak biasa ini langsung menjadi teka-teki.

Mengapa “sensor bau” bisa mendeteksi sistem tekanan darah kita? Hal itulah yang ingin dicari tahu oleh tim peneliti.

Semua jenis kelamin memiliki tekanan darah yang berbeda. Sebelum menopause, wanita biasanya memiliki tekanan darah sekitar 10 poin lebih rendah dibandingkan pria. Meskipun para ilmuwan percaya bahwa hormon seks berkontribusi terhadap perbedaan ini, teka-teki biologis lengkap masih belum terpecahkan.

“Meskipun terdapat perbedaan tekanan darah antara wanita dan pria, sebagian besar pedoman klinis memiliki ambang batas pengobatan yang sama,” kata Dr. Jennifer Pluznick, profesor fisiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, seperti dikutip earth.com.

Tim peneliti memutuskan untuk menyelidiki apakah reseptor penciuman Olfr558 berperan dalam misteri tekanan darah berbasis jenis kelamin ini.

Lewat penelitian diketahui tikus jantan yang memakai reseptor Olfr558 secara alami memiliki tekanan darah lebih tinggi dibandingkan tikus betina. Namun, ketika mereka menggunakan tikus yang direkayasa secara genetik untuk kekurangan Olfr558, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Para ilmuwan kemudian menyelidiki database besar informasi genetik manusia. Orang dengan variasi langka pada reseptor penciuman Olfr558 versi manusia, yang dikenal sebagai OR51E1, juga tidak memiliki perbedaan tekanan darah antara jenis kelamin (bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun).

“Melihat lebih dekat pada dasar ilmiah dan mendasar mengenai perbedaan tekanan darah berdasarkan jenis kelamin pada akhirnya dapat membantu dokter memikirkan pengobatan tekanan darah dengan cara baru,” kata Pluznick.

Selain itu, para peneliti masih perlu menentukan dengan tepat bagaimana reseptor Olfr558 mempengaruhi sistem vital ini. “Pekerjaan kami belum mengidentifikasi jalur sinyal molekuler langsung,” lanjut Pluznick.

“Sensor bau” ini dapat mengarah pada pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi). Ini bisa berarti pengobatan yang sangat personal, bahkan mungkin melibatkan sesuatu yang mengaktifkan hidung kita bersamaan dengan pengobatan tradisional.

Meskipun hal tersebut masih merupakan mimpi yang mustahil, penemuan ini tentu saja membuka pintu terhadap kemungkinan-kemungkinan menarik yang belum dieksplorasi oleh dunia medis.

Penelitian luar biasa ini menunjukkan kepada kita betapa rumit dan mengejutkannya tubuh kita. Sebuah sensor bau sederhana, yang dirancang untuk mengendus lingkungan kita, mungkin menyimpan rahasia dalam mengatur tekanan darah kita.

Hasil lengkap penelitian tentang hal ini dipublikasikan di jurnal Science Advances, baru-baru ini.***

—–

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image