Robot AI Bantu Petani Bunga Belanda Temukan Tulip Sakit
Iptek | 2024-03-23 10:20:05MESKI bekerja siang-malam, termasuk di akhir pekan, di ladang tulip, Belanda, Theo tidak pernah lelah atau mengeluh sakit otot.
Bagaimana ini mungkin?
Ternyata, Theo bukanlah manusia. Ia adalah robot kecerdasan buatan (AI). Ia ditugaskan mencari bunga yang sakit setiap musim semi.
Tugas ini mencegah penyebaran virus di antara tanaman berharga. Robot Theo mencari umbi tulip yang bermasalah dan menghancurkannya jika perlu.
Seluruhnya, ada 45 robot seperti Theo yang bekerja di ladang tulip Belanda. Pekerjaan mereka menjadi penting ketika musim dingin berganti ke musim semi dan musim puncak semakin dekat. Orang-orang datang dari seluruh dunia untuk melihat bunga berwarna-warni.
Keluarga Allan Visser telah menanam tulip selama tiga generasi. Ini adalah musim kedua dia memperkerjakan robot. Dia mengatakan ongkosnya sangat mahal, sama dengan mobil sport -- sekitar $200,000. Di masa lalu, para petani kawakan akan berjalan di ladang mencari bunga tulip yang menunjukkan tanda-tanda penyakit.
“Saya lebih memilih robot karena mobil sport tidak bisa mencari bunga tulip yang sakit dari ladang kami,” ujarnya. “Ya, memang mahal, tapi semakin sedikit orang yang benar-benar bisa melihat bunga tulip yang sakit.”
Robot Theo telah dilatih untuk melihat tanaman yang sakit. Garis-garis merah muncul pada daun tanaman yang terinfeksi. Robot-robot tersebut bergerak melintasi ladang dengan gerak lambat -- sekitar satu kilometer per jam -- mencari bunga tulip yang sakit.
Visser menyebut pekerjaan tersebut sebagai “pertanian presisi” saat dia menjelaskan cara kerja robot. Dia mengatakan robot tersebut memiliki kamera dan mengambil ribuan foto bunga tulip. Perangkat lunak AI mempertimbangkan foto-foto tersebut dan memutuskan tulip mana yang perlu dimatikan.
“Robot telah belajar mengenali dan mengobatinya,” kata Visser.
Erik de Jong, direktur pelaksana H2L Robotics, perusahaan yang membuat robot, mengatakan robot-robot tersebut menggunakan koordinat GPS untuk memastikan mereka mematikan tulip yang benar di antara banyak tulip di ladang.
Dia mengatakan semua pengetahuan yang mereka gunakan dalam program komputer yang menginformasikan robot berasal dari petani tulip.
Van der Voort pensiun setelah 52 tahun mencari bunga yang sakit di ladangnya.
“Ini luar biasa,” katanya. “Robot itu mampu melihat sama seperti yang saya lihat.”***
Sumber: Associated Press, Voice of America
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.