Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Perluasan Penyeberangan Darat Dibutuhkan untuk Cegah Kelaparan di Gaza

Info Sehat | 2024-03-23 09:55:10
Warga Gaza mengantre makanan. Foto: Fatima Shbair/AP via euronews.com.

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Kamis (21/3/2024) hanya langkah perluasan penyeberangan darat ke Gaza yang dapat membantu mencegah kelaparan di daerah kantong Palestina yang padat penduduknya.

Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, anak-anak sekarat akibat dampak malnutrisi dan penyakit, serta kurangnya air dan sanitasi yang memadai.

“Masa depan seluruh generasi berada dalam bahaya serius,” katanya.

Perang selama lima bulan telah menciptakan kekurangan pangan yang parah di antara 2,3 juta warga Palestina di Gaza yang di beberapa daerah kini melebihi tingkat kelaparan, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Upaya baru-baru ini untuk mengirimkan makanan melalui udara dan laut disambut baik, namun hanya perluasan penyeberangan darat yang akan memungkinkan pengiriman dalam skala besar untuk mencegah kelaparan,” tegas Tedros.

“Sekali lagi, kami meminta Israel untuk membuka lebih banyak penyeberangan dan mempercepat masuk dan pengiriman air, makanan, pasokan medis dan bantuan kemanusiaan lainnya ke dalam dan di dalam Gaza,” sambungnya.

Badan-badan bantuan PBB mengatakan “hambatan besar” untuk menyalurkan bantuan ke utara Gaza hanya akan diatasi dengan gencatan senjata dan pembukaan perbatasan yang ditutup oleh Israel, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober.

Tedros mengatakan permintaan WHO untuk mengirimkan pasokan ke wilayah kantong Palestina sering kali diblokir atau ditolak.

Di sisi lain, Israel mengatakan pihaknya tidak membatasi bantuan kemanusiaan untuk Gaza dan menyalahkan lambatnya pengiriman bantuan karena kurangnya kapasitas atau inefisiensi di antara badan-badan PBB.

Sebagian besar bantuan yang masuk ke Gaza melalui jalur darat dikirim oleh Israel di Kerem Shalom, sebuah stasiun bea cukai di titik perbatasan antara Mesir, Israel dan Gaza dan kemudian dibawa melalui kota Rafah di selatan, titik penyeberangan penumpang utama antara Mesir dan Gaza.

Setelah mengizinkan enam truk bantuan masuk ke Gaza utara melalui persimpangan di pagar keamanan pekan lalu, Israel mengatakan lebih banyak konvoi bantuan serupa akan menyusul serta pengiriman dari titik masuk lainnya.

Serangan Israel pada hari Kamis kemarin terfokus pada rumah sakit Al Shifa, satu-satunya fasilitas medis yang berfungsi sebagian di utara Jalur Gaza, untuk hari keempat. Tedros mengatakan WHO sangat prihatin dengan operasi militer Israel di dalam dan sekitar fasilitas tersebut.

“Rencana misi ke Al Shifa hari ini harus dibatalkan karena kurangnya keamanan. Sekali lagi, kami menyerukan agar layanan kesehatan dilindungi dan bukan dimiliterisasi,” sebut Tedros.***

Sumber: Reuters

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image